You Are My Soft Spot - Bab 6 Istri Keponakan dan Istri kan Hanya Beda Satu Kata Saja

Baru saja Tiffany berjalan sampai ke pinggiran jalan, tubuhnya langsung ditarik dengan keras oleh seseorang dari belakangnya, kemudian, hidungnya menabrak pada sebuah dada yang sangat kekar, ia langsung memegangi hidungnya itu, sakit sekali rasanya!

Taylor menggenggam tangannya erat-erat, lalu berkata dengan galak, "Dasar, apa kau tahu apa yang sedang kau lakukan?"

Suara Taylor mengiang-ngiang di telinga Tiffany, Tiffany segera mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Taylor, ia sama sekali tidak mengerti mengapa wajah Taylor terlihat sangat marah, Tiffany merasa sedikit takut dengan tampang Taylor itu, dengan terbata-bata ia berkata, "Ten...... Tentu saja aku tahu."

Taylor menatap Tiffany, Tiffany memiliki sepasang mata yang sangat besar dan indah, tapi karena baru saja menangis, matanya bengkak sampai terlihat sangat sipit, namun masih melotot ke arahnya dengan sangat lucu, Taylor pun berkata, "Kalau begitu katakan, apa yang ingin kau lakukan?"

Tiffany mengulurkan tangannya, menunjuk ke arah cincin berlian yang ada di tengah jalan, katanya, "Tadi waktu aku melepaskan cincinku, cincinku jatuh ke tengah jalan, aku ingin mengambilnya."

Taylor melihat ke arah yang ditunjuk Tiffany, ternyata memang ada sebuah cincin berlian yang tergeletak di tengah jalan. Ia memandangi cincin berlian itu dalam-dalam, seketika ia merasa tindakannya yang sangat tergesa-gesa tadi sungguh memalukan.

Ia mengira Tiffany tak ingin hidup lagi, tapi ternyata ia hanya ingin mengambil cincin sialan itu!

Ini pertama kalinya Taylor peduli pada orang lain, tapi ternyata malah salah sangka, ia merasa sedikit kesal, perasaannya saat ini benar-benar tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ia tak berkata apa-apa dan langsung pergi dari situ.

Tiffany tetap diam di tempat dengan bingung, ia melihat bayangan Taylor yang pergi dengan kesalnya, dalam hati ia berpikir, Taylor kelihatan sedang marah, sepertinya tadi ia juga tidak mengatakan apa-apa yang bisa membuatnya marah kan.

Namun kebingungan Tiffany itu hanya berlangsung sejenak, setelah itu ia mengalihkan perhatiannya lagi pada cincin berlian yang ada di tengah jalan itu, cincin berlian itu kelihatannya lumayan mahal, sayang kalau dibuang, kalau dijual seharusnya bisa mendapat uang yang lumayan banyak.

Taylor kembali ke mobilnya dengan kesal, Budi sang supir pun segera membuka pintu belakang mobilnya, melihat ekspresi wajah majikannya yang terlihat tak biasa itu, ia pun berkata, "CEO Shen, Nona Kedua Keluarga Song tidak apa-apa kan?"

"Budi, sejak kapan kau mulai peduli padanya?" kata Taylor dengan tatapan mata yang tajam, lalu ia pun membungkukkan badannya dan masuk ke dalam mobil.

Dengan bercanda, Budi berkata, "Bukankah dia itu istri keponakanmu? Kalau Anda tidak berbuat apa-apa dan terjadi apa-apa padanya, apa yang harus Anda katakan pada keluarga Anda?"

Taylor tersenyum dingin, "Kau juga tahu kan dia itu istri keponakanku, bukan istriku, untuk apa aku peduli padanya?"

Budi membalasnya lagi, "Istri keponakan dan istri kan hanya beda satu kata saja......"

Belum saja Budi selesai bicara, tiba-tiba ia merasa situasi dalam mobil itu berubah sangat aneh, ia pun langsung menutup mulutnya dan naik ke dalam mobil, lalu menyalakan mobilnya dan pergi dari situ. Memang Taylor biasanya terlihat sangat elegan dan sopan, namun kalau dia sudah marah, ia bisa menerkam orang hidup-hidup tanpa ada tulang yang tersisa.

Sorotan mata Taylor tiba-tiba mengarah pada spion mobilnya tanpa terkendali, saat ia melihat Tiffany berjalan ke tengah jalan tanpa mempedulikan keselamatannya sendiri, hatinya terasa sangat kesal. Ia pun menutup gorden kaca mobilnya, tak ingin melihatnya lagi.

Setelah Tiffany mengambil cincinnya, ia pun memanggil sebuah taksi dan pergi menuju kantor. Sesampainya di kantor, Sally yang melihat kedua mata merahnya pun terkejut dan bertanya, "Kak Tiffany, matamu kenapa?"

Tiffany mengibas-kibaskan tangannya, menandakan kalau dia tidak apa-apa, "Sally, apa Tuan He sudah sampai?"

"Sudah, ia menunggumu di ruang rapat." kata Sally.

Tiffany pun membuka pintu ruangannya dan berjalan masuk ke dalam, ia berjalan ke meja kerjanya dan mengambil sebuah dokumen, lalu ia berikan pada Sally, "Sally, fotokopi kontrak perjanjian ini tiga kali, lalu antarkan ke raung rapat, beritahu Tuan He, aku akan segera ke sana."

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu