You Are My Soft Spot - Bab 368 Malam Ini Jangan Menghilang Dari Pandanganku (1)

Jordan Bo memakai pakaian hitam, pria itu berdiri di pintu hotel, pancaran lampu dari hotel menerpa tubuhnya, pria itu mengatupkan bibirnya, dengan mata tajamnya dia melihat wanita itu, wajahnya memperlihatkan aura kejahatan, seperti seekor hewan buas, yang mungkin saja pada detik berikutnya akan menyerang wanita itu dan menggigit lehernya.

Stella Han belum sadar dari rasa terkejutnya, melihat pandangan seperti itu membuatnya ketakutan, air mata muncul di sudut matanya, tapi sama sekali tidak mengalir turun.

Jordan Bo kemudian mengalihkan pandangannya, pria itu melihat ke arah Ned Guo, tatapan matanya sangat membara. Stella Han kemudian mengikuti tatapan mata pria tersebut, dia juga melihat Ned Guo yang berada di dekat tangga, muncul rasa sakit yang tidak dapat dijelaskan di dalam hati wanita itu.

Ned Guo berdiri dibawah anak tangga dan melihat mereka, matanya memperlihatkan tatapan terkejut, dia tidak menyangka Jordan Bo bisa mengejar mereka sampai ke Jepang. Pria itu tertawa getir, tidak peduli bagaimana mereka bisa bersama, Jordan Bo selalu berhasil mengejar dan menemukan mereka, jelas sekali pria itu telah jatuh hati pada Stella Han.

Jika demikian, itu berarti dia boleh melepaskan tangannya dengan tenang, tapi entah mengapa, di hatinya tetap ada perasaan tidak rela?

Jordan Bo sama sekali tidak menyerbu Ned Guo dan meninjunya, pria itu mengalihkan pandangannya, pandangannya kemudian jatuh ke tubuh Stella Han, kesedihan di mata gadis tersebut melukai hati pria itu, dia merasakan kalau hatinya seperti diremas, sampai membuatnya kesakitan sampai kesulitan bernafas.

Pria itu bergerak sangat gesit, dengan segera dia menarik pergelangan tangan wanita itu, menggenggam tangannya, pria itu kemudian menarik wanita tersebut kembali ke arah hotel.

Stella Han terseok-seok ditarik oleh pria tersebut, baru saja berhasil mengikuti langkah kaki pria tersebut, wanita itu mencoba melepaskan pergelangannya, bermaksud melepaskan dirinya dari cengkraman pria tersebut, yang ada malah pria tersebut malah menggenggamnya semakin erat.

Wanita itu merasakan rasa sakit luar biasa di tangannya, dia pun tidak lagi berani meronta, dia mengikuti pria itu naik ke atas lift. Di dalam lift hanya ada mereka berdua, Stella Han berdiri di samping pria tersebut, berpikir untuk mengatakan sesuatu, tetapi seperti ada sesuatu di lehernya, yang membuat wanita itu tidak sanggup mengeluarkan suara.

Wajah Jordan Bo terlihat sangat masam, pria itu tidak mengatakan apapun, bagaiamana cara agar dia bisa berpikir tenang dan rasional agar dia tidak memukul wanita itu? Sepanjang perjalanan, pria itu menggertakkan giginya sambil berpikir, dia ingin sekali menghukum wanita yang berani menyeleweng darinya ini, dia telah memikirkan 10000 cara sadis untuk menghukumnya, tetapi ketika dia berada di hadapannya, yang dipikirkan oleh pria itu adalah memeluk wanita tersebut, memohon padanya untuk tidak meninggalkannya!

Sejak kapan dia karena seorang wanita menjadi selemah ini?

Bahkan ketika wanita itu mengernyitkan dahinya, dia kemudian mengendurkan tenaganya, dia takut melukai wanita ini. Tapi sekarang ada kemarahan dan kecemburuan di dalam hatinya dan hanya dia yang tahu.

Lift berhenti di lantai 5, Jordan Bo kemudian menarik Stella Han keluar, pria itu berdiri tepat di depan kamar wanita itu, dengan suara berat mengatakan: “Buka pintu!"

Stella Han tertegun, hatinya sangat jelas, Jordan Bo tahu semua gerak-geriknya, kalau tidak bagaimana mungkin dia tahu keberadaannya, tinggal di hotel mana, bahkan pria itu tahu kamar dimana dia menginap.

Melihat bayangan pria tersebut, semakin lama dia semakin tidak paham pada pria ini, bukankah dia seharusnya sangat sibuk dengan dengan Bretta Lin? Bretta Lin sudah masuk ke ruang perawatan khusus, bukankah dia seharusnya menjaganya siang dan malam, agar di saat-saat terakhir dia tetap bisa melihatnya bukan? Mengapa dia bisa berada di tempat ini dan menangkapnya pulang?

Stella Han tidak bergerak, hal ini membuat Jordan Bo benar-benar sangat tidak sabar, dia kemudian menatapnya, sekali lagi dia mengulang perkataannya: “Buka pintu!"

Mendengar amarah didalam suara pria tersebut, wanita itu segera sadar, dia kemudian mengeluarkan kunci kamar dari saku bajunya, “Tit", pintu kemudian terbuka, Jordan Bo menarik tangan wanita tersebut dan masuk ke dalam kamar, dia menendang pintu tersebut.

Suara tendangannya benar-benar sangat mengejutkan, sekujur tubuh Stella Han berubah tegang, dia melihat pria itu melepaskan syalnya seperti masuk ke ruang tamu mereka sendiri, melepaskan mantelnya, hati wanita itu berdegup kencang.

Jordan Bo yang menahan dirinya seperti ini, lebih menakutkan daripada Jordan Bo yang memperlihatkan kemarahannya, karena dia tidak tahu, apa yang bisa dilakukan oleh pria itu.

Dia tahu, dia harus mengatakan sesuatu, untuk mencairkan suasana kikuk ini, dia mengatakan: “Kamu...."

Wanita itu belum menyelesaikan perkataannya, Jordan Bo, dia memotongnya, “Pergi mandi!"

Stella Han terkejut, dia melihat pria itu sudah melepaskan kemejanya, degup hati wanita itu lebih cepat, dia kemudian menatap mata pria itu, ada sesuatu yang kelihatan sangat bergairah di mata pria itu, seperti ada api di dalamnya, Stella Han sudah lama bersama pria itu, bagaimana mungkin dia tidak paham apa maksud dari mata pria tersebut.

“Jordan Bo......"

“Apa kamu ingin membuat aku marah?" Jordan Bo menatap wanita itu dengan sangat dingin, beberapa kali pria itu berpikir untuk mematahkan leher wanita tersebut, dia menahannya, pria itu kemudian mengalihkan pandangannya, melihat nuansa kamar yang sangat kental itu, muncul ketidaksenangan di wajah pria tersebut, “Aku sekarang tidak ingin berbicara denganmu, pergi mandi sana!"

Mendengar hal ini Stella Han kemudian menggertakkan giginya, pada akhirnya dia pun pergi ke kamar mandi. Masuk ke dalamnya, wanita itu kemudian menguncinya dari dalam, dia meletakkan tutup toilet, dan duduk di atasnya, sepasang tangannya menutup wajahnya, memperhatikan kaca, apa yang ingin dilakukan oleh Jordan Bo?

Hampir selama setengah jam Jordan Bo berdiri diluar, baru terdengar suara air dari dalam sana, pria itu melepaskan dasinya, dengan tidak senang melemparkannya ke lantai, sepasang matanya tidak ada kemarahan, melainkan kegilaan dan juga kecemburuan.

Dalam sekejap pria itu sudah melepaskan semua pakaiannya, dari lemari disamping ranjang, pria itu mengeluarkan kunci, kemudian melangkah ke arah kamar mandi.

“Patak" terdengar suara pintu terbuka, Stella Han yang berdiri di bawah pancuran air terkejut dan mengangkat wajahnya, dia melihat pintu terbuka dari luar, Jordan Bo kemudian melangkah masuk tanpa sehelai benang pun di tubuhnya, wanita itu terkejut setengah mati, segera wanita itu menggunakan tangannya mencoba untuk menutup bagian-bagian tubuhnya, hanya sayang sekali dia berhasil menutup bagian atas tubuhnya tetapi tidak berhasil menutup bagian bawah tubuhnya.

Malu dan terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa, Jordan Bo sudah berjalan ke arahnya, pria itu menjulurkan tangannya dan mendorong wanita itu sampai ke dinding, tubuh dingin pria tersebut kemudian menempel pada tubuhnya, air hangat membasahi tubuh mereka berdua, Stella Han melihat pria itu dengan terkejut, seperti ada black hole di mata pria tersebut yang ingin menghisapnya masuk kedalam.

Sepasang tangan wanita itu mencoba mendorong dada pria tersebut, “Jordan Bo, kamu...."

Detik berikutnya, Jordan Bo kemudian menundukkan kepalanya dan mencium bibir wanita itu, tubuhnya menindih tubuh wanita tersebut, Stella Han kemudian membelalakkan matanya, tiba-tiba saja muncul rasa sakit seperti terbelah menjalar di tubuhnya, wanita itu kesakitan sampai mengernyitkan dahinya, dan semua rintihan kesakitan wanita tersebut sudah ditelan oleh pria itu.

Stella Han akhirnya paham, Jordan Bo yang dari tadi tidak mengatakan apapun, bukan tidak marah.

Nafas Jordan Bo tersengal, pria itu melihat tubuh wanita yang bergetar karena kesakitan di bawahnya, mata pria itu dipenuhi oleh kecemburuan dan kesadisan, bibir tipisnya kemudian bergerak ke arah telinga wanita tersebut, dengan mengejek mengatakan, “Stella Han, beritahu aku, beberapa hari ini sudah berapa kali kalian melakukannya? Siapa yang membuatmu merasa nyaman dia atau aku?"

Tubuh Stella Han bergerak tanpa henti, kata-kata penghinaannya, membuat wanita itu marah sampai hampir meneteskan air matanya, “Jordan Bo, kamu salah paham pada kami."

“Salah paham?" Jordan Bo kemudian tersenyum dingin, pria itu kembali masuk kedalam tubuhnya, dengan suara dingin mengejek dan mengatakan, “Kalian datang jauh-jauh ke tempat ini untuk bertemu diam-diam, kalian tinggal di tempat yang sama juga naik pesawat yang sama, di mana letak kesalahpahamanku pada kalian?”

Stella Han bergetar karena rasa sakit luar biasa, pria ini selalu bisa membuatnya merasa kesakitan, bukan hanya jasmaninya saja yang merasakan kesakitan, bahkan hatinya juga merasakannya, dia tahu, dia tidak bisa membiarkan pria ini terus salah paham padanya, “Kami tidak melakukan apapun, diantara kami berdua sama sekali tidak ada apapun."

Jelas sekali Jordan Bo tidak mempercayainya, wanita ini sangat menyukai Ned Guo, Ned Guo juga sangat mengangkat dagu wanita tersebut, memaksa wanita itu melihat tatapan kemarahannya, dengan dingin dia mengatakan: “Jika kalian sudah melakukannya juga tidak apa-apa, sekarang kamu coba bandingkan, siapa yang lebih bisa memuaskanmu!"

Stella Han menatap mata pria tersebut, di dalamnya hanya ada ketidakpercayaan, hati wanita itu benar-benar sangat sedih, dia menutup matanya, tetap saja dia tidak bisa keluar dari neraka tersebut, dia merasakan dirinya seperti dilemparkan ke dalam lautan, badai dan hujan tidak henti-hentinya menerpanya.

Di saat-saat terakhir, sebelum wanita itu pingsan dibuatnya, wanita itu mengatakan: “Jordan Bo, tidak peduli apakah kamu percaya atau tidak, aku dan dia sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun padamu.”

Setelah semuanya berakhir, Jordan Bo kemudian memeluk wanita itu dan meletakkannya di atas ranjang, pria itu duduk di sebelahnya, jelas-jelas dia sudah mendapatkan kepuasan, tetapi mengapa dia merasa semuanya terasa sangat hampa? Pria itu memandang wanita itu dengan sangat tajam, ada air mata di sudut mata wanita tersebut, hati pria itu semakin kacau. Stella Han, apa yang kamu tangisi, apakah kamu merasa sangat sedih berada di sampingku?

Beberapa saat kemudian, pria itu kemudian bangkit dan berjalan keluar, mengambil handuk mandi, pria itu kemudian membungkuk mengambil celananya, dari dalam dia mengeluarkan sebungkus rokok, mengambil satu batang dan memasukkannya ke dalam mulutnya, dia bersandar di samping pintu, asap rokok muncul dan mengelilinginya, wajahnya memperlihatkan kesedihan.

Dia tidak tahu sudah berapa batang rokok yang dihisapnya, ketika ponselnya berbunyi, pria itu kemudian berjalan kearah sofa, dia mengambil tas yang terletak di atas sofa, mengeluarkan ponselnya, melihat kearah layar ponsel, dia mengangkatnya, “Ayah!"

“Jangan panggil aku ayah, akhir-akhir ini kamu semakin tidak bisa dikendalikan, demi Bretta Lin kamu sama sekali tidak mempedulikan keuntungan perusahaan, sekarang sebelum rapat direksi kamu malah pergi ke Jepang, apa sebetulnya yang kamu pikirkan?” Suara kemarahan Darryl Bo terdengar dari ujung sana, pria tua itu tersengal, jelas sekali dia marah besar!

Jordan Bo merapatkan bibirnya, dia kemudian mengangkat wajahnya dan melihat wanita yang membuat hatinya sangat kacau itu, mengatakan: “Bukannya kamu selalu berpikir untuk menggendong cucu, aku tentu datang ke tempat ini untuk membuatnya.”

Darryl Bo tersentak, dia selalu bangga kalau putranya ini selalu bersikap rasional, putranya ini selalu tahu kapan harus melakukan apa, dia tahu jelas, sikap mandirinya juga sangat kuat. Tapi akhir-akhir ini tingkah laku putranya benar-benar sangat mengecewakannya, “Jordan Bo, biasanya kamu selalu tahu batasannya, aku harap kamu mengerti, apa yang sedang kamu lakukan sekarang.”

Jordan Bo tidak bicara, pria itu langsung menutup teleponnya. Menggenggam erat ponselnya, dia mengambil rokok kemudian kembali menghisapnya, panjang sekali bahkan rokok tidak sanggup menghilangkan rasa sakit di hatinya, pria itu kemudian mematikan rokoknya, dengan langkah yang besar berjalan menuju ke samping ranjang, membuka selimut, dia melihat tubuh mulus wanita itu, dia kemudian membalikkannya dan menindihnya.

......

Tiga hari tiga malam, Stella Han tidak tahu bagaimana dia bisa melewatinya, dia hanya ingat ketika dia terbangun, pria itu sedang melakukan berbagai macam hal buruk diatas tubuhnya, ketika dia pingsan, pria itu sama sekali tidak melepaskannya.

Waniti itu sampai kehabisan bertenaga dan lapar, pria itu kemudian menyuruh pelayan mengantarkan makanan ke tempat mereka, menyuapinya, selesai makan mereka kembali melakukannya, tidak henti-hentinya memainkannya, jika wanita itu melawan sedikit saja, pria itu kemudian akan menggunakan cara yang lebih kasar untuk menghentikan perlawanannya.

Selama tiga hari ini, dia sudah terasing dari dunia luar, satu-satunya yang diingatnya adalah, siksaan tidak henti dari pria tersebut. Akhirnya dia paham, hukuman yang sebelumnya diterimanya ketika membuat pria ini marah, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan yang sekarang.

Tiga hari kemudian, Stella Han benar-benar lemah, Jordan Bo menggendongnya keluar dari hotel, pria itu lantas memasukkannya ke dalam mobil, Jordan Bo bahkan menggendongnya naik ke atas pesawat. Ketika dia terbangun, dia sudah berada di Halley City, sementara Jordan Bo sendiri sudah tidak berada di tempat itu.

Setelah memuaskan nafsu birahi pria itu, wanita itu merasa kesusahan ketika harus bangkit dari ranjangnya, dia ingin sekali mandi dan turun ke lantai bawah, sayang sekali dia tidak memiliki tenaga tersebut, melihat wajah bibi Liu yang kelihatan khawatir, “Nyonya, tuan berpesan, agar anda melihat album foto, pilih salah satu wedding organizer yang anda sukai.”

Stella Han tertegun, Jordan Bo sepertinya sangat berkeras hati dalam hal foto pernikahan, sepertinya setelah mereka melakukannya, maka mereka sudah menikah secara resmi, dengan begini mereka bisa menutupi semua hal buruk yang menjadi awal pernikahan mereka.

Benar sekali, Stella Han sama sekali tidak merasakan, kalau permulaan mereka adalah sesuatu yang sangat murni. Oleh karena itu ketika nyonya Bo melemparkan perjanjian pernikahan mereka padanya, dia merasa sangat pedih.

Waktu itu yang dipikirkan olehnya adalah, lihatlah, Stella Han, kamu merendahkan dirimu sendiri, orang lain akhirnya ikut merendahkan dirimu.

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu