You Are My Soft Spot - Bab 69 Taylor, Kamu Menyukaiku Bukan? (3)

Cristian mengatakannya dengan merasa tidak enak, akhirnya, lalu melihat Tiffany dengan mendalam.

Tiffany dilihat Cristian hingga ia merasa bagaikan duduk di atas jarum dan peniti, tidak berani memikirkannya, Taylor bekerja keras seperti ini, apakah karena dia hari itu pergi tanpa pamitan.

“CEO Shen kalian cukup menarik, benar tidak , Tiffany?” Stella mendengar perkataan Cristian ialah untuk didengarkan oleh Tiffany, Cristian begitu pagi muncul disini, juga buka karena kebetulan segampang itu bukan, mungkin saja ada seseorang mengkhawatirkan Tiffany, mengutus Cristian datang mengantar mereka.

Tiffany menatapnya, tidak berkata apapun.

Dalam mobil seketika hening, Cristian tidak mengatakan apa-apa lagi, ada beberapa kata-kata dihentikan sampai disini pun lebih baik.Tiffany begitu pintar, tidak mungkin tidak tahu apa yang sedang dia bicarakan, dia hanya bisa berharap Tiffany lebih cepat menyelamatkan mereka dari jurang penderitaan.

40 menit kemudian, mobil pun berhenti di depan lapangan golf Mid Mountain, Tiffany membuka pintu mobil, bersama dengan Stella turun dari mobil, Cristian pun berjalan kesana, lalu memberikan 2 kartu anggota ke Tiffany, “Nona Song, ini adalah kartu anggota, nanti ketika masuk kalian akan memerlukannya.”

Cristian kali ini sudah bisa dibuktikan tanpa dikatakan, dia bukan kebetulan lewat, ialah khusus datang untuk menjemput mereka.

Tiffany menerima kartu anggota, dengan tulis berterima kasih, “Sekretaris Yan, terima kasih, mengulur waktu mu untuk beristirahat, sungguh maaf sekali.”

“Nona Song jangan sungkan pada ku, masuk lah.”

Tiffany berpamitan dengannya, Stella melambaikan tangan ke arahnya, “Sekretaris Yan, terima kasih ya, lain hari traktir kamu minum.”

Pandangan Cristian mengantarkan mereka masuk ke pintu utama, dia berbalik badan naik ke mobil,mengambil handphone yang terletak di dalam kabinet, ia menelepon Taylor, “CEO Shen, aku sudah mengantar mereka dengan selamat.”

“Aku sudah tahu, hari ini dan besok 2 hari tidak perlu datang bekerja, istirahat dengan baik!”Taylor selesai mengatakan hal itu pun menutup telepon, ia meletakkan handphone kembali ke dalam saku celana kasualnya, mengambil stik bolanya lalu diayunkan, bola berwarna putih terhempas dengan tinggi, lalu menggelinding hingga jarak tertentu, menggelinding hingga masuk ke dalam lubang.

Jordan dengan 1 stel baju olahraga berdiri di sampingnya, bertepuk tangan, memuji nya berkata: “Pukulan yang bagus”

Taylor pun memberikan stik bolanya ke caddy yang ada di sampingnya, tiba-tiba terpikirkan sesuatu, ia berkata: “Kalian pergi lah, disini tidak memerlukan kalian lagi.”

Kedua caddy mendengar hal itu pun pergi,Jordan melihatnya, berjalan ke depan, mengayunkan stik,memukul bola putih itu, melihat bola putih kecil itu terbang jauh, dia tahu namun dengan sengaja bertanya: “Kamu hari ini kenapa begitu elegan, datang menemani ku bermain bola?”

“Baru pulang kerja, lewat sini.” Taylor memegang-megang hidung, sedikit canggung berkata.

Jordan tertawa, juga tidak menutupi alasan ia lumpuh, ia berkata : “Adik ke 4, demi seorang wanita pantas kah?”

“Kakak besar, kebahagiaannya aku yang menghancurkannya, malam itu jika tidak ada dia, maka tidak ada aku yang sekarang.” Taylor melihat kejauhan, saat itu, ia mendengar nya memohon dibawah badannya, ia masih tidak mempedulikan segalanya untuk memilikinya.

Jordan menghela nafas, “Adik ke 4, kamu ingin menebus kekurangannya, tapi kamu pernah berpikir tidak apakah ia akan menerima nya? Jika dia tahu kamu ada pria yang telah menghancurkannya 5 tahun lalu, kamu berani yakin dia tidak akan membenci mu?”

Ekspresi wajah Taylor ketakutan, dia pernah memikirkan hal ini, namun bahkan jika Tiffany membencinya, dia juga tidak akan melepaskan tangan.

Ujung mata Jordan melihat 2 bayangan indah dari jauh, dia menepuk bahunya, berkata: “Mereka sudah datang.” Mengatakan hal itu, ia mengangkat pergelangan melihat jam tangan, tidak cepat dan tidak terlambat, waktu bertepatan menunjuk ke 6.30 .

Berjalan masuk ke lapangan golf, dari jauh, Tiffany pun bisa melihat Taylor yang berdiri di samping Jordan, tiba-tiba ia gugup. Ketika Cristian datang menjemput mereka, ia sudah menerka Taylor akan berada disini, namun sungguh melihatnya disini, dia masih saja tidak tahan untuk gugup.

Stella juga sedikit gugup, ia menyuruh Tiffany datang bersamanya, ialah mau dia membantunya memberanikan diri, akhirnya dia memiringkan kepala, melihatnya lebih gugup dibandingkan dia, suaranya bergetar berkata: “Tiff, Tiffany, apa yang kamu gugupkan?”

Tiffany juga tidka tahu kenapa dirinya gugup, dia hanya tahu dirinya panik ingin melarikan diri, “Stella, aku sudah mengantar mu dengan selamat kesini, jadi aku pulang duluan.”

Stella dengan segera menangkap tangannya, “Tiffany, kamu jangan pergi, disana ada 2 orang penting, aku warga kota kecil yang tidak pernah melihat dunia sungguh takut, kamu ikut aku ya, jika tidak aku pasti akan dikejutkan mereka hingga mati.”

“Mereka juga bukan harimau yang memakan orang, tidak akan berbuat seperti itu pada mu.” Yang ditakutkan Tiffany bukan Taylor, yang ia takutkan ialah hatinya sendiri, pun tidak tertahankan untuk tertarik pada dirinya.

“Jadi kenapa kamu lari?”

“.....” Tiffany ditanya oleh nya hingga tidak bisa berkata-kata, akhirnya ditarik oleh nya hingga berjalan ke arah Taylor mereka berdiri.

Jarak semakin dekat, detak jantungnya semakin lama semakin tidak beraturan, Taylor melihat ke arah mereka, lalu dengan dingin memindahkan garis penglihatannya, seperti tidak melihat mereka, membalikkan badan berjalan ke area istirahat di samping.

Kedua orang sudah berjalan mendekat, Stella baru melepaskan tangan Tiffany, dia berlari kecil ke samping Jordan, melihatnya mengayunkan stik, dengan segera Stella memberikan tepuk tangan, dan tidak lupa untuk menyanjung, “CEO Bo, pukulan bagus, pukulan bagus! CEO Bo adalah pria pemain golf paling tampan yang pernah aku jumpai!”

Jordan meliriknya sekilas, “Kamu pernah jumpai berapa pria pemain golf?”

Stella mendengarkan hal itu wajah cantiknya pun langsung kaku, dengan tertawa susah berkata: “Anda 1 orang.”

“......” Jordan melihat gaya nya yang merasa buruk, perasaannya tak bisa diutarakan sangat baik, melihat nya berdiri tidak bergerak, ia pun mengerutkan alis, “Meletakkan bola bisa tidak?”

“Bisa, bisa, dengan segera!” Stella langsung mengambil sebuah bola dan meletakkan nya dengan baik, ia mundur kembali ke belakang Jordan, berkata: “ CEO Bo, masalah hari itu sungguh minta maaf, aku bukan sengaja melakukannya, hal ini Tiffany bisa membantu ku menjadi saksi, aku telah meminum sup ayam yang diolah , barulah menyerang CEO Bo. Anda orang hebat mempunyai hati yang besar, jangan menurunkan diri berdebat dengan aku orang buruk yang bodoh, maafkan lah aku.”

Jordan mengayunkan stik lagi, gerakan alami , terpancar tenaga dan keindahan ,Stella yang melihatnya pun terus mengeluarkan air liur. Pantas saja beberapa orang kaya itu suka bermain golf, memang untuk menunjukkan kehebatan?

“Karena kamu sudah tahu menyerang ku, kenapa masih saja berkata yang kamu kandung ialah anakku? Masalah sebelumnya aku bisa menganggap mu tidak sengaja, masalah hamil ini seharusnya pasti sudah kamu rencanakan sebelumnya bukan?” Demi menyelesaikan hal ini, dia beberapa hari ini sangat tertekan. Keluarga Bo melahirkan seorang pria yang menggoda wanita lalu mencampakkannya, itu tentu saja tidak bisa diperbolehkan. Naik ke kakek nenek, turun ke adik laki-laki dan adik perempuan, siapa yang tidak memberi mood baik padanya?

Dia tidak terbiasa menjelaskan, biarkan saja mereka, akhirnya semalam pagi, kakek mengumukan di publik, mau dia menikahi wanita yang telah ia “Hamili” , jika tidak maka Keluarga Bo tidak menganggapnya sebagai cucu lagi!

Tangan Stella yang meletakkan bola pun bergetar,bola bergelinding ke arah bawah gunung. Masalah ini memang sudah ia rencanakan sebelumnya, tapi ia juga hanya ingin memaksa Jordan keluar menemui nya. Dia berdiri, ekspresi wajahnya tegas, dengan serius memberi hormat kepada Jordan 3 kali, mengejutkan Jordan, “CEO Bo, masalah ini adalah aku yang terlalu gegabah, maaf, aku dengan serius meminta maaf pada anda, mohon anda memaafkan ku!”

Jordan lalu menyandarkan stik golf ke atas tanah, dia menjulingnya dengan pandangan yang sombong, tanpa sungkan berkata: “Kamu sudah mengacaukan hidup ku, atas dasar apa meminta ku memaafkan mu?”

Stella kembali memberi hormat kepada nya 3 kali, “CEO Bo, aku sudah membuat hidup mu penuh dengan kekacauan, akulah yang salah, jika anda mengizinkan, aku besok akan pergi ke Bo’s Corp, lalu mengklarifikasikan kepada semua orang, aku tidak mengandung anak anda, ini adalah adegan yang aku karang dan aku lakonkan sendiri, asalkan anda memberi kami kesempatan bekerja, aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan.”

Jordan dengan ringan membelai dagu, lalu menaikkan alis melihatnya, sebelumnya tidak melihat dengan begitu teliti, kali ini baru menyadari dia cukup membuat orang suka, “Apapun boleh?”

Stella melihat pandangannya yang vulgar melihatnya, sepasang tangannya langsung memeluk dadnya, “Kecuali menjual tubuh, apapun boleh.”

“Baik, senin pagi jam 9, bawa KTP dan Kartu Keluarga mu lalu tunggu aku dibawah rumah mu, pada saat itu aku akan memberi tahu mu, apa yang perlu kamu lakukan.” Jordan mengatakan hal itu, kembali mengayunkan stiknya, 1 stik masuk ke lubang, ia pun melemparkan stik golf ke Stella yang tertegun membodoh, membalikkan badan dan berjalan ke arah ruang istirahat.

Stella yang memeluk stik golf, dengan bodoh melihat bayangan tubuh Jordan yang tinggi, bertanya pada Tiffany yang ada di sampingnya, “Tiffany, apa maksudnya? Melakukan hal apa yang perlu KTP dan Kartu Keluarga, Tiffany?”

Dia membalikkan kepalanya, Tiffany yang dari tadi berdiri disana malah sudah menghilang----

Tiffany melihat Taylor masuk ke ruang istirahat, dia pun tidak tahan untuk mengikutinya masuk. Terhadap masalah hari itu, dia merasa sangat bersalah, Taylor pasti sangat marah, oleh karena itu ia bahkan tidak mengangkat teleponnya.

Masalah hari itu, dia juga cukup terkejut, jika William muncul lebih awal lagi, pun bisa melihat dia Taylor bersama. Di momen dia akan bercerai,dia tidak ingin lagi dengan sengaja mempersulit masalah.

Dia berjalan masuk ke dalam ruang istirahat, melihat Taylor duduk di atas sofa bermain handphone. Dia berdiri di depan pintu untuk sesaat, lalu perlahan berjalan kesana, lalu berdiri di sampingnya, matanya tidak berkedip melihat handphone, sama sekali mengganggapnya seperti tidak ada, dia sedikit canggung, “Taylor, kamu mau minum air tidak, aku menuangkannya untuk mu.”

Taylor tidak mempedulikannya, jari tangannya menekan layar, memukul monster.

Tiffany membuat dirinya susah sendiri, juga tidak marah, mengambil ceret lalu menuang ke cangkir hingga penuh, air masih sangat panas, masih terdapat hawa panas, ia pun menggenggam nya di telapak tangannya, belajar dari Taylor dulu ketika ia menjaga nya dengan ringan meniupnya.

“Hari itu aku membelikan mu..... celana, aku baru saja memberinya pada mu, pun bertemu dengannya . Diantara kita tidak ada apa-apa, aku takut dia salah paham, lalu membawakan masalah untuk mu, jadi......” Tiffany tidak melanjutkannya lagi, Taylor terus fokus dalam bermain game, sama sekali tidak mendengarnya berbicara.

Taylor semakin bermain semakin impulsif, “pam” ia membanting handphonenya di atas meja teh, mata nya yang indah membara, ia menatap Tiffany, “Kamu bilang, kita juga sudah tidur bersama, apa lagi yang tidak ada apa-apa?”

Tiffany mendengar geramannya itu pun mundur kebelakang 1 langkah, untung saja waktu masih pagi, di dalam ruang istirahat hanya ada mereka berdua, jika tidak orang lain mendengar perkataannya yang tidak peduli seperti ini, takutnya akan terjadi kekacauan di dunia.

“Taylor, kamu....” Wajah Tiffany memerah, dipaksa olehnya hingga tidak ada jalan untuk mundur.

Taylor lompat berdiri, dengan langkah perlahan memaksa ke arahnya, setiap berjalan 1 langkah pun mengkritik 1 kalimat, “Tiffany, kamu mengambil keuntungan dariku lalu tidak mau bertanggung jawab, pun ingin membalikkan wajah dan tidak mengakui? Aku beritahu kamu, tidak mungkin! Jangan berpura-pura berbuat untuk kebaikan ku, apakah aku tidak tahu apa yang baik untuk ku, apa yang tidak baik untukku? Kamu mau menolak ku, langsung terus terang saja, kurangi berbicara kebenaran kepada ku, aku tidak mau dengar!”

Tiffany dipaksa olehnya hingga mundur selangkah demi selangkah, lalu 1 pantat nya pun terduduk di atas sofa, air di dalam gelas pun terhuyung keluar, dia juga tidak menyadarinya. Ia tertegun menatapnya, melihat dia kesal hingga dadanya naik turub, dia tiba-tiba berkata: “Taylor, kamu menyukai ku bukan?”

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu