You Are My Soft Spot - Bab 309 Membawa Pergi Rambut Jacob Shen (2)

Vero Shen kembali fokus, lalu menarik kembali tangannya dan mengepalnya erat, ia mengepal erat hingga kukunya itu menusuk dagingnya, ia mengerutkan bibirnya dan berkata,”Aku masih ada urusan lain di perusahaan, aku akan pergi bekerja terlebih dahulu.”

Dia seperti pergi melarikan diri, Jacob Shen hanya melihat bayangan punggungnya yang pergi dan menggaruk kepalanya, apa yang terjadi pada merkea ini? Ayahnya tiba-tiba duduk di sisi tempat tidurnya kemari malam, hingga akhirnya membuatnya mimpi buruk. Nenek Lan juga menatapnya cukup lama tadi pagi, menatapnya hingga membuatnya merasa gugup, kini bahkan tatapan Peanut terhadap dirinya seperti baru saja melihat hantu.

Apakah sebenarnya ada yang salah dengannya atau mereka yang tidak normal?

Vero He berjalan keluar dari Sunshine City, Erin sedang berdiri di sisi mobil, suasana hari ini cukup menegangkan, tekanan yang berada pada hatinya itu membuatnya sulit menarik nafasnya, Erin yang sedang tercengang itu bahkan tidak menyadari Vero He sedang berjalan menghampirinya.

“Erin?”

Erin umumnya adalah seseorang yang cukup sensitif dan bereaksi cepat, namun ia kini tercengang sampai tidak fokus ketika Vero He berjalan ke depan hadpaannya, ia hanya tercengang menatap Vero He, tatapannya ini membuat Vero He merasa bersedih melihatnya.

“Ada apa?”

Erin menggelengkan kepalanya, lalu menyingkirkan beban pikiran dalam hatinya dan berkata,”Aku baik-baik saja, Nona Vero, silahkan naik.”

Vero He mengenali sifat Erin, jika ia tidak ingin mengatakan sesuatu, maka dia akan sulit sekali menanyakannya dari dirinya. Dia membungkukkan tubuhnya dan duduk ke dalam mobil, Erin kemudian ikut duduk.

Supir mengendarai mobilnya dan perlahan pergi meninggalkan Sunshine City.

Di dalam mobil, Vero He memerintahkannya,”Erin, tolong aku lakukan sesuatu.”

“Ada apa?”

“Cek mengenai Luna Bai, dimana ia saat ini, aku ingin menemuinya,”bisik Vero He.

Erin mengerutkan alisnya, dia pernah mendengar mengenai orang yang bernama Luna Bai ini, namun ia tidak pernah menemuinya, tidak mengerti mengapa Vero He bersikeras bertindak terhadap dirinya, ia kemudian hanya menganggukan kepalanya,”Baik.”

Vero He kembali ke perusahaan, lalu sepenuhnya memfokuskan diri pada pekerjaannya, hingga ia tiba-tiba menerima sebuah panggilan, ia melihat nomor asing yang muncul pada layar ponselnya, mengerutkan alisnya, setelah ragu sejenak, ia menjawab panggilannya, lalu terdengar suara seorang lelaki yang cukup menegangkan.”

“Tiffany, apakah kamu mempunyai waktu luang, ayo bertemu sejenak.”

Vero He langsung berdiri, pandangan yang berada di luar jendela terlihat penuh asap oleh karena perkembangan industri beberapa tahu belakangan ini. Ia berdiri di depan jendela, sambil menatap ke arah gedung yang tidak terlalu jelas di kejauhna, ia seperti sedang berdiri di tengah kota awan yang menghadirkan perasaan ajaib baginya.

Ia berkata,”Dimana?”

Dia tidak bisa tidak bertemu dengannya, setidaknya dia ingin tahu bagaimana ia bertahan hidup, dimana saja ia berada selama beberapa tahun ini? Mengapa ia memunculkan diri saat ini? Apakah itu adalah dirinya yang ia temui di rumah opera pada malam itu?”

Dia mempunyai banyak sekali pertanyaan dalam hatinya, sehingga ia pun harus pergi menemuinya.

Karry Lian tidak menyangka dia akan setenang ini, dia mengira ia harus membujuknya, ia kemudian mengucapkan alamatnya, Vero He juga tidak banyak berbasa-basi lagi dan langsung memutuskan panggilannya.

Karry Lian meminta untuk bertemu secara pribadi dengannya, dia mengerti jelas, dia tidak seharusnya pergi menemui siapapun sendirian saat ini. Sekalipun ia ingin, Erin dan para pengawal itu juga tidak akan melepaskannya semudah itu.

Setelah tiba di sebuah klub pribadi, Vero He menyuruh para pengawal untuk menetap di luar, Erin tahu ia akan pergi menemui Karry Lian, sehingga ia bersikeras tidak mau pergi meninggalkan sisinya. Karry Lian kini adalah sebuah unsur kebahayaan bagi mereka.

Setleah masuk ke dalam ruang VIP, Karry Lian yang duduk di samping jendela melihat Vero He masuk dituntun oleh pelayan, ia bersikap anggun dan berdiri, pakaian yang ia kenakan hari ini adalah jas berwarna biru tua, dengan kemeja hitam putih di dalamnya, sehingga ia terlihat sangat menenangkan.

Ia melirik sejenak Erin yang berada di belakang Vero He, tatapannya terlihat sedikit tidak senang, namun ia tidak menuturkannya, ia berjalan ke sisi lainnya dan menarik kursinya dengan anggun, lalu tersenyum dan berkata,”Tiffany, silahkan duduk.”

Vero He berjalan menghampirinya dan duduk, dia mengangkat tatapannya dan menatap Karry Lian yang kembali duduk itu, rasa takut yang berada dalam hatinya itu seakan-akan mengikutinya dan mengkhawatirkan lelaki yang berada di hadapannya ini bisa berubah menajdi seekor binatang buas yang mungkin menyerangnya kapan saja.

Ia mengerutkan bibirnya dan duduk,”Sudah lama sekali tidak bertemu!”

Karry Lian tersenyum kepadanya, mereka berdua hanya terpisah oleh sebuah meja, namun mereka terasa seperti terbisah oleh gunung dan lautan, dia kini sudah sulit sekali melihat jelas wanita yang berada di hadapannya, ia kemudian berkata,”Kita memang sudah lama sekali tidak bertemu, apakah kamu baik-baik saja belakangan ini?”

“Tidak baik,”jawab Vero He,”Bagaimana denganmu?”

“Aku juga tidak baik,”Karry Lian menggenggam erat anggur merah di tangannya saat berbicaa, ia kemudian membungkukkan tubuhnya dan menuangkannya ke dalam gelas anggur di depan hadapan Vero He, warna anggur merah itu sangat gelap, seperti permata yang memukau dan menarik perhatian.

Setelah menuangkan anggurnya, Karry Lian berkata,”Setelah kamu melarikan diri, mereka mengacungkan pistol ke arahku, aku kira aku pasti akan mati, tidak disangka aku bertemu dengan mafia Italia yang aktif di daerah itu. Sekalipun tidak dapat berkomunikasi, kedua pihak mengira pihak lainnya itu diutus datang untuk membunuh mereka, sehingga mereka bertarung sengit, aku tidak menyangka aku ternyata bisa melarikan diri.”

Ini menjelaskan suara pistol yang Vero He dengar sebelum jatuh pingsan, ternyata dia tidak terbunuh, melainkan kedua pihak sedang bertarung sengit.

Tidak tahu mengapa, Vero He masih belum bisa menghela nafas lega, dia menundukkan tatapannya, menatap anggur merah yang berada di dalam gelasnya, lalu berkata,”Aku kira kamu sudah tewas.”

“Aku kira aku pasti akan mati, mungkin Tuhan mmemberikan kesempatan kepadaku untuk mencarimu kembali. Tiffany, aku benar-benar merindukanmu selama beberapa tahun ini,”Karry Lian tidak menghiraukan Erin yang sedang berdiri di sisinya dan menatapnya dengan perasaan yang mendalam.

Jari yang berada pada lutut Vero He itu tiba-tiba meringkuk, ujung jarinya terasa semakin dingin, ia menyingkirkan matanya dari tatapannya yang memanas itu, lalu melihat ke arah pemandangan di luar jendela dan berkata,”Karry Lian, terima kasih kamu masih hidup, tetapi kita......”

“Tiffany, jangan katakan.” Karry Lian bergegas memotong ucapannya, dia tahu seberapa kejam hati wanita ini, tidak peduli seberapa dalam perasaannya, dia tetap saja tidak bisa menghangatkan hatinya, dia menggenggam gelas anggur merah itu, dengan tatapan yang aneh pada matanya,”Kita adalah orang yang hidup karena melarikan diri dari kematian, mari bersulang.”

Erin menatap tajam anggur pada tangan Vero He, ia langsung bergegas berjalan kemari dan mengambil gelas anggur itu, tatapan dinginnya tertuju tajam kepada Karry Lian, ia kemudian berkata,”Tuan Lian, Nona Vero sedang kurang sehat, sehingga ia tidak seharusnya mengonsumsi alkohol, bagaimana kalau aku menggantikannya meminum anggur ini?”

Karry Lian mengangkat tatapannya dan menatap Erin, tatapannya terlihat dipenuhi kedinginan,”Atas identitas apa kamu menggantikannya meminumnya?”

Vero He datang kemari bukan untuk memicu rasa kesal Karry Lian, dia mengulurkan tangannya dan mengambil anggur dalam genggaman Erin, ia mengangkat gelasnya dan bersulang kepada Karry Lian, lalu langsung menghabiskannya dalam satu tegukan,”Aku sungguh merasa terhormat!”

Karry Lian menatapnya dengan perasaan kagum, dia selalu saja menghargai dirinya, dia mencicipi anggurnya, rasa kesalnya tadi langsung menghilang, dia menatapnya dengan perasaan lembut, seakan-akan tidak berusaha untuk menyembunyikan perasaannya terhadap dirinya,”Tiffany, mengapa kamu bisa semenggemaskan ini.”

Vero He mengerutkan bibirnya dan berkata,”Karry Lian, kamu juga berada di rumah opera pada malam itu, benar bukan?”

“Aku tida disana,”Karry Lian mengelaknya.

“Benarkah? Namun aku melihatmu,”Vero He menatapnya tajam, seakan-akan melihat unsur kebohongan pada wajahnya.

“Aku benar-benar tidak disana.” Karry Lian kemudain lanjut berkata,”Perusahaanku sedang ada urusan pada saat itu, sehingga aku tidak ada di dalam negeri, kamu juga tidak mungkin melihatku.” Setelah selesai berbicara, ia pun tersenyum dengan tatapan senang,”Apakah kamu melihatku karena kamu sudah terlalu merindukanku?”

Vero He mendengarnya menginsenginya, ia pun menjawab,”Mungkin aku salah melihat.”

Karry Lian mengambil sumpit dan berkata,”Tiffany, makan sedikit, kita terus berbincang hingga sajiannya sudah mendingin, aku masih ingat sajian apa yang kamu sukai, semua ini adalah sajian yang paling kamu sukai.”

Vero He melihat sajian yang memenuhi meja itu, namun ia tidak mempunyai sedikitpun selera makan, ia seharusnya merasa senang bertemu kembali dengan teman laman, namun kenapa ia tidak merasa senang sedikitpun, sebaliknya merasa semakin keberatan.

Karry Lian memberikannya sedikit sayuran, ketika melihat dirinya tidak bermaksud untuk menyentuh sumpitnya sedikitpun, ia pun meletakkan sumpitnya, lalu menatapnya dengan perasaan tersakiti,”Tiffany, apakah makan bersama denganku terasa sesulit itu?”

Vero He mengambil sumpitnya dan mulai makan secara perlahan.

Erin memperhatikannya di sisinya, jika ia tidak tahu Karry Lian adalah seorang manusia aneh, ia mungkn ikut merasa bahwa dia benar-benar tulus terhadap Nona Vero.

Karry Lian yang terlihat terus berbicara saat makan, Vero He hanya sesekali menjawabnya dengan beberapa kalimat, kenangan yang pernah mereka lalui bersama itu tidaklah baik, pada saat ia berhadapan dengan Karry Lian, suasana hatinya tidak terasa tenang.

Ada beberapa perasaan mendalam dari dirinya itu hanya akan membuatnya merasa tertusuk ketika melihatnya.

Setelah bersusah payah menghabiskan makanannya, Karry Lian membayarnya, lalu mereka bertiga pun keluar dari klub pribadi itu. Karry Lian berdiri di sisi Vero He dan berkata,”Aku sudah kembali ke Kota Tong saat ini, kita akan mempunyai banyak kesempatan utnuk bertemu lain kali, Tiffany, silahkan telepon aku jika ada masalah lainnya, seberapa sulitpun urusan itu, aku tetap akan membantumu mengurusinya.”

Vero He tercengang menantapnya, dia tidak menanyakan apapun saat makan, ia hanya menganggukan kepalanya dan berkata,”Terima kasih, aku akan pergi terlebih dahulu.”

Supir perlahan mengendarai mobilnya kemari, Erin membukakan pintu kursi belakang dan menunggu Vero He menghampirinya, setelah Vero He selesai berbicara, ia pun berpalign pergi, saat ia baru saja berjalan satu langkah, suara Kerry Lian perlahan berbunyi di samping telinganya,”Tiffany.”

Dia berpaling dan melihat pandangannya mengabur, selanjutnya ia langsung jatuh ke dalam pelukan seseorang, nafasnya itu dipenuhi oleh aroma tubuhnya, aroma yang ia kenali, dia langsung gugup dan lupa mendorongnya untuk sesaat.

Erin yang berada beberapa langkah dari mereka itu melihat mereka saling berpelukan, dia juga tidak tahu apakah ia seharusnya maju untuk memisahkan mereka.

Pada saat ia ragu sedetik, sederet orang berjalan keluar dari dalam klub, orang yang memimpin adlaah Taylor Shen, ketika ia melihat mereka saling berpelukan di depan pintu utama, bahkan melihat Erin yan berada tidak jauh dari mereka, ia pun langsung mengerti apa yang baru saja ia lihat.

Semua orang di luar melihat kedua orang yang saling berpelukan itu, eksrpesi Taylor Shen langsung menegang, ia kemudian berpaling dan berkata kepada Cristian Yan,”Cristian Yan, mohon bantu aku antar CEO Xu.”

Taylor Shen perlahan berjalan menghampirinya, mengeluarkan tangannya yang sudah mengepal dari dalam sakunya, bibir tipisnya itu tersenyum, seakan-akan sedang tersenyum sinis, dia berdiri tiga langkah dari mereka, lalu menatap dingin mereka,”Benar-benar sebuah pemandangan yang penuh rasa persaudaraan.”

Seluruh tubuh Vero He langsung bergemetar, ia langsung sepenuhnya sadar, saat ia melihat Taylor Shen, ia langsung mendorong Karry Lian. Karry Lian yang ia dorong itu juga bergerak mundur beberapa langkah, salah satu tangannya menekan bahunya, dengan alisnya yang mengerut dipenuhi rasa sedih.

Dia mendorongnya tepat pada tulang rusuknya yang patah itu.

Vero He melihat Taylor Shen dengan gugup, ia melihat tatapannya yang mematikan itu sedang tertuju tajam kepadanya, dia tidak menyangka dia akan bertemunya seperti ini disini, ketika teringat kembali akan pelukannya dengan Karry Lian, ia pun tiba-tiba merasakan perasaan yang tidak jelas.

Dia kebingungan berdiri di sana dan tidak tahu harus bagaimana bertindak untuk sejenak.

Taylor Shen mengulurkan tangannya dan berbicara dengan nada yang rendah,”Kemari.”

Vero He melirik Karry Liansejenak, ia akhirnya memilih untuk pergi ke sisi Taylor Shen, Taylor Shen mengulurkan tangannya dan merangkul pinggangnya, tenaganya yang kuat itu seakan-akan hendak mematahkan pinggangnya, dia mengangkat tatapannya dan melihat Karry Lian, lalu memperingatkannya,”Tuan Lian, Tiffany adalah wanitaku, jika aku melihatmu bersikap tidak sopan kepadanya lain kali, jangan salahkan aku bersikap tidak berperasaan kepadamu.”

Karry Lian melihat mereka berdua yang sedang saling berpelukan, dia pun merasa sangat tertusuk, ia hanya tersenyum dingin dan berkata,”Kenapa, apakah Tuan Shen masih berencana untuk memukulku?”

“Heh!” Taylor Shen tertawa dingin sejenak,”Memukulimu hanya akan mengotori tanganku, aku akan membuatmu meghilang dari pandangan kami.”

Vero He berpaling menatap Taylor Shen dan merasa ucapannya ini dipenuhi kekejaman, hatinya bergemetar sejenak, ia kemudian menariknya pergi menuju Rolls Royce miliknya. Dia langsung mendorongnya masuk untuk duduk dengan sikap kasar, lalu ia pun ikut masuk dan duduk.

Mobil yang sempit itu terasa semakin sempit ketika ia ikut duduk dengannya, ia memerintah untuk mengendarai mobilnya dengan suara rendahnya, lalu duduk dan terdiam.

Novel Terkait

Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu