You Are My Soft Spot - Bab 34 Suka Dilayani Orang Lain

Setengah jam kemudian, barulah Tiffany keluar dari kamar itu,

Taylor menatapnya dengan tenang, sorot matanya sama sekali tak menunjukkan bagaimana perasaannya saat ini, hanya dirinya sendirilah yang tahu sebesar apa gejolak hatinya yang ia rasakan tadi. Tubuh Tiffany sangat kecil dan manis, gaun berwarna merah muda sepanjang lutut itu membuat lekuk tubuhnya yang indah terpapar jelas.

Tadi saat Taylor berdiri di area pakaian wanita, ia langsung melihat ke arah gaun itu, dalam ingatannya, Tiffany sama sekali tidak pernah mengenakan pakaian berwarna cerah. Tapi tak tahu kenapa, ia langsung merasa bahwa warna merah muda ini sangat cocok dengannya.

Awalnya Tiffany merasa sedikit canggung melihat Taylor yang memandanginya dengan serius, ia mengibas-kibaskan tangannya di depan Taylor dan berkata, "Apa aku tidak cantik mengenakan gaun ini?"

Taylor memegang tangan Tiffany, lalu melihatinya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, ia pun tersenyum dan berkata, "Cantik, cantik sekali!"

Tiffany tersenyum manis bak anak kecil, ia sama sekali tidak menyadari bahwa tangannya masih ada dalam genggaman tangan Taylor, katanya pelan, "Kau ini benar-benar bisa merayu orang."

Taylor pun tersenyum tanpa berkata apa-apa, ia menggandeng tangan Tiffany dan berjalan menuju ke arah lift. Baru berjalan beberapa langkah, tangannya pun tiba-tiba terasa kosong, Taylor menoleh ke belakang, ia melihat Tiffany menyembunyikan tangannya di belakang tubuhnya, Taylor pun cemberut, wajahnya agak terlihat sedikit tidak senang.

Tiffany tak berani melihat ke arah Taylor yang sedang kesal itu, kemarin dia memang mabuk, tapi sekarang karena dia sudah sadar, mana boleh ia bermesra-mesraan dengan Taylor?

Baginya, Taylor adalah seorang paman yang derajatnya lebih tinggi darinya, Taylor adalah kakak iparnya. Meskipun Lindsey melakukan sesuatu yang sangat keji padanya, tetap saja ia tidak boleh berhubungan lebih dengan Taylor, kalau tidak, apa bedanya dirinya dengan Lindsey.

Lagipula, apa ia bisa berhubungan dengan pria seperti Taylor ini? Pokoknya kalau Tiffany masih punya akal sehat, ia harus menjaga jarak dengan Taylor, semakin jauh malah semakin baik.

Suasana yang dingin itu terus berlangsung sampai di restoran, Tiffany sedang memotong steak yang ada di hadapannya dengan serius, ia sama sekali tidak mau melihat ke arah Taylor yang duduk di depannya Namun tiba-tiba, steak yang sudah selesai dipotongnya itu terbang ke atas, ia pun mengangkat kepalanya, lalu di depannya muncullah sepiring steak yang sama sekali belum tersentuh.

"Eh, itu punyaku." kata Tiffany pelan, Taylor tidak menghiraukannya, ia mengambil garpunya dan mulai makan dengan elegan.

Tiffany menatap ke arahnya dengan kesal, "Paman keempat kakak ipar, apa kau tidak bisa memotongnya sendiri dengan tanganmu?"

"Aku suka dilayani oleh orang lain." kata Taylor sambil meliriknya, ia mulai berlaku seenaknya sendiri.

"......" Tiffany pun mengambil pisau dan garpunya, lalu memotong steak yang ada di piring itu, mana bisa begitu? Pria ini kelihatanya sangat dewasa dan matang, tapi sekarang kelakukannya malah seenaknya sendiri seperti anak kecil.

Melihat Tiffany tidak menghiraukannya lagi, Taylor pun kesal, ia meletakkan pisau dan garpunya, mengambil gelas winenya dan meminumnya, ia memandangi Tiffany yang sedang memasukkan steak yang sudah ia potong ke dalam mulutnya, lalu ia berkata, "Apa kau ingat apa yang kau lakukan padaku kemarin malam?"

"Uhuk......" Tiffany tersedak setelah mendengar ucapan Taylor itu, steak yang baru ia masukkan ke dalam mulutnya itu tersangkut di kerongkongannya, tidak bisa ditelan dan tidak bisa dimuntahkan, wajah Tiffany pun memerah.

Taylor pun segera berdiri dan berjalan ke arahnya, ia menepuk-nepuk punggung Tiffany dengan tangannya, sampai akhirnya steak yang menyangkut di tenggorokan Tiffany itu keluar, air mata Tiffany bercucuran keluar, ia menatap ke arah Taylor dengan mata berkaca-kaca, namun tak bisa berkata apa-apa.

Taylor mengambil segelas air yang ada di atas meja, lalu meminumkannya pada Tiffany, dengan lembut ia berkata, "Minum dulu, kau tersedak ya? Pelan-pelan kalau makan, tak ada yang akan merebutnya darimu, kalau kurang nanti kita tambah."

Tiffany sungguh kesal, kalau bukan karena perkataannya tadi, apa dia akan tersedak?

Taylor melihat ke arah Tiffany yang menangis itu, rupa Tiffany saat itu sungguh memelas sekali, jantung Taylor berdegup kencang, dan tanpa sadar, Taylor pun menundukkan kepalanya......

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu