You Are My Soft Spot - Bab 354 Ciuman yang Tidak Diduga (2)

Hati Ned Guo berdesir. Mengetahui Bretta Lin kembali dan mendekati Kakak Tertua Bo, ia terus membayangkan Stella Han menderita karena dihimpit di tengah-tengah. Tetapi, begitu melihatnya, ia tidak kuasa berbicara apa pun selain bertanya kabar. Ia takut dirinya tanpa sadar membuat penampilan sok kuat Stella Han terbongkar, lebih-lebih takut dirinya tidak bisa apa-apa ketika wanita itu sedih.

“Siang makan bareng yuk, mau?” Ada puluhan pikiran di benak, yang Ned Guo bisa katakan hanya ini.

Stella Han mengangkat tangan dan melihat jam. Ia menolak: “Maaf Kakak Kelas Ned Guo, aku nanti siang harus bertemu klienku. Bagaimana kalau makan barengnya lain kali?”

Ned Guo berujar lirih: “Baiklah, kalau begitu biar aku antar kamu ke klien.”

“Tidak perlu, aku bisa menyetir sendiri. Sampai jumpa, Kakak Kelas.” Kelar berucap begini, Stella Han masuk mobil.

Jordan Bo berdiri di tempat sambil mengamati mobil Stella Han bergerak menjauh. Ia menunduk dan berefleksi. Sebenarnya, apa kesalahan yang sudah dia perbuat? Masa bahagia Stella Han sebelumnya tidak bisa ia ikut nikmati, sekarang masa sedihnya juga tidak bisa……

Si wanita ternyatat tadi hanya beralibi saja. Ia tidak bertemu kliennya, melainkan pergi ke bengkel. Saat meleceti mobil Bretta Lin tadi, mobilnya jelas juga terkena lecetan. Ia dalam hati menertawai diri sendiri, kok dia bodoh juga ya? Apa ini yang dinamakan “menang jadi arang, kalah jadi abu”?

Sore hari, Stella Han naik taksi ke Bo’s Corp. Baru sebentar ia masuk ruang kerja, telepon kantornya berdering. Ia melihat deretan nomor khusus ruang kerja CEO. Meski ragu-ragu sejenak, ia tetap mengangkatnya atas dasar kepatuhan, “CEO Bo, ada urusan meneleponku?”

“Cepat datang ke ruanganku sekarang.” Jordan Bo langsung mematikan telepon biar Stella Han tidak punya kesempatan menolak.

Si wanita memegangi gagang telepon sambil mendengarkan bunyi tut-tut-tut dari seberang. Ia mengembalikan benda itu ke posisi semula, lalu bangkit berdiri, berjalan keluar ruang kerja, dan naik lift. Sekeluarnya dari lift di lantai atas paling atas, Stella Han sudah disambut Vincent Xu. Pria itu melihatnya bagai lagi menatap seorang dewa penyelamat, “Nyonya Muda, akhirnya kamu datang juga. Yuk cepat masuk ruang kerja bos.”

Stella Han mengernyitkan alis, lalu dibawa Vincent Xu ke sana.

Jordan Bo lagi bertelepon dengan menggunakan bahasa Inggris. Stella Han memahami sebagian besar isi percakapannya, selain kata-kata yang sangat bersifat keilmuan. Berselang sekitar sepuluh menit, Jordan Bo akhirnya mematikan telepon dan berjalan ke arah istrinya. Ia menatapnya dari atas ke bawah dan bertanya: “Tadi pagi pergi ke mana? Aku dengar kamu ke bengkel, kamu ada terluka tidak?”

“Kamu memanggilku dengan buru-buru hanya untuk menanyakan hal kecil ini?” Stella Han merasa tindakan suaminya sungguh berlebihan. Bukankah pertanyaan ini bisa diucapkan di telepon? Buat apa dirinya dipanggil ke ruang kerjanya coba, ia sudah seperti melakukan kesalahan besar saja!

Jordan Bo memberi tatapan lekat, “Stella Han, perlukah kamu bicara begitu padaku?”

Stella Han tersenyum kecut, “Kalau kamu tidak senang, ajarkanlah aku cara bicara padamu yang benar. Aku harus sujud-sujud sambil menyembah kali ya?”

Jordan Bo mengernyitkan alis dengan kesal. Ia tadi siang menerima pesan dari bengkel yang menyebut bahwa mobil Stella Han masuk ke sana. Ia sekarang ingin mengecek apakah istrinya terluka, tidak disangka tanggapannya malah judes begini! Pria itu berbalik badan dan kembali duduk di kursi kerja. Ia membolak-balik sebuah berkas yang terhampar di mejanya, namun tidak ada satu bacaan pun yang masuk ke otak. Ah, orang lagi emosi memang tidak bisa konsentrasi!

Jordan Bo mendongak menatap wanita yang sungguh ingin ia gigit. Ia tiba-tiba bangkit berdiri, melangkah cepat ke arahnya, dan menjatuhkan ciuman di bibirnya.

Jantung Stella Han seketika berdebar kencang. Ia mengamati pupil mata Jordan Bo yang membesar persis di hadapannya. Ini bukan ciuman, ini sebuah hukuman! Jordan Bo menyertakan ciumannya dengan gigitan yang cukup kencang. Si wanita kesakitan sampai keluar air mata, namun terus berusaha menahan.

Wanita itu tidak mau menunjukkan kelemahannya di hadapan prianya. Dulu ia selalu melakukannya, namun sekarang tidak mau lagi! Kalau Stella Han menangis di hadapan Jordan Bo yang tidak peduli padanya, itu hanya akan membuat si pria makin memandangnya rendah! Ia tidak mau ini terjadi!

Stella Han berusaha mendorong dada Jordan Bo sekeras tenaga, namun hasilnya nihil. Sungguh, tubuh pria di hadapannya seperti gunung besar yang tidak bisa digeser sama sekali!

Jordan Bo awalnya memang ingin memberi hukuman pada Stella Han, namun ia lama-kelamaan jadi tidak tega karena mencium bau harum tubuhnya. Gerakan ciuman Jordan Bo kini jadi lembut, akhir-akhirnya dia hanya menjilati tubuh Stella Han. Ia membayangkan jilatan itu seperti lagi menenangkan wanitanya biar tidak takut.

Sampai ketika mereka berdua sudah ngos-ngosan, Jordan Bo baru melepaskan Stella Han. Sepasang kaki si wanita terasa lemas, jadi dia bersandar di dada si pria. Wow, hanya dengan satu ciuman, dia langsung berubah drastis sampai begini! Di bahu Jordan Bo, Stella Han bisa mencium bau nafasnya yang sangat maskulin. Ia pada saat bersamaan merasa nyaman sekaligus risih……

Melihat wanitanya bersandar begini, Jordan Bo meledek: “Lain kali jangan mengatakan hal-hal yang membuatku tidak senang lagi. Kalau kamu melakukannya, aku bakal menciummu sampai untuk bernafas pun kamu kesulitan. Coba nanti lihat sendiri, apa kamu masih bisa bicara lagi.”

Stella Han memejamkan mata dengan jantung yang masih berdebar kencang. Saat Jordan Bo berbicara tadi, hembusan udara dari mulut si pria mengenai punggung lehernya sampai ia merinding. Ia tahu mengapa dirinya jadi tidak bertenaga begini. Ia ingin keluar dari lubang jebakan yang dalam, namun makin lama malah makin terjerembab.

Stella Han tahu dirinya sudah habis. Ia sepenuhnya habis.

Jordan Bo memeluk Stella Han dengan hati yang terpuaskan. Wanita ini benar-benar deh. Kalau dibaiki malah tidak mau, kalau dikerasi malah jadi mau! Ia kembali menyinggung pertanyaannya tadi, “Sekarang beritahu aku, mengapa kamu memasukkan mobilmu ke bengkel?”

“Bodinya agak lecet, jadi aku ingin memolesnya. Kamu ini memasang kamera CCTV di tubuhku atau bagaimana sih?” Stella Han mendongak dan menatap wajah Jordan Bo dengan curiga. Kok bisa-bisanya pria ini tahu semua aktivitas dirinya sih?

“Tepat, jadi lain kali kamu tidak boleh kabur-kaburan. Kalau sampai kamu kabur lagi, aku bakal patahkan kedua kakimu biar itu jadi kabur yang terakhir kali,” ancam si pria.

Stella Han menciutkan leher. Ketika mengancam begini, Jordan Bo benar-benar membuat orang ketakutan. Wanita itu jadinya melepaskan diri dari pelukannya, “Senang pertanyaanmu akhirnya dijawab? Berhubung sudah menjawab, boleh aku undur diri sekarang?”

“Tunggu sebentar. Nanti malam ada pesta keluarga, kamu harus menemani aku menghadirinya.” Si pria berbalik badan dan berjalan ke meja kerja. Setelah duduk di kursinya, ia menelepon Vincent Xu untuk menugaskan orang mengantar gaun ke ruangannya.

Stella Han bertanya tidak paham, “Pesta keluarga apaan? Mengapa kamu mengajakku? Bukannya kamu sudah punya wanita yang ditugaskan khusus untuk menemanimu menghadiri pesta?”

Jordan Bo menunjuk bibir Stella Han, “Mau bikin aku tidak senang lagi?”

“Eh tidak, tidak.” Stella Han gigit-gigit bibir. Ia merasa bibirnya sekarang agak bengkak, jelas karena tadi digigit oleh Jordan Bo. Pria ini benar-benar sadis ya kalau sudah urusan cium-mencium, memang dia mau bibirnya hancur apa ya? Stella Han akhirnya paham mengapa Jordan Bo waktu awal berkenalan tidak menyentuhnya dan tidak menciumnya. Dia pasti tidak mau kesadisannya terlihat!

“Aku hanya berpikir lebih baik kamu sama wanita khusus saja. Dia pasti bisa tampil lebih menawan dan lebih profesional dibanding aku.”

“Ada pesta-pesta yang memang perlu bantuan dia, tetapi ada pula pesta-pesta yang aku mau kamu hadiri,” kata Jordan Bo. Ia selama ini pakai jasa wanita khusus dalam setiap perjamuan bisnis biar Stella Han tidak bersentuhan dengan kenalan-kenalannya dalam dunia itu. Ia tidak mau orang yang benci dengannya jadi kenal sosok Stella Han dan bertindak macam-macam.

Stella Han tidak begitu memahami penjelasan Jordan Bo, namun juga tidak peduli. Ia lalu bertanya, “Sekarang masih dini. Aku mau lanjut kerja dulu, nanti baru naik lagi. Oke?”

“Dikejar apa sih kamu sampai buru-buru begini?” respon Jordan Bo tidak senang. Dari kemarin sejak ia menjemputnya di desa, mereka belum sempat berbincang panjang lebar. Sekarang, baru ia mengajaknya bicara sebentar, wanita itu malah sudah ingin pergi. Jordan Bo menggeretakkan gigi, wanita macam apa sih yang ia nikahi ini? Ketika ia tidak mau mendekatinya, wanita itu juga tidak mau mendekat. Ketika ia mendekatinya, wanita itu kabur secepat-cepatnya.

Apa kepasrahan Stella Han untuk diciumi beberapa saat terakhir dimaksudkan buat menimbulkan harapan palsu dalam dirinya? Maksudnya, Stella Han sengaja membuat dirinya berpikir ia tidak mau melawan lagi, lalu kembali bersikap dingin seperti sebelumnya. Benar-benar deh wanita yang satu ini!

“Aku sudah tidak kerja beberapa hari, kalau ada pekerja yang mau mencariku bagaimana? Aku tidak bisa menghabiskan waktu di sini.” Stella Han sungguh tidak tahu harus bagaimana berinteraksi dengan Jordan Bo. Selain “main” di ranjang, mereka sangat jarang berkomunikasi. Stella Han takut, bila ia berlama-lama berada di dekat Jordan Bo, ia malah tidak bisa menyembunyikan lagi isi hatinya.

Dengan kembalinya mantan kekasih dan cinta Jordan Bo sekarang, kalau si pria tahu isi hatinya, ia pasti bakal makin direndahkan. Solusinya hanya satu: ia harus jaga jarak darinya!

Jordan Bo dibuat tersingugng dengan kata-katanya. Jadi, Stella Han menganggap menemaninya hanya akan menghabiskan waktu? Tidak bisakah istrinya ini bicara lebih halus dengan suami sendiri? Semakin memikirkan ini, Jordan Bo jadi makin marah. Ia akhirnya mengibaskan tangan, “Sana pergi, hush hush hush. Jangan rusak udara ruanganku.”

Stella Han sama sekali tidak marah diusir begitu, melainkan sangat bersyukur. Ia tersenyum lebar sambil bertutur: “Baik, aku segera pergi dengan senang hati.”

Si wanita melangkah dengan sangat ringan ke pintu ruang kerja CEO. Jordan Bo mengamati bayangan tubuhnya dengan hati yang penuh kegeraman. Dia sebenarnya sudah salah mengartikan perilaku Stella Han, atau Stella Han sendiri yang senang main kabur-kaburan sih?

Begitu kembali ke ruang kerjanya, Stella Han tidak lama berselang benar-benar didatangi seoang pekerja. Ia mendengarkan cerita si pekerja dan menanggapinya dengan sabar. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore ketika sesi konsultasi selesai. Entah apa sebabnya, Stella Han teringat lagi ciuman yang tidak diduga di ruang kerja CEO tadi. Ia mengangkat tangan dan mengelus bibirnya. Kalau sekarang ia bercermin, ia pasti akan menyadari betapa jelek bibirnya.

Telepon di meja kerja Stella Han mengangetkan dirinya. Ia buru-buru mengangkatnya, ternyata itu dari Vincent Xu yang menyuruhnya segera naik untuk pakai gaun. Si wanita merapikan semua barang di mejanya, lalu berjaaln keluar sesuai perintah.

Setibanya di depan ruang kerja si suami, si istri mengetuk pintu dan masuk. Jordan Bo meliriknya sekilas dan menyuruh: “Gaun sudah ditaruh di ruang istirahat. Kamu ganti sendiri ya di sana.”

“Baik.” Stella Han menutup pintu dan langsung pergi ke ruang istirahat. Di ranjang ruangan itu, tergeletaklah sebuah kotak putih. Stella Han membuka pitanya dan menjumpai sebuah gaun berhiaskan permata di dalamnya. Ia mengangkat gaun itu, matanya nyaris saja dibuat buta sementara karena pantulan-pantulan cahaya dari permata!

“Cantik sekali!” Si wanita menempelkan gaun ke tubuhnya. Ia paling suka dengan permata-permata yang ada di bagian dada gaun. Sekumpulan pertama itu terlihat paling menarik perhatian dibanding permata-permata lainnya!

Semua wanaita menyukai gaun cantik, tidak terkecuali Stella Han. Ia memakainya dengan cepat. Sial, ketika ingin memasang resleting punggung gaun itu, resletingnya sepertinya macet di tengah. Stella Han tidak bisa menariknya naik, juga tidak bisa menurunkannya……

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu