You Are My Soft Spot - Bab 76 Mau Tidak Meninggal Bersamaku (2)

"Kakek, bagaimana jika Keluarga He tidak mau?"

"Hm, berdasarkan apa yang dilihat orang tua itu tentang anak yang memalukan tersebut, aku yakin sekali, ia pasti menginginkan pernikahan ini. Jika tidak percaya kita lihat saja hasil persidangan perceraian nanti, dengan begitu kita tahu sikap Keluarga He." Kakek Shen yakin dengan dirinya sendiri, anak yang memalukan itu memiliki temperamen yang buruk, tapi tidak peduli kemampuan atau penampilan fisiknya, inilah jalannya. Tuan He adalah orang dengan selera tinggi, cucunya harus memiliki suami yang hebat, jadi ia pasti akan menikahkan cucu perempuannya pada Taylor Shen.

Raka menganggukkan kepalanya, tidak lagi mengeluarkan suara.

Kakek Shen memiringkan kepalanya dan melihat pemandangan di luar jendela, sekarang setiap langkah sudah berada di bawah kendalinya, kenapa ia masih sangat tidak tenang? Dari kelima anak laki-lakinya, yang keempat inilah yang paling menyulitkannya, apakah pria itu akan mendengar perkataannya?

Tiffany Song berjalan keluar dari lift, ia langsung melihat William Tang yang berdiri di luar pintu apartment, ia mengernyitkan alisnya, "kenapa kamu bisa datang kemari?"

William Tang yang mendengar suara"ting" dari lift, langsung mengangkat kepalanya, ia melihat Tiffany Song yang berjalan keluar dari lift, ia mengenakan atasan dengan warna biru muda, rambutnya di jepit kebelakang, dengan riasan ringan diwajahnya, membuat orang-orang terpana.

"Tiffany, kamu cantik sekali hari ini!"

Jika Tiffany Song sekarang menghadapi William Tang, ia selalu merasa tidak bebas, ia tidak mengambil kuncinya untuk membuka pintu, ia telah berjanji pada Taylor Shen, tidak akan membiarkan lawan jenis mana pun masuk ke dalam rumahnya. "ada apa kamu datang mencariku?"

"Tidak apa-apa, tidak bolehkah aku mencarimu?"William Tang yang sangat ceria dibalas dengan air dingin yang dituangkan ke wajahnya, sangat dingin.

Tiffany Song berbalik dan berjalan ke arah lift, ia menekan tombol panah bawah, pintu lift pun terbuka, ia menatap William Tang dan berkata, "pergilah"

Raut William Tang menjadi dingin, "Tiffany, apakah kamu yakin ingin menolakku sejauh ini?"

"William Tang, pengacaraku bilang padaku, kamu mengajukan bukti baru ke pengadilan, demi membatalkan perceraian ini, apakah kamu sudah mencoba segala cara? Sekarang kamu berdiri disini, apakah juga bagian dari pertunjukan?"Tiffany Song adalah orang yang sabar, bahkan jika ada hal yang ia tidak puas, ia jarang mengatakannya secara langsung. Jika ia tidak dalam mood yang buruk sekarang, ia juga tidak akan menanyai hal ini secara langsung.

William Tang menatap tajam wanita di hadapannya, ia merasa panik sesaat, kemudian ia kembali tenang, "Tiffany, apa yang sedang kamu katakan?"

"Aku tidak tahu kenapa kamu tiba-tiba inginberubah seperti ini, meskipun aku telah mengajukan perceraian, aku tidak akan kembali lagi. Dalam pernikahan ini, kita telah menemui jalan buntu selama lima tahun, jika kamu masih memiliki hati nurani, tanda tanganilah surat perceraian tersebut." setelah mengatakannya, ia pun berbalik mengambil kunci dan membuka pintu.

William Tang menatap kosong punggung wanita tersebut, hatinya tiba-tiba terasa kosong dan tidak menemukan ujungnya, ketika Tiffany Song melewatinya, ia tiba-tiba memeluk wanita tersebut dari belakang, dagunya ia letakkan di bahu wanita tersebut, ia merasa tubuhnya tegang dan lengannya mengencang sesaat, hatinya terasa sakit, "Tiffany, kita lewati semuanya baik-baik, tidak bisa, kah? "

Tiffany Song merasa sakit dan memejamkan matanya, suaranya tercekat, "sejak pertama kamu membawa wanita lain pulang ke rumah, ini sudah memutuskan kita tidak lagi bisa bersama, beberapa tahun ini, aku masih belum bisa menerima kenyataan, memendam dan terus menjalani hidup, hidup di masa-masa indah ketika kamu mencintaiku. Aku pikir dengan begini bisa melupakan sakit yang kamu berikan, dengan mengingat semua kebaikanmu. Tetapi, lima tahun telah berlalu, faktanya, tidak ada lagi cinta yang tersisa untukmu, kita tidak bisa kembali lagi, lepaskan aku."

Wajah William Tang dipenuhi rasa sakit, "Tiffany, maaf, beberapa tahun ini aku tidak menghargaimu, berikan aku satu kesempatan lagi. Biarkan aku mencintaimu dengan baik, ya?"

Tiffany Song menggelengkan kepalanya, ia menepis tangan pria tersebut, perlahan berjalan keluar dari pelukan pria itu, dengan suara ringan ia berkata, "jika tahu lebih awal akan seperti ini, untuk apa kembali seperti dulu?"

William Tang merasa tenggorokannya tersumbat oleh setumpuk kapas, ia membuka mulutnya, tetapi tidak bisa berkata apa-apa. Iahanya melihat wanita itu berjalan ke apartmentnya, dan sosoknya menghilang di balik pintu. Ia berjongkok dan memegangi kepalanya yang terasa sakit, mau bagaimana pun ia kembali, sepertinya sudah tidak bisa lagi?

-----------------------

Stella Han sampai di Villa Halley City, sekilas ia melihat sebuah maserati merah terpakir di depan pintu, warna yang mencolok seperti ini, bukanlah tipe yang disukai oleh pria dingin seperti Jordan Bo, jika dilihat, plat nomornya pun tidak dipasang, ia melirik sekilas kedalam villa, mungkinkah ada tamu yang telah datang?

Stella Han berjalan masuk ke dalam villa, dan mengganti sepatu di depan pintu, ia berjalan masuk ke ruang tamu.

Jordan Bo duduk di atas sofa, ia sedang melihat berita keuangan dan ekonomi, pria itu memutar kepalanya, melihat Stella Han berjalan masuk, ia mengernyitkan alisnya, dengan suara dingin ia berkata: "bukannya aku menyuruhmu istirahat dirumah, kemana saja kamu?"

Stella Han melihat pria tersebut, ia teringat dengan perbuatan pria tersebut padanya tadi malam, meskipun wanita itu memiliki watak yang cuek, tetapi sekarang juga merasa sedikit malu. Wanita itu tidak berani menatap mata pria tersebut, matanya beralih sana sini, tatapan matanya beralih ke jam di ruang tamu, dengan tidak bebas ia berkata: "kenapa hari ini awal sekali?"

Jordan Bo mengambil kotak obat di atas meja teh, ia berdiri dari atas sofa, pria itu sangat tinggi, kakinya sangat panjang, memiliki aura yang kuat, itu memberinya tekanan yang luar biasa.

Pria itu berjalan selangkah demi selangkah ke arah wanita itu, setiap langkah kakinya, seperti menginjak hatinya, membuat jantungnya berdebar. Tanpa sadar ia melangkah mundur dua langkah, Jordan Bo telah tiba di depan matanya, aroma cologne dari tubuhnya tercium di hidung, aroma pria tersebut segera mengelilingi wanita tersebut.

Jordan Bo memegang dengan kuat, matanya terfokus, Stella Han dengan tidak nyaman mengalihkan tatapan matanya kebahunya yang lebar, pria itu sangat tinggi, wanita itu hanya setinggi bahunya, "kamu belum jawab, kenapa kamu kembali sangat awal hari ini?"

"tidak suka aku kembali se cepat ini?" tanya JordanBo, pria itu sadar, meskipun wanita itu berusaha berpura-pura tenang, tapi dari raut wajahnya menunjukkannya kegugupannya.

Stella Han menyadari pria itu maju selangkah lagi, hidungnya seperti bisa merasakan dingin dari kemejanya, wajahnya memerah, ia pun melangkah mundur, "bukan begitu, hanya heran saja. Aku mendengar dari sekretaris Taylor Shen, bahwa waktumu sangat penuh, sejak dulu belum pernah pulang lebih awal, jadi aku menanyakannya."

Jordan Bo tertegun, pemikiran untuk menggodanya seketika menghilang. Ia duduk di dalam ruang rapat, mendengarkan laporan dari bawahannya, di otaknya yang ia pikirkan adalah raut wanita yang merasa sakit sekaligussenang. Pria itu berpikir, kemarin malam ia pasti terlalu kasar, saat bangun di pagi hari, pria itu memeriksa luka wanita tersebut, terlihat sedikit parah.

Ia pergi lebih awal sebelum rapat selesai, mengendarai mobil ke apotek untuk membeli obat, kemudian langsung pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah, ia menemukan kekosongan, pelayan rumah bilang, Nona besar telah pergi keluar.

Ia itu tidak menghubungi Stella Han, juga tidak seperti sebelumnya bersikeras ingin bertemu dengan wanita tersebut. Ia menonton tv sambil menunggu, menunggu hingga tiga jam. Pria itu merasa heran, kenapa ia bisa membuang waktunya hanya untuk penantian yang tidak ada arti ini.

Ia menyodorkan kotak obat di tangannya, dengan suara keras ia berkata, "aku membelinya untukmu, nanti pakai sendiri obatmu."

Stella Han menatap tangan besar dan indah pria tersebut, kotak obat tersebut berbaring disana, ia tidak menerimanya, "obat apa, aku tidak terluka, jadi tidak memerlukannya. "

Jordan Bo berniat baik, tetapi malah di tolak oleh wanita tersebut, tatapan matanya semakin dingin, pria itu meraih tangan Stella Han, dan meletak kotak obat tersebut di telapak tangannya, kemudian berkata, "lihat saja dulu baru katakan perlu atau tidak perlu, jika benar-benar tidak memerlukannya, buanglah ke tong sampah."

Stella Han menatap kosong pria yang berbalik dan berjalan ke arah sofa itu, sepertinya ia marah, tapi wanita itu tidak mengatakan apa-apa. Ia melihat kebawah, menatap kotak obat tersebut, saat ia melihat kegunaan dari obat tersebut, ia langsung paham obat apa itu, ia seperti sedang memegang sebuah masalah di tangannya, mau di ambil tidak, mau dibuang jugatidak, wajahnya seketika merah padam.

Orang ini!

StellaHan padaakhirnya berkulitwajah tipis, ia mengambil kotak obat tersebut dan naik ke atas.

Jordan Bo mendengarkan gerakan di belakangnya, mendengar suara langkah kaki yang naik ke atas, ia memutar kepalanya untuk melihat tempat di mana wanita itu berdiri tadi. Setelah beberapa saat, ia berdiri, kemudian berjalan ke atas tangga.

Stella Han sampai di kamarnya, ia duduk terengah-engah di tepi kasurnya, ia menundukkan kepala melihat kotak obat di tangannya, dan langsung melemparkannya ke atas tempat tidurnya. Orang jahat ini, ia membeli obat ini dengan cara yang baik, benar-benar membuat orang malu dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Tetapi di bawah sana benar-benar terasa sakit, ia melirik kotak obat tersebut, kemudian mengambilnya kembali, kemudian berjalan ke kamar mandi.

Setelah Stella Han selesai mengoleskan obatnya, suasana hatinya pun sedikit lebih baik, meskipun ia merasa tidak bebas, tapi ia juga tidak bisa terus-terusan bersembunyi di dalam kamar. Ia membuka pintu, dan turun ke bawah.

Setelah sampai di ruang tamu, Jordan Bo tidak lagi berada disana, televisi masih menyiarkan berita keuangan dan ekonomi, ia berputar sejenak di lantai bawah, tapi tetap tidak melihat Jordan Bo, ia pun merasa lega.

Melihat sebuah mobil maserati berhenti di depan pintu, dan tidak ada tamu yang datang ke rumah, kalau begitu kemungkinanbesar mobil itu.......

Ia tidak bisa menahan kakinya untuk berjalan ke luar rumah, ia berdiri di depan mobil balap tersebut, kedua matanya bersinar, siapa bilang hanya laki-laki saja yang menyukai mobil, perempuan juga menyukai mobil. Ia mendekat ke jendela mobil, dan melihat ke dalam, tetapi kaca film yang gelap membuatnya tidak bisa melihat kedalam.

Ia sangat bersemangat, semakin tidak terlihat, semakin hatinya merasa gatal, dan ingin melihatnya.

Jordan Bo menjawab telepon dan berjalan turun keluar pintu, baru saja tiba di depan pintu utama, ia melihat seorang wanita menaikkan bokongnya bersandar di mobilnya. Gerakan itu membuatnya teringat akan suatu adegan tadi malam, rasa panas menjalarnaik ke atas dari bawah perutnya, dengan mulut kering, ia mengalihkan pandangan matanya, mengepalkan tangannya di depan mulut, dan berdeham singkat.

Mendengar suara pria itu, ia segera menegakkan tubuhnya, dengan canggung ia menunjuk mobil tersebut, "apakah kamu mengganti mobil?"

Jordan Bo tidak mengatakan sepatah kata pun, ia berjalan ke arah wanita tersebut, warna merah terang mobil tersebut kontras dengan warna kemerahan di wajahnya, terlihat sangat cantik. Hatinya bergetar, ia mengulurkantangannya dan mendorong wanita tersebut ke mobil, dan langsung mengecup wanita tersebut.

Sentuhandi antara bibir dan giginya, napas Stella Han pun menjadi tidak teratur, jantungnya berdetak sangat kencang, aliran darahnyaberlawanan. Ia menempelkan tangannya di dada pria itu yang kokoh, berusaha untuk mengelak, tetapi pria itu malah semakin mendekap punggungnya.

Semua suara di telinganya terasa menjauh, perlawanan wanita itu akhirnya berubah menjadi pelayanan, pria itu melepas pelukannya dengan napas terengah-engah, tatapan matanya sangat tajam, ia memalingkan tatapannya, dan melihat mobil tersebut, ia berkata, "kapan, kita akan melakukannya di mobil?"

Stella Han belum sepenuhnya sadar dari ciuman tadi, mendengar Jordan Bo berbicara, dengan bingung ia berkata, "hmm?"

Jordan Bo langsung melepaskan wanita itu, ia mengambil sebuah kunci dari dalam jasnya dan memberikannya pada wanita itu, ia memutar tubuhnya dan masuk ke dalam kursipengemudi mobil. Stella Han berdiri di samping mobil tersebut, melihat pria itu dan mobilnya perlahan-lahan lewat dari sampingnya, tiba-tiba wanita itu tersadar.

Ia menunduk memandang kunci yang ada di telapak tangannya, telinganya memerah, pria ini benar-benar iblis! Tidak disangka memberikannya mobil ini adalah...... Wanita itu melihat mobil sport tersebut, tiba-tiba merasa kunci di telapak tangannya sekarang jugalah sebuah masalah.

Jordan Bo mengendarai mobilnya menuju sebuah klub pribadi, semua orang yang berada di ruangan pribadiitu telah hadir. Ia berjalan ke samping sofa, dan duduk di samping Taylor Shen, melihat wajahnya yang dipenuhi kemarahan, ia mengernyitkan alisnya, "belum selesai?"

Semua orang memasang telinga mereka untuk mendengar, tadi saat beberapa dari mereka baru datang, mereka merasa ada yang aneh dengan Taylor Shen, mereka tidak bertanya, menunggu bos besar datang baru akan membicarakannya. Mereka semua tidak sabar dan ingin tahu apa yang telah terjadi pada Taylor Shen.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu