You Are My Soft Spot - Bab 99 Simpul Cinta Dalam Untaian Intan (3)

"Taylor, apa yang ingin kamu lakukan?" Jocelyn Yan berkata dengan ketakutan.

"Kamu harusnya berdoa agar Wayne dan Jennifer tidak akan putus gara-gara hal ini, kalau tidak......"Taylor Shen memasukkan kembali tangkai bunga itu ke dalam vas bunga, posisinya sama dengan posisi sebelum dia menariknya keluar, "Bunga ini mekar dengan begitu indah, tapi sangat disayangkan."

Perkataannya belum terucapkan sampai habis, langsung terdengar suara "Prang", vas bunganya jatuh ke lantai dan menghasilkan suara pecahan yang nyaring, sang pria menegakkan dirinya, melihat ekspresi wajah Jocelyn Yan yang memucat, berkata dengan senyuman: "Dan nantinya, inilah akhir yang akan dialami oleh Joy de Vivre Group."

Taylor Shen menepuk-nepuk telapak tangannya, membalikkan badan melangkahkan kaki dan pergi dari sana.

Jocelyn Yan merebah duduk di sofa dengan sekujur tubuh yang gemetaran, seberapa kejamnya Taylor, Jocelyn Yan pernah menyaksikannya dulu saat dia merebut kekuasaan Shen's Corp, jika dia menggunakan teknik yang kejam ini terhadap Joy de Vivre Group, takutnya Joy de Vivre Group tidak akan sanggup bertahan begitu lama.

Bagaimana ini? Sepertinya akibat perbuatannya untuk melampiaskan amarah diri sendiri, dirinya telah membangunkan sang singa yang sedang tertidur lelap.

Dia berusaha untuk membuat dirinya menjadi kembali tenang, tidak boleh, dia tidak boleh duduk berdiam diri saja, dia harus menemukan kelemahan dari Taylor Shen. Tiba-tiba, matanya bersinar, bukankah kelemahan Taylor Shen adalah Tiffany Song?

Taylor Song pergi meninggalkan kediaman Keluarga Shen, dia sambil menyetir, sambil menghubungi nomor telepon Cristian, menyuruhnya mengumpulkan semua orang untuk mengadakan rapat, "Kamu pergi mengumumkan hal ini sendiri, tidak boleh melibatkan orang lain, kalau sampai membocorkan kabar ini sedikit pun, maka tebuslah kesalahanmu dengan mengundurkan diri."

Hati Cristian merinding, langsung menganggukkan kepala sambil menanggapinya, dulu saat Taylor Shen memberi perintah seperti ini, adalah untuk merebut kekuasaan Shen's Corp., kelihatannya Kota Tong dalam waktu dekat ini akan diguyur hujan berdarah lagi.

Taylor Shen meletakkan ponselnya ke rak, mata phoenixnya sedikit menyipit, Wayne Shen telah menindas Angela He, Keluarga He pasti tidak akan membiarkan hal ini lewat begitu saja. Jika Wayne Shen dan Jennifer telah mengatasi perselisihan diantara mereka, dan kembali bersama, maka Angela He pasti akan menjadi pihak yang harus dikorbankan. Dan nantinya, Keluarga He pasti akan memutuskan hubungan mereka dengan Keluarga Shen, peperangan ini akan sulit untuk dihindari.

Daripada nantinya menjadi target penyerangan musuh, lebih baik melakukan persiapan dengan baik, untuk mewaspadai perubahan di masa depan.

......

Setelah Taylor Shen pergi, Tiffany Song merasa sangat bosan, kehidupan tanpa bekerja bagaikan berada dalam kesengsaraan, merasa waktu berlalu dengan begitu lambat bagaikan siput. Dia duduk di sofa, mengambilkan remot televisi dan menggantikan siarannya berulang kali, tapi malah tidak mampu menemukan sebuah drama yang membuatnya tertarik untuk menghabiskan waktu.

Dia mematikan televisi, bangun dan berjalan menuju depan kamar Jennifer Li, mendorong pintu kamar dengan perlahan, melihat dia masih berbaring di ranjang dan tidur dengan begitu pulas, Tiffany Song kembali merasa lega, bagus jika tidak menangis lagi.

Dia keluar dari kamar, menutup pintu kamar, lalu terdengar deringan ponsel di ruang tamu, dia langsung bergegas lari ke sana, mengangkat ponsel dan menekan tombol menerima panggilan, "Halo?"

"Tiffany, aku adalah mama." Suara Callista Dong yang terdengar sedikit gemetaran terdengar dari ponsel, hati Tiffany Song seketika merinding, dia menurunkan ponselnya, dengan panik menekan tombol memutuskan panggilan, Jantungnya malah berdebar dengan begitu kencang.

Sejak dari semalam hingga sekarang, dia sama sekali tidak mengingat tentang Callista Dong, wanita yang disebut sebagai mamanya ini, malah menelantarkannya saat dia masih kecil, membiarkannya sengsara seorang diri di Keluarga Shen.

Bahkan saat kembali bertemu, dia tidaklah seperti mama yang ada di dalam drama sinetron, yang akan bersikap merasa bersalah dari dalam lubuk hati, sebaliknya, malah terus mencelakainya, membuatnya menanggung sebuah tuduhan sebagai seorang plagiator. Bagaimana caranya agar dirinya bisa mengakui ibu yang seperti ini?

Ponselnya kembali berdering, dia melihat nomor yang muncul di layar ponsel, tidak mengangkatnya. Sebenarnya dirinya sangat ingin menanyakannya, seberapa kejamnya hatinya, hingga tega menelantarkannya begitu saja? Sebenarnya seberapa kejam hatinya, dalam 25 tahun ini, bahkan tidak pernah kembali untuk mengunjunginya sekali pun?

Dirinya tahu bahwa dirinya bukanlah anak putra dari Nyonya Song, lalu saat dia berusia 6 tahun, dia bersembunyi di dalam lemari kamar orang tuanya, Nyonya Song kembali ke kamar untuk menggantikan baju, kemudian bertengkar hebat dengan Benjamin Song, suara Nyonya Song begitu nyaring dan menusuk, "Benjamin, selama ini aku telah menganggap Tiffany seperti anak kandungku sendiri, apakah aku pernah tidak memenuhi semua kebutuhannya, tapi kenapa kamu ingin memberikan sebagian besar hak waris kepadanya?"

Benjamin Song mendekat dan membungkam mulutnya, "Susan, kecilkan suaramu, bagaimana pemikiran anak-anak nantinya jika terdengar oleh mereka?"

"Kamu saja tidak mempedulikan kehidupan kami ibu dan anak lagi, jadi untuk apa aku merasa khawatir terhadap apa yang akan dipikirkannya? Dulu saat Nyonya Besar Dong mengantarkannya kemari, aku sudah mengatakannya, anak ini boleh masuk ke Keluarga Song, tapi dia tidak boleh memiliki hak waris seperak pun dari Keluarga Song, kamu pernah berjanji padaku, tapi sekarang malah ingin mengingkarinya. Apakah hatimu masih mencintainya, dan ingin menunggunya, lalu kembali melanjutkan hubungan kalian yang dulu?" Nyonya Song berkata dengan kesal.

"Omong kosong apa yang kamu katakan, kapan aku pernah mengatakan ingin melanjutkan hubunganku dengan Callista?" Kekesalan Benjamin Song menjadi kemarahan.

"Callista, Callista, kamu memanggilnya dengan begitu akrab, jangan lupa, CEO Callista Dong lah yang bersalah terhadapmu dulu, dialah yang berselingkuh. Tapi kamu menganggap anaknya sebagai anak kesayangan, tidak khawatir akan perselingkuhannya dibelakangmu, membuatmu menjadi ayah dengan begitu bahagia." Nyonya Song mengatakannya dengan begitu kasar, dan akhirnya membuat Benjamin Song murka, sebuah tamparan terhempaskan, Nyonya Song terbungkam sejenak, kemudian mulai menangis keras.

Kejadian selanjutnya sudah tidak diingatnya dengan begitu jelas lagi, hanya tahu bahwa Benjamin Song terus meminta maaf, kemudian kedua orang itu memasuki kamar di dalam, dan keluar dari sana setelah waktu berlalu begitu lama.

Itu adalah pertama kalinya dia mendengar nama Callista Dong, telinganya mengiang-ngiang, akhirnya dia mengerti mengapa Nyonya Song sering menganiaya dia saat Benjamin Song tidak ada, mengapa tatapan matanya saat memandangnya selalu penuh dengan kebencian.

Lalu, bahkan sikap Benjamin Song terhadapnya pun mulai menjadi dingin, dia tidak tahu di mana permasalahannya, dia berpikir mungkin Benjamin Song tidak ingin menghancurkan keharmonisan keluarga karenanya.

Dia berusaha untuk bersabar, bersabar hingga dia memiliki kemampuan untuk hidup mandiri, tapi malah menyadari kehidupannya tidak berubah menjadi lebih baik, sebaliknya, malah mendesaknya memasuki kehidupan penuh kesengsaraan.

Jika kembali mengingat masa lalu pada saat ini, dia tetap merasa begitu sakit. Tapi untung saja, dia masih memiliki Taylor Shen, juga cinta dari sang pria, makanya dirinya tidak merasa kesepian.

Deringan ponsel kembali berbunyi, dan kembali menyadarkannya lagi, dia menatap ke layar ponsel, mengangkatnya setelah waktu berlalu beberapa saat, "Aku tidak memiliki mama, mamaku telah mati, CEO Dong, mohon agar kamu jangan mencariku lagi, tidak ada satupun hal yang ingin kubicarakan denganmu."

"Tiffany, jangan menutup telponnya dulu." Callista Dong berteriak keras, setelah menunggu dengan menghentikan nafasnya beberapa saat, tidak mendengar suara yang menandakan panggilan telah diputuskan, dia seketika merasa lega, "Tiffany, mohon maaf, aku tidak bisa mengamati pertumbuhanmu, dan membuatmu menerima berbagai kepahitan, sekarang aku telah kembali, biarkanlah aku menebusnya, bagaimana?"

Tiffany Song memejamkan mata, "Aku tidak perlu, mohon agar kamu jangan menggangguku lagi."

Setelah mengatakannya, Tiffany Song menutup panggilannya.

Dia menutup matanya, kejadian yang terjadi belakangan ini kembali berputar di hadapan mata, semua orang berkata, sepasang ibu dan putri pasti memiliki ikatan batin, tapi mengapa hubungan mereka bagaikan orang yang saling mendendam, bagaikan api dan air yang tidak bisa melebur bersama?

Dia terus berusaha, untuk berdiri di hadapannya, tapi kalimat pertama yang dikatakan sang putri, malah merupakan ucapan sindiran yang mengatakan dirinya adalah seorang wanita yang menjual diri sendiri untuk meraih harta kekayaan.

Betapa sakitnya hati dia pada saat itu, hanya dirinya sendiri yang tahu. Dia tidak akan pernah mengerti, sebuah kalimat dari dirinya telah menghancurkan seluruh hasil dari usahanya selama ini, juga telah menghancurkan perasaannya sebagai seorang ibu.

Ponsel kembali berdering, Tiffany Song sama sekali tidak melihat nama yang muncul di layar, langsung mengangkat panggilannya dan berkata dengan marah: "Aku telah menyuruhmu untuk tidak menggangguku lagi, kamu tidak mengerti? Dulu kamu tidak menginginkanku, jadi kenapa sekarang malah ingin mendekatiku lagi?"

Pihak dari ponsel sana tentu saja sangat terkejut, beberapa saat kemudian, baru berkata: "Tiffany, ini aku, kamu pulanglah ke rumah sejenak."

Tiffany Song menurunkan ponsel, melihat sekilas nama yang ada di layar, hari ini adalah hari apa, kenapa mereka semua berturut-turut menghubunginya? "Aku sangat sibuk, ada urusan apa?"

"Aku tahu kamu telah kehilangan pekerjaan, pulanglah, dulu saat nenekmu datang mengantarmu ke Keluarga Song, dia telah meninggalkan sesuatu untukmu, aku terus menyimpannya, dan belum memberikannya padamu, saat ini memang sudah waktunya untuk memberikannya padamu." Benjamin Song menghela nafas, terkadang seseorang akan didesak hingga menghadapi jalan buntu, dan pasti akan melakukan sesuatu yang tidak benar, mengatakan sesuatu yang kasar. Sekarang sang pria telah mengerti, maka dia akan menghentikan masalah pada masa lalu di masa lalu saja, dan tidak akan melibatkan generasi di bawahnya.

Memori Tiffany Song menjadi kembali ke tempat yang begitu lama, muncul wajah seorang nenek tua yang penuh kasih sayang dalam pilkirannya, dia suka memeluknya dan mengayunkannya, memanggil namanya dengan begitu sering. Pada saat itu, nenek telah jatuh sakit, matanya berangsur-angsur tidak mampu melihat lagi.

Terutama saat malam hari, dia tidak akan mampu melihat apapun lagi. Kemudian neneknya khawatir tidak bisa menjaganya lagi, makanya membereskan barang, bergegas mengantarkannya ke Keluarga Song yang berada di Kota Tong, Keluarga Song telah menerimanya, dia memeluk kaki neneknya dan tidak rela untuk melepaskannya, nenek melihatnya terus mengalirkan air mata, membujuknya, mengatakan dia adalah anak yang baik, harus mendengarkan kata-kata papanya, lalu menghempaskan tangannya dengan kejam, membalikkan badan dan pergi dengan tertatih-tatih.

Kemudian, saat dia kembali melihat nenek, dia sudah menjadi bagian dari tanah, beserta dengan batu nisan yang bahkan tidak mengukirkan namanya.

"Baik, aku akan kembali nanti malam."

Tiffany Song menutup panggilan, mengingat sosok seorang nenek yang telah pergi, hatinya langsung terasa nyeri. Kehidupannya saat bersama dengan nenek, merupakan kehiduapan masa kecil yang paling membahagiakan baginya. Nenek telah membesarkannya selama 4 tahun, dia masih belum sempat untuk membalas budinya, tapi nenek malah telah pergi begitu saja.

Ketika berpikir seperti ini, kepahitannya kembali menyelimutinya. Nenek, kamu mengatakan orang yang baik akan terus berbahagia, aku telah berusaha untuk menjadi orang baik, tapi kenapa nasibku malah begitu menyengsarakan?

......

Saat Tiffany Song pergi meninggalkan apartemen, Jennifer Li masih belum sadar, dia telah selesai membuat makan malam, dan menempelkan sepucuk memo di kulkas, berpesan padanya untuk jangan meminum bir lagi setelah bangun, di dalam panci ada bubur dan ramuan pereda pengar, menyuruhnya untuk menuangkannya sendiri ketika ingin memakannya, dan akan kembali secepatnya.

Dia pergi begitu awal, tidak buru-buru pulang ke kediaman Keluarga Song, makanya memilih untuk menaiki bus dan pergi ke sana dengan perlahan, menghemat uang.

Saat hampir tiba di depan pintu kediaman Keluarga Song, dia mendapatkan panggilan dari Taylor Shen, sang pria mengatakan dirinya tiba-tiba harus pergi ke luar kota untuk bekerja, dan harus pergi ke Amerika selama seminggu, menyuruhnya untuk menunggunya pulang. Sang wanita menanggapinya, baru saja menutup panggilan, dia merasa kecewa lagi.

Saat memasuki rumah Keluarga Song, suasana di rumah telah menjadi lebih sunyi, para pembantu telah diberhentikan. Dia berjalan memasuki ruang tamu, terdapat begitu banyak barang yang diletakkan di ruang tamu, semuanya telah dibungkus dengan baik. Tiffany Song mengerutkan keningnya, mamalingkan kepala dan langsung terlihat Lindsey Song sedang duduk di atas sofa melihat televisi, dia telah menjadi sedikit lebih gemuk, telah terlihat sedang mengandung.

Awalnya dia mengira akan merasa tidak nyaman saat bertemu dengan Lindsey Song, tapi saat benar-benar telah bertemu dengannya dan melihatnya memakai baju ibu hamil seperti ini, sedikit rasa marah pun telah tiada. Mungkin benar-benar telah memaafkannya, makanya dia bisa bersikap seperti itu.

"Tiffany telah pulang, duduklah, papa, Tiffany telah pulang." Lindsey Song melihatnya, juga tidak bersikap begitu arogan seperti beberapa bulan yang lalu, kedua orang ini, sekarang baru terlihat bagaikan kakak beradik.

Tiffany Song duduk di sofa, melihat perutnya yang sedikit menggembung, menanyakannya: "Sudah berapa bulan?"

Lindsey Song melihatnya sejenak, memastikan dirinya benar-benar tidaklah keberatan, baru berkata: "Sudah hampir 4 bulan."

"Waktu berlalu begitu cepat, dengar-dengar saat janin berumur 4 bulan, dia akan mulai menendang, apakah sekarang dia sudah menendang?" Tiffany Song bertanya dengan penasaran, sang anak bergerak dalam perut, seharusnya merupakan sebuah hal yang sangat menakjubkan.

"Hmm, beberapa hari yang lalu telah bergerak, namun beberapa hari ini malah menjadi malas. Aku dengar-dengar kamu telah pergi bersekolah di daerah Jiangning, bagaimana perasaanmu? Setelah kembali, kamu berencana untuk bekerja di mana?" Lindsey Song mengalihkan topik pembicaraan, mereka kakak beradik sepertinya tidak pernah duduk dan saling berbicara seperti ini.

"Masih belum memikirkannya dengan baik, berencana untuk bersantai dulu dalam beberapa hari ini."

"Bagus juga, terkadang memang harus berhenti untuk beristirahat dulu, baru bisa kembali berjalan lebih jauh." Landsey Song berkata sembari menganggukkan kepala.

Tiffany song dengan kaget menatapnya, Landsey Song menyadarinya, berkata dengan senyuman: "Ada apa? Merasa orang yang bisa mengatakan hal seperti ini, tidak begitu mirip denganku?"

Tiffany Song menggeleng-gelengkan kepala, "Bukan."

Kedua orang itu telah berbincang-bincang sejenak, baru Benjamin Song turun dari lantai atas, aura CEO nya telah hilang, dia memakai sebuah kaos POLO yang biasa, terlihat seperti seorang ayah yang penuh kasih sayang, keningnya juga terlihat memiliki kerutan penuaan yang semakin banyak.

Tiffany Song berdiri, memanggilnya sejenak, "Pa"

Benjamin Song melambaikan tangannya, "Duduklah, duduklah, tidak perlu merasa segan terhadap keluarga sendiri. Aku dengar-dengar kamu telah pergi bersekolah di daerah Jiangning, bagaimana kehidupanmu di sana?"

"Lumayan baik." Tiffany Song menjawabnya dengan sederhana.

Ketiga orang yang terdiri dari ayah dan dua orang putri duduk bersama, Benjamin Song berkata: "Aku hari ini membereskan barang, baru kembali menyadari kotak perhiasan yang ditinggalkan oleh nenekmu untukmu dulu, 20 tahun telah berlalu dalam sekejab, aku hampir saja lupa memberikannya padamu."

Saat Tiffany Song mendengarnya, pandangan matanya tertuju pada barang yang telah dibungkus dengan baik di ruang tamu, berkata: "Pa, kalian ingin pindah rumah?"

"Benar, Song's Corp. telah bangkrut, kediaman ini telah dilelang oleh pihak bank, aku menghubungi relasiku dan menemukan sebuah rumah sewaan bersubsidi, kami akan pindah ke sana dulu, lalu baru pergi mencari pekerjaan." Benjamin Song berkata.

"Pa......" Ketika Tiffany Song mendengarnya, hatinya merasa sedikit bersalah, "Aku minta maaf, aku......"

"Tiffany, ini bukanlah kesalahanmu, melainkan papalah yang tidak sanggup mengelolanya dengan baik, semua ucapan yang papa katakan padamu hari itu hanya sekedar ucapan emosi, jangan memasukkannya ke dalam hati." Benjamin Song mengatakannya, terkadang saat kehilangan semuanya, baru bisa menyadari betapa berharganya hubungan keluarga.

"Kotak perhiasan yang ditinggalkan oleh nenekmu kepadamu berada di ruang kerja lantai atas, ikutlah denganku ke atas untuk mengambilnya." Benjamin Song berdiri, berjalan menuju lantai atas.

Tiffany segera mengikutinya, memasuki ruang kerja, Benjamin Song menyerahkan kotak perhiasan kepadanya, "Tiffany, buka dan lihatlah."

Tiffany Song menerima kotak perhiasan berwana merah itu, kunci di kotak telah mulai usang, memperlihatkan umurnya yang telah menua. Tiffany Song membukakan kotaknya, terdapat beberapa lembar foto di dalam kotak, sang wanita mengeluarkannya, lalu ada sesuatu yang terjatuh ke lantai dari kotak.

Dia berjongkok, mengulurkan tangan dan memungutnya, dalam kilauan cahaya, untaian intan di tangannya memancarkan cahaya yang begitu menyilaukan mata.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu