You Are My Soft Spot - Bab 412 Ada Seseorang Punya Niat Jahat (2)

“Aku pun tidak tahu. Taylor Shen sudah panik sampai tidak bisa menjelaskan dengan baik.” James He berupaya keras untuk tetap tenang. Adiknya itu baru mendapatkan kebahagiaan dengan tidak mudah, mengapa sekarang langsung didatangi masalah?

Raut wajah Erin memuram. Kalau Taylor Shen yang tidak mudah panik saja sekarang sudah tidak bisa bicara baik-baik, maka seberapa serius sesuatu yang dialami Vero He? Ia memilih menyimpan pemikiran ini dalam hati tanpa melontarkannya. Setibanya mereka berdua di bandara, Thomas Ji sudah menunggui.

Si asisten menyerahkan dua paspor dan dua tiket perjalanan ke James He dengan sigap. Pesaawat akan berlepas setengah jam lagi, sementara audio pengumuman bandara sudah mengingatkan mereka untuk masuk pesawat. Sebelum berpisah, si pria berpesan pada Thomas Ji: “Selama aku tidak di Kota Tong, teruslah bersikap waspada. Kalau kamu menemukan masalah yang tidak bisa kamu selesaikan sendiri, segera hubungi aku.”

“Baik, CEO He,” angguk si asisten.

James He menggandeng Erin melewati berbagai prosedur bandara, lalu mereka pun masuk pesawat. Perjalanan belasan jam yang akan segera ditempuh jelas membuat mereka sangat menderita. Erin menoleh ke James He, yang berwajah sangat tegang, dan menenangkan dengan suara lembut: “James He, jangan khawatir. Nona He tidak akan kenapa-kenapa.”

Si pria menoleh ke wajah Erin yang sama khawatirnya. Jelas-jelas ia sudah khawatir sampai mau gerak terus begini, kok bisa-bisanya masih ditenangkan sih? Dasar wanita ini! Ia mendekap si wanita dan berkata serak, “Penerbangan masih sangat panjang. Kamu pejamkan mata dan tidur saja, nanti kalau sudah sampai aku bangunkan kamu.”

“Aku kesulitan tidur.” Hati Erin lagi terganjal banyak masalah dan yang paling ia khawatirkan adalah bosnya sendiri, siapa lagi kalau bukan Vero He. Taylor Shen dan Vero He berangkat dari Kota Tong dengan baik-baik saja, mengapa di sana malah kena masalah serius?

Waktu meletakkan dagu di kepala Erin, James he tiba-tiba teringat semua perkataan Bibi Yun. Si bibi punya satu kelebihan dan satu kelemahan. Kelebihannya adalah setia pada janji, sementara kelemahannya adalah keras kepala. Sialnya, kedua hal ini sama-sama menghalangi rencana pernikahannya dengan Erin.

Ia harus bagaimana ini?

Menyerah? Tidak, dia tidak mampu menyerah. Kalau begitu, ia harus membuat Bibi Yun menghadapi situasi yang memaksanya berkompromi, misalnya…… James He menatap perut datar Erin lekat-lekat. Kalau wanita ini mengandung anaknya, bukankah Bibi Yun terpaksa mengalah?

Si wanita sibuk mengkhawatirkan Vero He, jadi tidak menyadari si pria lagi menatap tubuhnya.

Pesawat mendarat dengan selamat di bandara Paris. Matahari baru mulai terbit, jadi seluruh penjuru kota disinari oleh cahaya kemerahan yang sangat indah. James He membopong Erin turun dari pesawat. Sekeluarnya dari bandara, mereka sudah ditunggu oleh mobil yang berjaga daritadi.

Sejak dibawa kembali dari Provence oleh Taylor Shen, Vero He berubah jadi aneh. Ia terlihat tidak berenergi pada pagi, siang, dan sore, lalu malamnya suka berjalan sambil tidur. Pada suatu malam, si pria menjumpai si wanita melakukan itu sembari membawa pisau dan nyaris melukai dirinya sendiri.

Keesokan harinya, Vero He sama sekali tidak ingat apa yang terjadi semalam. Ia hanya bilang bahwa ada orang yang memasangkan lagu “The Phantom of the Opera” persis di sebelah telinganya. Anehnya, Taylor Shen yang terus ada di sebelahnya tidak mendengar lagu itu sama sekali.

Si pria lalu pergi berkonsultasi dengan psikiater. Tanggapan dari si psikiater adalah Vero He sebelumnya mungkin pernah dihipnotis dengan parah, jadi pada waktu-waktu tertentu efek hipnotis ini kembali aktif.

Tetapi, Karry Lian sudah matii. Orang-orang yang berkaitan dengan si wanita sudah Taylor Shen bunuh, siapa lagi yang berani menghipnotisnya coba?

Taylor Shen sepanjang malam tidak berani tidur, juga tidak berani mengikat Vero He. Ketika berkunjung ke Kota Kecil Luoshui dulu, ia tahu istrinya itu pernah diikat dan disiksa oleh Karry Lian. Ia takut mengikatnya kembali bisa membuat penyakitnya jadi bertambah parah.

Bagaimana pun juga, tenaga Taylor Shen ada batasnya. Sekali pun ia berencana untuk terus sadar, ia pada akhirnya tidak sengaja tertidur. Konsekuensinya sangat serius, yakni asisten rumah asal Filipina dilukai oleh Vero He.

Ketika mendeskripsikan adegan si bos wanita melukainya, si asisten rumah masih sangat ketakutan. Tidak peduli seberapa besar gajinya bakal dinaikkan Taylor Shen, ia tetap tidak mau lanjut kerja di tempat mereka. Pada akhirnya, Taylor Shen kembali mendatangkan beberapa asisten rumah yang sama-sama berasal dari Filipina. Mereka bernasib serupa, semuanya dilukai oleh Vero He.

Si pria membayar biaya pengobatan mereka yang luar biasa besar, lalu membayar biaya “tutup mulut” juga. Sungguh, ia lama-lama stres lahir dan batin……

Begitu datang ke Prancis dan menjumpai Taylor Shen dengan tubuh yang kurus drastis, Jordan Bo merasa ganjil. Logikanya, dua orang yang lagi bulan madu seharusnya tambah gemuk karena bahagia. Eh, ini yang dilihatnya dari wajah si sahabat kok hanya kekecewaan?

Setelah berbincang sejenak, Jordan Bo baru tahu Vero He menderita penyakit aneh yang bahkan tidak dipahami oleh psikiater. Malam itu juga ia tinggal di vila mereka, lalu dilukai Vero He.

Ini semua sungguh aneh. Sejak Vero He mulai begini, Taylor Shen langsung menyembunyikan semua barang rumah yang berpotensi melukai orang lain. Tetapi, si wanita selalu berhasil saja menemukannya. Lama-kelamaan, tetangga sekitar mulai dengar desas-desus soal ini.

Khawatir gosip-gosip para tetangga membuat Vero He makin terbebani, Taylor Shen membeli sebuah vila tunggal di sisi laut. Ia membawa istri barunya itu pindah ke sana.

Awal-awal, penyakit Vero He membaik dan tidak kambuh. Ketika Taylor Shen menurunkan tingkat kewaspadaannya, dalam beberapa hari si wanita kembali macam-macam lagi!

James He dan Erin tiba di vila pinggir laut. Melihat kedua pengantin baru sama-sama mengurus, mereka berdua sungguh terkejut. Begitu mendengar penjelasan Taylor Shen, mereka berdua bertatap-tatapan dengan semakin merasa janggal. Jordan Bo bertanya dengan wajah serius: “Di mana Vero He pertama kali sakit?”

“Di Provence. Dia terbangun pada suatu malam, lalu aku tidak mengawasinya karena mengira dia hanya pergi ke toilet. Ketika aku terbangun setelah lanjut tidur lagi, dia ternyata masih belum kembali. Aku mencarinya ke segala penjuru vila, namun hasilnya nihil. Setelah minta bantuan tetangga, kami baru menemukannya saat hari sudah terang. Dia ternyata tidur di ladang bunga lavender dengan sangat nyenyak. Ketika dia terbangun setelah dikembalikan ke ranjang, waktu aku tanya apakah dia ingat semalam pergi ke mana, dia tertawa dan bilang ada di ranjang semalaman. Aku langsung menyadari penyakitnya ini serius.”

Jiwa Taylor Shen sangat gelisah. Wajah tampannya yang biasa putih bersih kini terlihat sangat tidak bersemangat. Begitu melihat Vero He yang tertidur lelap di sofa, tatapannya bertambah pilu dan putus asa.

Hati Erin berdesir. Mengapa hidup pasangan ini sangat pahit? Jelas-jelas mereka sudah bersatu, langit masih tidak memuluskan jalan mereka.

Mendengar penuturan Taylor Shen, James He bertanya: “Jadi kamu mau bilang Vero He sama sekali tidak menyadari tingkahnya sendiri?”

“Setelah melukai beberapa asisten rumah, dia akhirnya sadar juga. Itu karena keesokan paginya dia melihat ada darah di tangannya. Vero He saat itu ketakutan setengah mati, bahkan sampai tidak berani tidur. Aku sudah mengundang seorang psikiater terkenal untuk mendalami keadaannya, namun si psikiater tidak berhasil membantu secara signifikan.”

James He mengernyitkan alis, lalu ikut Taylor Shen menatap Vero He. Tubuh si adik, yang pada mulanya memang tidak berisi, kini hanya bersisa tulang dan sedikit kulit. Pemandangan ini sungguh memilukan……

“Biasanya, kondisi terhipnotis seseorang yang habis dihipnotis tidak bakal kambuh kalau tidak berinteraksi lagi dengan si penghipnotis. Yang kamu bilang dia berhalusinasi mendengar sesuatu, bisa jadi lagu itu yang tersimpan di dalam memorinya. Pada malam hari ketika suasana sangat sunyi, lagu itu bakal kembali terdengar dan mempengaruhinya buat melakukan yang macam-macam,” analisa James He.

“Aku juga mencurigai kemungkinan ini, makanya tiap malam sebelum tidur aku selalu memutarkan lagu-lagu yang rileks dan menyenangkan buatnya. Tetapi, cara ini sama sekali tidak berefek dalam meredakan penyakitnya. Seorang psikiater saja sampai dibuat bingung dengan ini.” Taylor Shen belum pernah menghadapi situasi seabsurd ini. Tiap kali melihat Vero He menderita, ia sungguh ingin menggantikannya!

Erin duduk di kursi sebelah. Ia mengamati mata bos wanitanya yang cekung. Dia sama sekali tidak terlihat seperti wanita cantik yang meninggalkan Kota Tong dengan bahagia.

Mendengarkan percakapan Taylor Shen dan James He, ia tiba-tiba terpikir sesuatu. Ia pindah tempat duduk ke sebelah kekasihnya dan bertanya dengan berani, “Kalau tidak bisa dijelaskan dari sudut pandang psikologi, apa sudut pandang kedokteran dan teknologi bisa membawa titik terang?”

James He dan Taylor Shen sama-sama mengamatinya. Pria pertama lalu mengangguk untuk mendukungnya lanjut bicara, “Aku tidak tahu kalian suka menonton tentang sains atau tidak. Di dalam film-film semacam itu, ada sejenis chip yang bisa dimasukkan ke hippocampus otak manusia. Chip itu bisa menggantikan otak besar dari orang tersebut, juga bisa mengirimkan perintah buatnya. Bisa jadi, lagu yang Nona He dengar namun Tuan Shen tidak bersumber dari chip itu.”

Analisa ini sangat futuristik, namun entah mengapa terasa cukup cocok dengan situasi sekarang. Tetapi, masalah kembali timbul, “Kepala Tiffany Song tidak ada luka sama sekali, jadi tidak mungkin bisa ada chip di hippocampus-nya.”

“Belum tentu. Setahu aku, di Amerika sudah ada teknologi untuk memasukkan chip tanpa harus melukai kepala. Teknologi ini cukup berhasil, bahkan orang yang berhasil dimasukkan chip mampu merajai dunia bisnis di sana dengan mengandalkan ingatannya yang sangat kuat. Masalahnya, teknologi ini hampir tidak boleh digunakan di tubuh orang biasa, sebab semua kemampuan mengingat sesorang akan rusak kalau proses pemasangannya gagal. Itu bisa membuatnya lupa semua ingatan,” urai si wanita. Ia berharap tebakannya ini keliru. Kalau di hippocampus Vero He benar-benar ada chip, maka proses pengeluarannya bisa melukai otak si bos wanita. Bila itu terjadi, situasi akan jadi berlipat-lipat lebih kacau!

Taylor Shen tidak hobi menonton film sains, namun ia tahu bahwa pencapaian Amerika dalam dunia teknologi semacam ini sama sekali tidak boleh diremehkan. Teknologi-teknologi semacam ini memang nyata dan ada, tetapi bagaimana bisa bersentuhan dengan Vero He coba?

Erin bertutur pada Taylor Shen: “Ini hanya tebakanku saja. Apakah Nona He benar-benar dipasangkan chip atau tidak, kita hanya bisa mengetahuinya lewat CT Scan.”

James He bangkit berdiri dan menghampiri Vero He. Ia sungguh iba melihat kondisinya sekarang. Si kakak menggapai tangan adiknya dan berkata dengan penuh rasa bersalah: “Maaf, Vero He, kakak gagal menjagamu dengan baik.”

Taylor Shen mengamati adegan singkat sepasang kakak-adik itu, lalu lanjut bicara dengan Erin: “Vero He adalah orang biasa, Karry Lian juga hampir tidak mungkin punya akses ke penemuan-penemuan terbaru dunia sains Amerika. Bagiku, kemungkinan adanya chip yang dipasangkan dalam hippocampus-nya sangat kecil. Aku masih percaya ini hanya penyakit psikologis saja. Semakin bahagia, Vero He akan semakin gelisah, lalu halusinasi telinga dan matanya pun muncul.”

Si asisten Vero He mengangguk, “Asumsimu juga masuk akal. Meski yang barusan aku bilang terdengar agak mengada-ngada, namun kemungkinannya masih sangat terbuka.”

“Vero He terus tinggal di Kota Kecil Luoshui, Karry Lian pun tidak pernah membawanya ke Amerika, jadi dia tidak mungkin bersentuhan dengan hal-hal absurd semacam ini. Lagipula, penemuan sebesar dan seagung itu kalau hanya digunakan untuk menyakiti Vero He seorang kok rasa-rasanya tidak penting sekali ya.” Daripada membayangkan kemungkinan ini, Taylor Shen lebih memilih buat menganggap penyakit Vero He dipicu murni karena kegelisahan hatinya.

Ketika Erin mau bicara lagi, ia diberi kode mata untuk berhenti oleh James He. Si pria menegahi diskusi: “Tidak peduli bagaimana, Vero He harus segera dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pengecekan medis. Yang dikatakan Erin barusan sangat fantastik, tetapi mungkin-mungkin saja Vero He bersentuhan dengan semua itu. Jangan lupa, selain merupakan peretas, Tom juga seorang peneliti sains ternama.”

Kalimat terakhir menghantam kepercayaan diri Taylor Shen dengan telak. Tom jauh lebih lihai dari kakaknya, Jason. Waktu dia menyekap Vero He dulu, Taylor Shen seharusnya membunuh dia sekalian biar tidak terus menganggu kehidupan mereka bareng Karry Lian.

Gila, dari permusuhan dirinya dengan pihak mereka, yang paling menderita adalah Vero He……

“Taylor Shen, antarlah dia untuk dicek. Setelah punya laporannya, kita baru bisa mengobatinya dengan tepat.” James He juga tidak mau mempercayai kemungkinan hippocampus Vero He dipasangi chip, sebab bagiamana pun juga ini sangat tidak realistis. Tetapi, mana sih kejadian yang menimpa Vero He yang realistis?

Matahari sedang mulai terbenam ketika Vero He akhirnya bangun. Ia mengucek-ngucek mata dan langsung melihat lautan yang berwarna kekuningan. Pemandangan itu sangat menggugah jiwa.

Sekali pun tiap hari melihat pemandangan ini, si wanita tetap merasa terpesona. Waktu ia menoleh dan mencari Taylor Shen, ia malah melihat sosok James He menghampirinya. Si wanita bertanya dengan kaget sekaligus gembira, “Kakak, kok kamu bisa datang kemari?”

James He mengangguk sambil meledek: “Ada orang yang keasyikan liburan sampai melupakan aku, jadi aku kemari buat menjenguknya deh. Kamu apa kabar?”

Si kakak duduk di sebelah si adik. Mata wanita di dekatnya ini berbinar dan tidak mirip orang sakit, namun ia tetap merasa iba padanya.

“Oke-oke kok.” Vero He memalingkan kepala dengan canggung. Ia sebenarnya dari awal memang sudah ingin pulang. Alasannya, Jacob Shen terus menelepon dan bertanya kapan mereka pulang sambil protes. Anak itu bahkan juga sempat tanya apakah mereka tidak menginginkannya lagi.

Hati Vero He berdesir ketika ditanya begitu, sayang sekali kondisi tubuhnya tidak mengizinkan dia buat pulang. Ia sudah melukai asisten-asisten rumah asal Filipina dan Jordan Bo. Kalau sampai dia melukai Jacob Shen juga, ia pasti akan merasa bersalah seumur hidup

James He membuang nafas pasrah. Sudah sakit sampai begini rupa, dia masih saja menampilkan diri dalam kondisi baik. Si pria mengelus rambutnya dengan kasihan, “Vero He, ayo ke rumah sakit dengan kakak.”

Si wanita tercengang dan mendongak, “Kakak, kamu sudah tahu?”

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu