You Are My Soft Spot - Bab 33 Selingkuhanmu Hanya Bisa Aku Saja

Keesokan harinya, saat Tiffany terbangun, hari sudah terang. Cerahnya sinar matahari menerobos sela-sela gorden jendela dan masuk ke dalam, sepertinya cuaca hari ini sangat bagus. Tiffany terduduk di atas ranjang, ternyata sesedih dan seputus asa apapun dirinya, matahari tetap akan terbit dari timur dan turun dari barat, matahari sama sekali tidak pernah malas-malasan.

Ia membuka selimutnya dan hendak turun dari ranjang, sebuah kenangan yang terlupakan olehnya pun kembali teringat lagi di kepalanya, tubuhnya mengaku, ia menatap ke arah sofa di ruang tamu dengan tajam, ia tak percaya ternyata dirinya seberani itu.

Sang wanita mengangkat roknya tinggi-tinggi, membuka beberapa kancing kemeja putihnya, lalu melingkarkan kedua tangannya ke leher sang pria, duduk dan menggoyang-goyangkan tubuhnya di atas paha sang pria, katanya, "Kakak ipar, ayo kita selingkuh saja, dengan begitu William dan Lindsey akan memanggilku dengan sebutan bibi keempat...... Oh, tidak tidak, rasanya kurang bagus, aku harus mencari ayah mertuaku dan berselingkuh dengannya, dengan begitu mereka harus memanggilku dengan sebutan ibu, begitu baru enak......"

Tiffany pun tercengang, ia segera menutupi wajahnya, bagaimana ini? Memalukan sekali. Ia berusaha keras mengingat-ingat apa yang terjadi selanjutnya, sepertinya...... Sepertinya Taylor mencium bibirnya, lalu menekannya rapat-rapat di atas sofa, lalu berkata, "Tiffany, selingkuhanmu hanya bisa aku saja!"

Lalu...... Tidak ada kelanjutannya, Tiffany benar-benar tidak ingat.

"Ting", pintu kamar terbuka dari luar, sesosok pria yang tinggi masuk ke dalam kamar, melihat Tiffany duduk di samping ranjang, alisnya ia tekuk rapat-rapat mulai melonggar, ia berjalan ke arah Tiffany sambil membawa pakaian wanita, "Kau sudah bangun? Pergi mandi sana, lalu kita pergi makan."

Tiffany memandangi Taylor yang berjalan mendekat sambil melamun, sekujur tubuhnya dikelilingi dengan aura pria yang sangat khas, matanya terarah pada kancing sabuknya yang terbuat dari metal itu, tiba-tiba bagian bawah tubuhnya terasa panas, seperti ada sebuah benda keras yang masuk ke dalamnya.

Ia segera menengadahkan kepalanya, melotot menatap wajah tampan itu, ia menggeleng-gelengkan kepalanya sekuat tenaga, tidak, tidak mungkin, ia sendiri bilang kalau itunya dilukai oleh seekor kucing, mana mungkin? Pasti karena ia minum terlalu banyak makanya ia berkhayal.

Taylor menunduk ke bawah melihatnya, bibirnya tersenyum pertanda suasana hatinya kini sedang baik, dengan suara rendah yang penuh kasih sayang ia berkata, "Kenapa? Apa kau berubah bodoh karena minum terlalu banyak kemarin?"

Aura Taylor menyelubuti sekujur tubuh Tiffany, wajahnya semakin memerah, tiba-tiba Tiffany pun melompat turun dari ranjang, dan hendak berlari ke kamar mandi tanpa mengenakan sandal.

Baru saja ia melangkahkan kakinya, Taylor langsung menangkap tubuhnya dan memeluknya dari belakang, kehangatan tubuh Taylor membuat Tiffany gemetaran, lalu Taylor pun memberinya sebuah kantong kertas, "Bawa baju ini, aku menunggumu di luar."

Kamar mandi di sana terbuat dari kaca transparan, tidak ada gorden yang menutupi, untuk menghindari perasaan canggung, Taylor pun keluar dari kamar.

Tiffany menyikat giginya sambil melamun, sekeras apapun ia memaksa otaknya, tetap saja ia tidak bisa mengingat kejadian tadi malam. Ia pun membuka bajunya dan berdiri di bawah shower untuk mandi, ia terus melamun, sampai akhirnya......

"Ah!" teriak Tiffany, ia melihat tanda bekas cengkraman jari yang berada di dadanya, apa yang terjadi?

"Kenapa?" Mendengar suara teriakan Tiffany, Taylor yang berdiri di luar pun langsung segera masuk ke dalam tanpa berpikir panjang, uap-uap air panas di dalam kamar mandi itu membuat lekuk tubuh sang wanita yang indah terlihat samar-samar dan begitu menggoda, Taylor yang melihat itu pun merasa aliran darah dalam tubuhnya mengalir dengan deras sampai ke otaknya.

Tiffany tidak menyangka Taylor akan masuk ke dalam, ia pun berteriak histeris, ia berteriak sambil mengambil handuk untuk menutupi tubuhnya yang terpapar langsung di depan mata sang pria, dengan perasaan marah ditambah dengan rasa malu, ia berteriak, "Keluar, keluar kau!"

Taylor membalikkan badannya, lalu keluar dari kamar itu tanpa berkata apa-apa, begitu menutup pintu kamar itu, ia pun menarik nafas dalam-dalam, hampir saja ia tak bisa menahannya lagi......

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu