You Are My Soft Spot - Bab 416 Aku Lebih Baik Membuat Dunia Ini Menjadi Musuhku Daripada Kehilangan Erin (3)

Baru saja makan beberapa suap, dia langsung melihat James He yang masuk dengan membawa banyak barang di tangannya. Bibi Yun meletakkan sendoknya, tertegun menatap James He. Selama beberapa hari ini, dia menginap di rumah sakit dan James He sama sekali belum datang mengunjunginya. Jika mengatakan bahwa dia tidak peduli, maka itu jelas bohong.

James He menyodorkan barang-barang itu kepada sang pengasuh, lalu dia duduk di kursi di samping ranjangnya dan berkata, "Bibi Yun, kamu sekarang merasa gimana? Apakah tubuhmu merasa lebih baik?"

Bibi Yun tersadar kembali dan mengangguk kepalanya. "Maaf aku telah membuat Tuan Muda cemas. Aku sudah lebih membaik."

James He melirik makanan yang terletak di atas meja kecil, yang terletak di atas ranjang. Dia pun berkata, "Kamu sekarang adalah seorang pasien, bagaimana bisa kamu makan makanan yang tidak bergizi semacam ini?" Setelah selesai mengatakannya, James He menelepon Thomas Ji dan menyuruhnya untuk segera mengantar makan malam kemari.

Kemudian dia memberi isyarat kepada sang pengasuh untuk mengambil makanan yang berada di atas meja dan membuangnya. Ketika Bibi Yun ingin menghentikannya, dia sudah terlambat. Dia melihat sang pengasuh mengambil kotak makan dan membawanya keluar. Melihat James He yang terhormat di hadapannya, Bibi Yun pun berkata, "Memangnya aku selemah itu?"

James He meletakkan kedua tangannya di lutut. Jika mengatakan bahwa dia sama sekali tidak marah pada bibi Yun, maka itu jelas bohong. Jika dia bukan ibunya Erin dan orang dekat yang merawatnya sejak kecil, bagaimana mungkin dia masih bisa terlihat lembut, bukan?

Ketika memikirkan wajah cantik Erin yang terisak-isak itu, hatinya pun menjadi tidak enak. Dia berkata, "Tubuhmu itu sangat kuat, juga tidak bisa menahan tindakan gegabahmu itu. Bibi Yun, lain kali tolong jangan memaksa Erin seperti ini. Bukannya dia yang tidak bersedia untuk putus denganku, tapi aku yang tidak bersedia melepaskannya."

Bibi Yun tiba-tiba menatap pria di hadapannya ini. Wajahnya tampak marah, menyalahkannya yang memaksa mereka berpisah dengan mengambil nyawanya. Bibi Yun pun berkata, "Karena demikian, Tuan Muda, jika kamu benaran sayang Erin, maka lepaskanlah dia. Kalian tidak cocok."

"Apakah itu cocok atau tidak, menurutku hanya aku yang tahu lebih baik daripada siapa pun. Bibi Yun, kamu sudah melihatku dari kecil hingga dewasa, kamu juga yang paling jelas dengan kepribadianku. Namun, aku tidak akan pernah semudah itu melepaskan apa yang kuyakini,” kata James He menyatakan pendapatnya.

Bibi Yun menggelengkan kepalanya. "Tuan muda, kamu tahu bahwa kegigihanmu ini pada akhirnya akan menyakiti Erin paling banyak, kan.”

"Kenapa kamu juga tidak tahu bahwa caramu yang menggunakan nyawamu untuk memisahkan kami juga menyakiti hati Erin? Karena kamu tidak merasa sakit melihat putrimu menderita, apa gunanya jika hanya aku yang merasa sakit, bukan?"

Tenggorokan Bibi Yun terasa seakan dicekik begitu mendengar perkataannya. Dia pun terdiam

James He menyilangkan kakinya. Sebelumnya, dia yang selalu pasif. Bahkan jika Bibi Yun telah menyatakan niatnya pada James He, dia pun masih tidak menaruhnya di hati, karena tidak ada orang yang mencintai Erin lebih dalam darinya. James He pun berkata, "Aku tidak akan melepaskan Erin. Karena kamu merasa dia tidak akan mampu menjadi nyonya Keluarga He, maka biarkan dia menjadi kekasih yang akan dikurungku seumur hidup. Singkatnya, dia dilahirkan untuk menjadi wanita James He dan mati juga akan menjadi hantunya James He.”

Bibi Yun terkejut melihat James He. "Tuan muda, kamu..."

"Satu lagi, katanya kamu sangat menyukai Marco Xu dan ingin menikahkan Erin dengannya. Aku tidak akan menghalangimu jika hatimu akan merasa lebih nyaman. Tetapi jika dia menikahi Marco Xu, aku juga tidak akan melepaskannya. Paling buruk kita akan melakukan perselingkuhan. Nanti ketika masalah ini terbongkar keluar, dia yang akan dihina oleh ribuan orang, dan ini juga merupakan hasil dari kekeraskepalaanmu." James He pun mengatakan keluar caranya menghalangi rencana Bibi Yun.

Bibi Yun tidak dapat percaya bahwa James He malah mengatakan perkataan yang keji ini. Dia saking marahnya sampai tidak bisa berkata apa-apa.

James He bangkit berdiri dan menatap ke bawah Bibi Yun, lalu berkata, "Hari itu, saat kamu menyatakan niatmu padaku, aku menghormati kamu sebagai orang yang menepati janji. Hari ini, aku yang menyatakan niatku padamu. Bagaimanapun juga, aku tetap menginginkan Erin. Kamu ingin dia menikah secara terhormat sebagai istriku atau dihina oleh ribuan orang karena menjadi kekasihku, semua keputusannya di tanganmu."

"..." Bibi Yun benaran tidak menyangka bahwa James He sudah gila dan telah menjadi orang yang acuh tak acuh. Dia pun dengan amarah berkata, "Tuan muda, bagaimana bisa kamu tega menggunakan reputasi Erin untuk memaksa ini?"

"Dibandingkan dengan kekejamanmu, punyaku ini tidak ada apa-apanya. Aku tidak berharap diriku akan menjadi calon menantu terbaik di benakmu, tapi aku lebih baik membuat dunia ini menjadi musuhku daripada kehilangan Erin." James He juga telah dipaksa ke tingkat ini. Barusan, ketika dia mempermalukan Erin, hatinya terasa jauh lebih menyakitkan dari Erin. Setiap dampak yang dirasakan itu tidak hanya menghancurkan jiwa Erin, tetapi juga jiwanya.

Bibi Yun terkejut mendengar perkataan James He, dimana perkataan itu telah membuat perasaannya meluap. Di dunia ini, mungkin ada cinta yang terlepas dari segalanya. Dia bahagia untuk putrinya, bahagia dia tidak mencintai orang yang salah. Pada saat bersamaan, dia juga merasa sedih untuk putrinya, jika dia dilahirkan di keluarga yang lebih bagus sedikit saja, mungkin hidupnya ini akan memiliki lebih banyak kebahagiaan.

Suasana di bangsal hening sejenak. Setelah sekian lama, terdengar bunyi Bibi Yun menghela napasnya. "Tuan muda, mengapa kamu juga ikut menderita dengan ini?"

"Karena aku mencintainya. Di dunia ini juga tidak ada seorang pun yang mencintainya lebih dalam daripadaku."

"Punyamu itu bukan cinta, tapi posesif yang berlebihan. Jika kamu benaran mencintainya, kamu seharusnya tidak akan memaksanya seperti ini. Tuan Muda, kenapa kamu masih tidak mengerti, kalian tidak akan bisa bahagia bersama." Bibi Yun masih keras kepala.

James He menyeringai dingin. "Bibi Yun, aku kira kamu akan memahami aku. Setelah bertahun-tahun kematian ayah Erin, kamu masih menolak untuk menikah lagi. Bukankah itu karena cinta, bukankah karena posesif yang berlebihan?"

“…” Bibi Yun pun terdiam.

"Jika Erin menikahiku, kamu masih memiliki sedikit kemenangan. Erin akan bahagia selama sisa hidupnya. Tetapi jika dia menikahi orang lain, maka dia akan sengsara selama sisa hidupnya. Kamu pikirkan baik-baik saja." James He bangkit berdiri dan kebetulan melihat Thomas Ji mengantar makan malam kemari. Dia pun mengambilnya dan meletakkannya di atas meja kecil, lalu dia berkata, "Bibi Yun, kamu makanlah. Aku masih memiliki urusan lain. Aku pamit dulu."

Bibi Yun terbengong menatap punggung James He. Perkataan James He yang barusan itu seperti seperti guntur yang menderu di telinganya. Jika James He bersikeras tidak akan menyerah, bahkan jika Erin menikah dengan orang lain, dia juga akan membiarkannya hidup di neraka.

Dia tidak bisa berhenti berpikir, apakah kegigihannya ini benaran salah?

Tetapi dia teringat kembali pada sumpah yang dibuatnya di hadapan Tuan Besar He yang terbaring di ranjang. Tekad yang barusan terguncang pun kembali menjadi keras. Bahkan jika dia membiarkan Erin menjadi biarawati selama sisa hidupnya, dia juga tetap tidak akan membiarkan mereka menikah.

……

James He pun meninggalkan rumah sakit. Dia masuk ke mobil dan memikirkan kembali raut santai Bibi Yun. Dia pun mengerutkan kening. Sekarang dia dan Bibi Yun seakan sedang bertarung untuk melihat siapa yang lebih kejam. Selama orang itu memiliki hati kejam, maka dialah yang akan memenangkan kemenangan.

Dia menyalakan mobilnya, mengendarai ke apartemen. Mobilnya diparkir di lantai bawah apartemen. Dia menurunkan jendela kacanya, menatap lantai atas apartemen itu. Dia merasa sangat kesal. Saat ini, dia tidak ingin naik ke atas dan menghadapinya.

Dia mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Suasana hatinya sedang buruk. Dia merokok sebatang dan menarik sebatang lagi. Akhirnya, dia pun mendorong buka pintu mobilnya, melemparkan rokok yang dihisap setengah ke tanah, mengangkat kakinya, mematikan apinya, kemudian masuk ke bangunan tersebut.

Saat kembali ke apartemen, dalam apartemen terlihat gelap dan hanya lampu di teras yang menyala. Dia melihat ke kamar yang gelap itu, mengingat kembali hari-hari ketika mereka tinggal bersama. Tidak peduli seberapa malam dia pulang, lampu di ruang tamu akan selalu menyala, dan sesosok tubuh kecil akan meringkuk di ruang tamu.

Saat ini, melihat kegelapan di ruangan ini, hatinya entah kenapa merasa sedih. Dia bahkan tidak berani berpikir jika dia harus menghadapi kesepian seperti ini mulai saat ini hingga tahun yang akan mendatang. Mungkinkah dia akan menjadi gila.

Sejak kapan perasaannya kepada Erin menjadi begitu keras kepala? Sekarang, ketika memikirkan kembali, dia pun sudah tidak dapat mengingatnya.

Dia berdiri sejenak di lorong, kemudian baru mulai melangkah kakinya masuk ke dalam. Dia menyalakan semua lampu di ruang tamu, membiarkan semua kegelapan itu lenyap tanpa jejak, seolah-olah dengan cara seperti ini dapat meringankan sesak napas pada hatinya.

Dia masuk ke dapur dan mulai memasak makan malam untuk mereka berdua. Ketika dia pergi semalam, dia mengurung wanita itu di kamar dan membuangnya sepanjang sore. Sekarang dia seharusnya sudah lapar.

James He dengan cepat telah selesai menyiapkan makan malamnya. Kemudian dia mengambil nampan dan berjalan hingga tiba di luar kamar utama. Dia menekan sidik jarinya. “Ceklek” pintu kamarnya terbuka. Dia masuk ke dalam, mendapatkan lampu di kamarnya tidak dinyalakan, dimana membuat ruangannya gelap. Dia mengulurkan tangan, menyalakan lampunya. Ruangan pun menjadi terang. Lalu dia melihat Erin yang duduk terbengong di sofa.

Matanya terasa sakit melihatnya. Dia pun pelan-pelan berjalan ke sana, meletakkan nampan di atas meja teapoy, dengan suara serak berkata, "Sudah bangun?"

Erin menoleh kepalanya, terbengong menatap James He, dimana pandangan itu membuat hatinya menderita. James He pun duduk di sampingnya, mengambil semangkuk nasi, menarik tangan Erin, meletakkan mangkuk itu ke tangannya dan berkata, "Makanlah.”

Erin menunduk kepalanya, menatap nasi putih di tangannya. Dia pelan-pelan memakannya. Sebenarnya setelah kejadian sore itu, dia semakin tidak tahu harus bagaimana menghadapinya. Setelah dia pingsan, dia merasa seolah-olah James He sedang menangis, dimana lebih putus asa daripada dirinya.

Jika mereka berpisah karena mereka tidak saling mencintai, maka mereka mungkin tidak akan menjadi sengsara seperti saat ini. Namun, mereka masih saling mencintai, tetapi mereka malah harus melepaskan satu sama lain. Inilah alasan penderitaan mereka saat ini.

James He meletakkan sumpit ke tangannya dan berkata, "Aku ada membeli obat. Setelah selesai makan, aku akan memberimu obatnya. Pada sore itu aku terlalu kasar. Maaf, aku tidak bisa mengendalikan suasana hatiku."

Bahkan jika Erin bermuka tebal, dia juga tidak bisa menahan rasa malunya saat ini. Dia awalnya ingin meletakkan mangkuk itu dan tidak memakan makanan yang diberi ini. Namun, dia sangat kelaparan. Pada sore hari, dirinya telah dibuang olehnya selama beberapa. Sekarang sudah hampir mendekati pukul dua belas. Bahkan jika dia tetap keras kepala, dia juga tidak bisa menahan kelaparannya ini.

Dia pun menyumpit nasi dan memakannya, menyembunyikan rasa malunya.

Melihat bahwa Erin mau makan, James He akhirnya bisa bernapas lega. Barusan pada saat itu, dia sungguh takut bahwa Erin akan mengambil mangkuk dan menghancurkan wajahnya. Bagaimanapun juga, perilakunya di siang hari bahkan lebih buruk daripada binatang buas.

Dia mengambil sumpitnya, menyumpit sayuran dan memasukkannya ke mangkuk Erin. Lalu dia berkata, "Jangan hanya makan nasinya, makanlah lebih banyak sayurnya."

Erin memakan sayuran yang diberinya. James He pun tampak bahagia dan menaruh lagi sayur ke mangkuknya. Melihat Erin yang makan, dia pun merasa wanita ini sangat cantik. Oleh karena itu, satu orang sedang makan dan satu orang yang memberinya makanan.

Melihat bahwa dia akan memakan habis semangkuk nasi itu, James He pun berkata, "Aku masih punya nasi di mangkukku. Makanlah lebih banyak."

Erin menggelengkan kepalanya, menandakan bahwa dia tidak bisa makan lagi. James He juga tidak memaksanya, jadi dia baru mengambil mangkuknya dan memakannya dengan lahap. Karena masalah di sore itu, hubungan kedua orang ini pun ada celah. Erin terus terdiam dan James He juga tidak mempermasalahkannya. Dia pun berkata, "Tadi malam aku pergi menjenguk Bibi Yun dan meminta Thomas Ji untuk mengantarkan makanan untuknya. Kondisi tubuhnya baik. Aku sudah bertanya kepada dokter, dan dokter bilang selama dia menjaga baik-baik dirinya, tubuhnya dapat pulih seperti semula. Kamu tenang saja."

Mulut Erin mangap-mangap, tetapi dia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun keluar.

James He mendongak matanya, menatapnya. Dia melihat ujung bibir itu berwarna merah, dimana disebabkan oleh dirinya yang menggigitnya ketika marah. Ketika mereka masih makan, Erin terus mengerutkan kening. James He pun meletakkan mangkuknya, mengulurkan tangannya untuk membelai ujung bibirnya. Ketika dia akan mengatakan jangan, air matanya mulai menderas keluar dari matanya.

James He menarik kembali tangannya yang terdiam di udara. Dia pun berkata, "Jika kamu marah, kamu boleh memukuliku dan memarahiku, tapi tolong jangan mengabaikannku, juga jangan bilang mau putus. Erin, jika aku kehilanganmu, aku tidak tahu apa arti hidupku ini. Bahkan jika aku terpaksa melakukannya, aku akan tetap menahanmu di sisiku. Jangan salahkanku karena aku kejam, dan jangan sampai memaksaku untuk menghancurkanmu."

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu