You Are My Soft Spot - Bab 13 Sungguh Jatuh Hati

William Tang menatap datar Lindsey Song yang berdiri di sebelahnya. Wanita itu sangat cantik, dan cantiknya bukan seperti wanita kebanyakan. Kecantikannya ini memberi kesan liar. Sekalinya kepincut, akan sangat sulit melupakannya.

Wanita William Tang banyak di luaran, tetapi hanya Lindsey Song seorang yang tidak pernah bosan dilihatnya. Ia bahkan sudah menganggap wanita itu sebagai miliknya. Ia tahu, wanita itu memberikan keperawanannya pada dirinya salah satunya karena wanita itu hanya istri “hitam di atas putih” Taylor Shen. Dalam artian, Lindsey Song dan Taylor Shen pada kenyataannya tidak saling mencintai dan bahagia dengan pernikahan mereka.

Gairah yang timbul dari cinta terlarang ini membuatnya semakin lama semakin jatuh di dalamnya.

Taylor Shen, senior yang ia kagumi sekaligus ia benci. Sewaktu kecil, nama yang paling sering ia dengar dari bibir ayahnya ya nama Taylor Shen. Semakin tahu seberapa lihainya Taylor Shen, ia semakin benci dengannya. Ini karena kecemerlangan Taylor Shen selalu membayang-bayangi dirinya, jadi ia tidak pernah dipandang di keluarga Shen.

Lindsey Song agak canggung terus dipandangi William Tang. Ia memegang tangan pria itu, lalu berkata cemas, “William Tang, jawablah, jangan buat aku takut!”

William Tang meraih tangan Lindsey Song balik, lalu mencoba menenangkan: “Tidak kok, aku sudah mengingatkannya, dia tidak akan berani bicara sembarangan.”

Lindsey Song membuang nafas lega. Wajahnya lebih rileks. Ia menatap William Tang lekat-lekat dan mengungkapkan penyesalannya: “William Tang, maaf, semalam aku terlalu bernafsu. Aku lah penyebab kejadian semalam.”

William Tang mengernyitkan alis, lalu mengelus-elus dagu Lindsey Song dengan ibu jarinya. Ia tertawa, lalu berkata: “Aku juga salah kok. Tidak apa-apa, aku sangat suka kok.”

Lindsey Song malu-malu masuk dalam dekapan pria itu. Ia mengelus-elus dada Wiliam Tang, lalu berkata manja: “Dasar, aku kan malu.”

William Tang mau tidak mau harus mengakui, setiap kali Lindsey Song bertingkah manja seperti ini, ia selalu sungguh jatuh hati. Kali ini ia pun begitu, nafsu birahinya pun sudah dipancing Lindsey Song. Ia menahan dagu wanita itu dengan jarinya, lalu menciumi bibirnya dengan penuh gairah.

“Ehem, ehem.” Tiba-tiba terdengar suara orang pura-pura berbatuk di belakang mereka. Suara ini mengagetkan mereka. Mereka pun buru-buru menjauh satu sama lain dan membuang muka ke dua arah yang berbeda.

Nyonya Song berdiri di ruang tamu sambil menatap William Tang dan Lindsey Song, yang berdiri di depan pintu, dengan wajah muram. Mereka berdua sungguh terlalu nekat. Mereka sudah membuat masalah semalam, seharusnya mereka mencegah terjadi tuduhan-tuduhan yang bisa membuat masalah semakin runyam. Sekarang di depan pintu malah semakin macam-macam mereka……

Kalau ketahuan orang lain atau kepergok pembantu bagaimana coba?

“Hei kalian berdua, kasih aku jalan untuk masuk!”

Lindsey Song mendongak menatap William Tang. Ia menjulurkan lidah tanda meledek, lalu berkata pelan: “Jangan takut, Mamiku hanya seekor harimau ompong, ia tidak akan apa-apakan kita kok.”

William Tang mengangguk, lalu menuntut Lindsey Song ke ruang tamu.

Taylor Shen bermaksud menyusul Tiffany Song, tetapi ia tidak juga menemukan batang hidung wanita itu. Ia sudah menyetir sepanjang jalan ini tetapi tidak juga menemukannya. Persis ketika ia ingin menyerah, sudut matanya tertuju pada kursi panjang di sisi jalan. Tiffany Song duduk disitu dengan wajah muram.

Kalau bukan karena tahu wanita itu hari ini pakai kaos abu-abu tipis dan celana super pendek, ia bisa jadi sudah menyerah daritadi.

Tiffany Song keluar dari kediaman keluarga Song dengan kecewa dan putus asa. Dunia ini sungguh besar, masa tidak ada tempat yang bisa membuatnya nyaman? Kata-kata William Tang terbayang seperti pisau yang menusuk-nusuk hatinya. Hatinya sangat pedih. Ia pikir yang sudah berlalu pada akhirnya pasti akan terlupakan, tetapi sayangnya yang sudah berlalu itu tidak mau melepaskannya juga dari dulu.

Taylor Shen berjalan ke sebelah Tiffany Song, lalu menatapnya. Wanita itu mencoba menutupi wajahnya untuk menyembunyikan perasaannya. Taylor Shen berbatuk pelan, lalu berkata, “Tiffany Song, mengapa setiap kali aku melihatmu kamu selalu terlihat seperti seorang yang terbuang dan perlu dikasihani?”

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu