You Are My Soft Spot - Bab 15 Bagaimana Bisa Berlaku Bajingan pada Junior?

Tiffany Song tersipu malu sekaligus kesal. Di daun telinganya masih terasa panas nafas Taylor Shen. Barusan, ketika Taylor Shen mendekati dirinya, ia entah mengapa langsung melompat jauh-jauh. Kata-kata nakal pria itu juga langsung membuatnya merasa sangat risih.

Taylor Shen menatap Tiffany Song dari atas ke bawah. Wanita itu hari ini mengenakan kaos abu-abu yang sangat cocok dengan tubuhnya. Rambutnya yang panjang juga diikat rapi. Barusan, ketika melompat, di udara sekilas terbentuk garis bayangan gerakan Tiffany Song. Mata wanita itu tidak begitu besar, tetapi cukup bersinar layaknya kristal. Pipinya juga merah merona.

Dibandingkan penampilannya yang putus asa barusan, wanita itu sekarang terlihat lebih sehat dan berenergi.

Tiffany Song sibuk menyiapkan kata-kata untuk mengkritik tindakan sembrono Taylor Shen barusan. Ia seorang senior, bagaimana bisa ia berlaku bajingan pada junior? Tetapi, begitu tatapannya bertemu tatapan Taylor Shen yang tajam, keberaniannya langsung runtuh.

Jelas sekali Taylor Shen sadar betul apa yang dilakukannya barusan, dan pria itu pasti tidak akan bersedia meminta maaf.

Jadi dia sudah berani bertindak kelewatan masih tidak mau meminta maaf pula? Rasa panik yang dirasakan Tiffany Song barusan bahkan lebih parah daripada rasa panik tertusuk jarum.

“Sungguh panas sekali, aku ingin pulang menikmati AC.” Setelah mengucapkan ini, Tiffany Song langsung lari. Ia lari dengan kencang sekali hingga dalam sekejap langsung berjarak lima puluh meter lebih dari Taylor Shen.

Taylor Shen daritadi sebenarnya menunggu-nunggu Tiffany Song menyalahkan dan mencercanya. Tidak disangka, setelah menunggu lumayan lama, wanita itu pada akhirnya malah kabur seperti kelinci. Ia terperangah, lalu tertawa-tawa sendiri. Wanita itu sungguh lucu, mengapa ia dari dulu tidak menyadari hal ini?

Tiba-tiba telepon genggamnya berdering. Ia langsung mengangkatnya dengan ceria karena habis tertawa, “Halo?”

“Kakak Keempat?” Orang di seberang sana tidak menyangka Taylor Shen akan mengangkat dalam hitungan detik. Ia juga tidak percaya nada bicara Taylor Shen bisa ceria. Ia bahkan mengira ia salah nomor sampai mengecek ulang layar ponselnya. Setelah yakin betul nomornya benar, ia barulah berkata: “Kakak Keempat, kamu senang sekali karena apa nih hari ini?”

“Langsung katakan apa yang ingin kamu katakan.”

Lawan bicara itu tidak kesal meski ditanggapi dingin. Ia berkata gembira: “Alex Yue sudah pulang, ia mengajak kita makan-makan. Saat kamu menikah dulu ia kan kebetulan persis ke luar negeri, jadi ia memintamu membawa Kakak Ipar Keempat juga. Ia ingin bertemu dengannya.”

“Oke, ketemu di tempat biasa.” Taylor Shen mematikan telepon lalu bangkit berdiri. Tiba-tiba sudut matanya menangkap tas yang jatuh di bawah. Ia yakin betul itu tas Tiffany Song. Ia mengambilnya, lalu langsung berjalan ke arah Bentley Continental miliknya yang ia parkir di pinggir jalan.

Tiffany Song mulai kelelahan dan kehabisan nafas setelah berlari beberapa lama. Ia merasa dirinya sungguh aneh. Ketika dipermainkan orang lain, ia malah kabur jauh-jauh dan bukannya membalas orang itu dengan pukulan.

Terbayang tindakan Taylor Shen barusan, daun telinganya malah gatal lagi. Ia menggaruk-garuk daun telinganya dan lanjut berjalan lagi. Baru beberapa langkah, ia baru sadar kedua tangannya kosong tanpa barang. Tasnya hilang!

Ia ingat, saat keluar dari kediaman keluarga Song tadi, ia ada membawa tas itu. Tetapi kemudian ia tidak berkonsentrasi, entah jatuh di manakah tasnya barusan. Ia berbalik badan dan menyusuri jalanan yang ia lewati dari tadi. Tas yang hilang sebenarnya bukan urusan besar, tetapi di dalam tas itu ada suatu barang yang baginya sangat penting, jadi ia harus menemukannya kembali.

Ia sudah berputar satu putaran dan menyusuri semua tempat yang perlu ia susuri, namun ta situ tidak ketemu juga. Ia berdiri di samping kursi panjang dengan mata merah seperti orang mau menangis. Entah terpikir apa, ia berbalik badan dan berlari ke arah supermarket yang letaknya tidak jauh dari sana.

Ia menemukan telepon umum dan langsung menelepon nomor ponselnya sendiri. Setelah beberapa saat, akhirnya teleponnya diangkat. Ia berkata panik: “Halo, saya pemilik ponsel ini, kamu orang yang menemukan tasku ya? Aku mohon tolong kembalikan padaku, aku pasti akan memberi uang ucapan terima kasih dalam jumlah yang besar.”

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu