You Are My Soft Spot - Bab 100 Aku Tidak Akan Memberikan Barang Yang Tidak Aku Inginkan (1)

Tiffany Song berdiri dan menatap ikatan berbentuk hati pada jerumbai berwarna tersebut,"Ikatan berbentuk hati yang sangat menawan, nenek pasti sangat ahli," ia mengangkat tinggi jerumbai tersebut dan semakin jatuh cinta padanya.

Bernjamin Song juga menatap jerumbai berwarna tersebut. Ia kemudian berkata,"Pada saat nenek mengantarmu datang ke rumah Keluarga Song, nenek sudah mengidap katarak, ia sudah tidak bisa menjagamu lagi, sehingga ia mengantarkan dirimu kepada kami, Tiffany, aku yang sudah menyia-nyiakan kepercayaan nenek terhadap diriku, karena sudah tidak menjagamu dengan baik."

Tiffany Song mengambil jerumbai tersebut dan meletakkannya di dalam kotak perhiasan, ia kemudian mengangkat kepalanya dan menatap Benjamin Song, ia dapat mendengar perasaan bersalahnya, ia menggelengkan kepalanya dan berkata,"Ayah, aku sangat berterima kasih kamu sudah menjagaku selama ini, sudah memberikan sebuah keluarga yang utuh padaku, juga memberikan tempat bagiku untuk berlindung dari angin dan hujan."

"Anak yang baik. Kamu selalu sangat baik hati, baik hati hingga membuat ayah merasa malu. Setelah melalui berbagai maca masalah, aku akhirnya mengerti keadaan yang sebenarnya,"Benjamin Song langsung menganggukkan kepalanya dan matanya terlihat bergemilang. Ia melangkah maju dan memeluknya, lalu berkata,"Tiffany, maafkan ayah, jika kamu tidak bersedia untuk mengakuiku sebagai ayah, kembalilah ke rumah kedepannya nanti, supaya kita dapat membicarakan kesalahpahaman itu sesegera mungkin."

"Ayah,"Tiffany Song menahan perkataanya. Ia tidak dapat melanjutkan perkataannya lagi. Ia bukanlah manusia berhati besi, ia sudah hidup bersama mereka selama lebih dari dua puluh tahun, ia sudah menganggap mereka sebagai keluarganya yang paling penting sejak awal.

Benjamin Song menepuk punggungnya,"Anak baik, terima kasih, terima kasih."

Tiffany Song menghapus air matanya. Ia mengangkat kepalanya dan melihat Benjamin Song meneteskan air matanya, ia kemudian mengambil tisu dan menghapusnya, hatinya benar-benar bergemetar. Bernard Song mengambil tisunya, ia berpaling ke belakang seperti tidak ingin ia melihatnya melemah.

Ia menghapus air matanya dan kembali membalikkan badanya. Ia kemudian menatapnya dan berkata,"Sudahlah, jangan lagi menang, mulai saat ini, kita sekeluarga harus berbahagia, tidak peduli ada cobaan apapun nantinya, kita tetap tidak akan berpisah lagi."

Hidung Tiffany Song terasa perih, ia mengatakan mereka adalah sekeluarga, ia menganggukkan kepalanya,"Baiklah, kita adalah satu keluarga, Ayah."

Benjamin Song mengulurkan tangannya dan menghapus air matanya, lalu berkata,"Jangan lagi menangis, cepat lihat apa yang nenekmu tinggalkan untukmu."

Tiffany Song menghapus air mata yang berada di wajahnya, lalu mengambil foto-foto tersebut. Kotak perhiasan tersebut sudah diletakkan di lantai atas cukup lama dan melembab, banyak sekali foto yang sudah teroksidasi, sehingga tidak lagi terlihat terlalu jelas.

Hanya ada satu foto yang terlihat sangat jelas, foto tersebut menunjukkan nenek yang sedang duduk di bangku panjang, ada dua anak perempuan yang sedang berada di pangkuannya, mereka memiliki model rambut yang sama, memakai gaun bunga-bunga yang sama, sambil menunjukkan tangan pisau mereka, dan tersenyum sangat tulus ke arah kamera.

Salah satu anak perempuan tersebut menggantungkan jerumbai berwarna itu di dadanya, ia tahu bahwa itu adalah dirinya, namun, siapakah wanita yang satu lagi? Ia sepertinya lupa siapakan wanita ini.

"Ayah, siapakah anak perempuan ini?" Tiffany Song menunjuk anak perempuan tersebut dan bertanya kepada Benjamin Song.

Benjamin Song memiringkan tubuhnya dan melihat anak perempuan tersebut dengan teliti, lalu berkata,"Aku juga tidak tahu, aku tidak pernah menyentuh barang-barang yang ditinggalkan oleh nenekmu ini. Jika bukan karena aku harus membersihkan barang-barang di lantai atas hari ini, aku juga sepertinya sudah lupa keberadaan semua barang-barang ini."

TIffany Song menatap tajam foto tersebut, latar belakang foto tersebut adalah sebuah gedung yang terlihat seperti sebuah gereja, ada sebuah papan yang digantung, namun, ia tidak dapat melihat jelas tulisan tersebut karena foto tersebut sudah mulai mengabur.

Ia berkata,"Apakah nenek sebelumnya beragama Kristen?"

"Aku tidak pernah mendegar ibumu membicarakannya sebelumnya,"setelah Benjamin Song menikah dengan Callista Dong, mereka selalu saja sibuk oleh karena pekerjaan mereka, ia tidak terlalu memperhatikan Callista Dong, terlebih lagi keluarganya. Akhirnya, Callista Dong tidak ingin kesepian, dibawah kemarahannya, ia pun tidur bersama dengan teman perempuannya, Susan Liu, setelah satu bulan, Susan Liu akhirnya mengandung anaknya.

Satu tahun kemudian, Susan Liu datang sambil menggendong Lindsey Song datang, Callista Dong benar-benar sangat sedih saat itu, ia benar-benar tidak bersedia bercerai. Mereka pernah bertengkar hebat, Benjamin Song memperkosanya. Callista Dong akhirnya mengajukan perceraian, ia tidak ingin segalanya, dan pergi dengan bersih dari Keluarga Song.

Tiffany Song melihat-lihat foto-foto tersebut, hanya satu foto itu yang menampilkan anak perempuan tersebut, foto yang lainnya hanya berisi dirinya dengan neneknya. Ia meletakkan foto-foto tersebut, tidak tahu mengapa, ia tiba-tiba merasa sedikit pilu.

Anak perempuan itu mungkin saja merupakan teman kecilnya, jika neneknya tidak sakit, jika ia tidak diberikan pada Keluarga Song, mereka mungkin menjadi bisa teman baik, sama halnya sepeti dirinya dengan Stella Han.

Benjamin Song melihat ia menutup kotak perhiasannya, ia kemudian mencoba bertanya kepadanya,"Tiffany, ibumu pernah datang mencarimu belakangan ini, ia ingin kembali mencarimu, aku tidak tahu bagaimana perasaanmu, kamu boleh mengatakannya pada ayah."

TIffany Song tercengang, ia tidak menyangka bahwa Callista Dong sudah pernah menemui Benjamin Song sebelumnya, ia menundukkan kepalanya, lalu mengelus kotak perhiasan tersebut dengan ujung jarinya, ia lalu berkata,"Ayah, sudah terlalu banyak hal yang terjadi, pikiranku sedang sangat berantakkan, aku belum bisa memikirkannya saat ini."

"Anakku, kasihanilah orang tuamu, ibumu bukannya sengaja ingin melepaskanmu, jangan benci dia, bertemulah dengannya,"ucap Benjamin Song.

Tiffany Song menggigit bibirnya tanpa mengatakan apapun, Benjamin Song sudah mengerti keadaan dan tidak lagi memaksanya. Ia menepuk bahunya dan berkata,"Kita akan bicarakan hal ini nanti saja, ketika kamu sudah membuka pikiranmu, maka kamu akan mengerti kesusahan dirinya. Ayo jalan, turun, ibumu tahu bahwa kamu akan segera pulang, ia bahkan menyediakan sup ayam khusus untukmu, Mungkin, ini akan menjadi terakhir kalinya kita dapat makan bersama di rumah ini."

TIffany Song menatapnya, wajah tuanya terlihat sedikit tidak bisa melepaskannya, ia kemudian berkata,"Ayah, aku masih memiliki sedikit tabungan, kalian pakai saja terlebih dahulu. Kamu mempunyai Song's Corp. sebelumnya, sehingga aku tidak mempunyai kesempatan untuk membalas budi, ini adalah saatnya aku membalas budi."

Benjamin Song menepuk bahunya,"Anak baik, kamu adalah seorang anak perempuan, kamu harus menabung sedikit uang, kita baik-baik saja, ayah akan pergi bekerja dan mencari uang, kamu tidak perlu khawatir, semuanya akan membaik."

Tiffany Song menggerakan bibirnya,"Ayah, biarkan aku berbuat sedikit kebaikan."

"Benar-benar tidak apa, ayo turun,"Benjamin Song menarik kembali tangannya, memalingkan tubuhnya dan jalan keluar dari ruang buku.

Tiffany Song menatap bayangan punggungnya, hatinya masih mempunyai beberapa perkataan yang masih belum bisa ia sampaikan. Pada saat Benjamin Song mengancamnya, ia benar-benar berharap Song's Corp. dapat menghilang dari bumi ini, namun kini, ketika melihat keadaan Song's Corp. menjadi seperti ini, ia baru menyadari seberapa kejam pemikirannya sebelumnya.

Tidak peduli bagaimanapun, mereka tetap merupakan orang-orang yang membesarkannya. Walaupun mereka tidak terlalu berperasaan padanya, namun, mereka juga tidak bersikap buruk padanya, jika tidak ada mereka, ia mungkin tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Taylor Shen.

Ia menundukkan kepalanya dan menatap kotak perhiasan tersebut, lalu menghela nafasnya, ia pun memasukkan kotak perhiasan tersebut ke dalam tasnya dan ikut pergi keluar dari ruang buku.

......

Tiffany Song tiba di lantai bawah dan melihat William Tang yang sedang duduk di sofa, ia mengerutkan alisnya. Sejak peceraian mereka, ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengan William Tang. Ia tidak dapat menjelaskan perasaannya, lagipula, ia adalah orang yang pernah ia cintai, ia tidak dapat merasa tenang seperti ia melihat Lindsey Tang.

William Tang mengangkat kepalanya ketika mendengar langkah kakinya, matanya langsung menajam saat ia melihat Tiffany Song melangkah turun dari lantai atas, wajahnya terlihat sedikit memerah, pandangannya juga terlihat sangat bersemangat.

Itu adalah bagian dirinya yang belum pernah ia temui sebelumnya.

Tatapannya cukup tajam, ia bahkan berhasil melihat bekas kecupan di tulang bahunya. Ia teringat bahwa Taylor Shen pergi pada tengah malam kemarin, lehernya dipenuhi bekas cakaran ketika ia pulang hari ini, ia tentu saja tidak sulit menebak bahwa mereka baru saja melewati sebuah malam yang gila kemarin malam.

Berpikir mengenai hal ini, bibirnya akhirnya langsung tersenyum sinis, ia bahkan menyentuh kembali luka yang berada di sudut bibirnya, wajah tampannya bahkan terlihat menegang sejenak.

Tiffany Song berjalan masuk ke dalam ruang tamu, ia tidak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan William Tang di rumah Keluarga Song, hatinya benar-benar terasa sangat tidak tenang,"Ayah, aku......"

"Tiffany, duduk, kebetulan sekali William Tang juga datang. William Tang baru saja berbincang denganku, ia berkata bahwa ia ingin menjalankan sebuah perusahan renovasi rumah, jadi, ia mengundangku untuk menjadi manajernya, bagaimana menurutmu?"Benjamin Song menepuk sofa yang berada di sampingnya, yang menunjukkan kepada Tiffany Song untuk duduk di sampingnya.

Tiffany Song menatap tatapan tajam William Tang, ia kemudian duduk di samping Benjamin Song, ia mengenakan t-shirt berwarna abu-abu dan celana pendek hari ini, sehingga, lehernya yang terpampang itu melihatnya terlihat sangat muda.

"Ayah, pemikiranmu yang paling penting."

"Jika kita harus menjalankan sebuah perusahaan renovasi rumah, Winner Group sudah dibeli oleh Shen's Corp., bisnisnya kini sedang memuncak, jika ia terus membesar, kita sepertinya tidak akan bisa mengalahkan mereka, Tiffany, kamu pernah belajar mengenai perenovasian rumah sebelumnya, bagaimana kalau kamu datang ke perusahaan kami dan bantu ayah,"William Tang berdiri dan menenangkan perasaan kesalnya, lalu berbicara dengan sikap yang formal.

Tiffany Song menatap Lindsey Song yang sedang duduk di sampingnya, Lindsey Long juga menatapnya seperti sedang menunggu jawabannya, ia kemudian berkata,"Ayah, keributan plagiarisme sebelumnya sungguh memanas, kalian adalah sebuah perusahaan baru, jika aku pegi sekarang, sepertinya aku hanya akan memberikan kesan yang tidak baik bagi para klien. Bagaimana kalau kita menunggu hingga perusahaan sudah stabil, aku tidak akan menunda lagi jika kalian ingin aku pergi nanti."

Benjamin Song menatap TIffany Song sejenak, ia sudah berbisnis selama bertahun-tahun, ia memiliki perasaan seperti sebuah kaca yang jelas, ia lagi-lagi melirik Lindsey Song, hingga kapan hal ini akan berakhir,"Apa yang Tiffany katakan itu betul, ia juga sudah bekerja selama bertahun-tahun, ia dapat menggunakan kesempatan ini untuk beristirahat. Terkadang kita perlu beristirahat untuk berjalan lebih jauh."

"Betul, Ayah,"Tiffany Song menganggukkan kepalanya, pandangan William Tang terus tertuju padanya, membuatnya merasa tidak nyaman. Lindsey Song sedang memakan kacang, sambil sesekali melirik mereka, namun, ia tidak mengatakan apa-apa.

Setelah selesai makan, William Tang duduk berhadapan dengan Tiffany Song, lalu mengeluarkan sebuah cek dari dalam kantongnya dan memberikannya kepada Benjamin Song, cek itu bernilai satu miliyar, ia kemudian berkata,"Ayah, Joy de Vivre Group tidak dapat membantu permasalahan Song's Corp., silahkan ambil cek ini, putar terlebih dahulu keuangannya."

Benjamin Song tidak menolaknya, lagipula, ia masih memerlukan banyak uang di masa depan,"William, kamu benar-benar baik."

"Ayah, kamu yang terlalu bergengsi, kalau begitu, aku akan jalan dulu, Lindsey, beristirahatlah di rumah, aku akan datang melihatmu lagi besok,"William Tang mengatakan semua hal ini di hadapan Tiffany Song, ia kemudian mengecup dahinya,"Istirahatlah, jangan terus sembarangan berpikir."

Lindsey Song melirik Tiffany Song sejenak, ia juga tidak menghiraukan kehadiran para petua, ia memeluk lehernya dan mencium bibirnya.

Tiffany Song mengalihkan pandangannya, jika ini terjadi di masa lalu, ia mungkin masih merasa tersakiti, namun, ia kini tidak lagi merasa apa-apa. Mungkin, ia sudah melepaskan semuanya, ia kemudian berkata kepada Benjamin Song dan Nyonya Song,"Ayah, ibu, aku jalan dulu."

Benjamin Song melihat mereka berdua yang sudah pergi dan berkata,"Tiffany, tunggu sebentar, langit sudah gelap, biarkan William antar kamu pulang."

"Tidak apa-apa, ada transportasi di depan sana yang langsung tiba di Vanke City, jaga diri kalian baik-baik, aku akan datang kemari jika ada waktu luang,"Tiffany Song mengangkat barangnya dan pergi keluar dari kediaman Keluarga Song, ia menghela nafasnya, lalu berpaling dan menatap gedung rumah tersebut.

Dua puluh tahun yang lalu, pada saat neneknya membawanya ke rumah keluarga Song, Keluarga Song hanya mempunyai rumah kecil bertingkat dua, luarnya juga dipenuhi dengan kamar-kamar penginapan, hanya ada satu jalan yang tertuju hingga keluar.

Dua puluh tahun kemudian, tempat ini sudah menjadi pusat kota yang sangat ramai, rumah kecil Keluarga Song kini berubah menjadi sebuah vila bertingkat lima, segala jenis gedung tinggi juga sudah dibangun di sekitarnya.

Jika Keluarga Song tidak terjatuh, mereka mungkin saja akan membeli bank disini, gedung tersebut kemudian akan dijatuhkan dan dibangun kembali menjadi sebuah gedung tinggi.

Hati Tiffany Song terasa sakit, ini adalah rumah mereka, walaupun ada rasa sakit, namun, ini adalah tempat ia berlindung dari angin dan hujan.

"Apakah kamu tidak bisa melepaskan tempat ini?"suara William Tang terdengar di samping telinganya, ia langsung melangkah mundur dan melepas dirinya dari jarak dekatnya.

Di bawah cahaya lampu jalanan, wajahnya terlihat sangat mengerikan, ia menggenggam erat tasnya dan berkata,"Aku akan pergi terlebih dahulu."

Salah satu tangan William Tang sedang berada di dalam kantongnya, dimana satunya lagi sedang mengayunkan jasnya, ketika melihat ia terburu-buru ingin menyingkirkan diri darinya, ia langsung menyindirnya,"Sejak kapan kamu bersama dengannya, hingga kamu terburu-buru untuk bercerai denganku, apakah kamu berencana untuk tinggal dan pergi bersama dengannya?"

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu