Spoiled Wife, Bad President - Bab 360 Kehidupan Percintaannya Sangat Makmur

Tapi perasaan tidak nyaman yang datang dengan cepat ini juga pergi dengan cepat.

Saat Amanda Mu menoleh melihat ke arah luar jendela, mobil hitam disebelahnya itu sudah melaju jauh.

Plat nomor mobil itu sedikit khusus, pasti pemiliknya juga memiliki derajat tinggi.

Ia teringat akan pria menakjubkan yang baru saja sekilas tertangkap matanya dan tanpa sadar Amanda Mu pun teringat akan ucapan pria itu.

—Selera matamu membuatku ragu apakah kamu benar-benar anak kandungku atau bukan.

Apakah sekarang Amanda Mu terlihat benar-benar buruk rupa?

Lagipula, mana ada ayah yang bicara seperti itu kepada putri kandungnya?

Sepertinya pria itu sangat tidak berperasaan dan kaku, mulutnya pun berbisa. Entah wanita seperti apa yang mampu bertahan dan menerima pria semacam itu.

Terpikirkan akan hal ini, Amanda Mu pun menoleh dan menatap ke arah Kenzo Li yang sedang berkonsentrasi menyetir.

Jika dibandingkan seperti ini, Kenzo Li benar-benar pria yang boleh juga.

Tulus dan penuh perhatian, juga memiliki temperamen yang baik.

“Untuk apa melihatku?” Sudut mata Kenzo Li menangkap sosok Amanda Mu yang sedang menatapnya.

Amanda Mu tertawa: “Aku rasa kamu baik.”

Kenzo Li seperti tidak menyangka Amanda Mu bisa bicara seperti itu, matanya pun berkilat: “Benarkah?”

...

Mobil itu memasuki sebuah pekarangan rumah kecil yang sangat indah.

“Kamu turunlah dulu dan tunggu aku. Aku akan memarkirkan mobil dulu.” Sembari bicara, Kenzo Li sembari mencondongkan tubuhnya untuk membantu Amanda Mu melepaskan sabuk pengamannya.

Tanpa sadar, Amanda Mu menjulurkan lengannya untuk menghalangi pria itu dan membuat postur menghadang: “Biar aku sendiri.”

Lengan Kenzo Li terjulur kaku begitu saja di tengah udara.

Setelah beberapa waktu berselang, akhirnya ia mengangguk: “Baiklah.”

Merasa sangat tidak nyaman, Amanda Mu membuka sabuk pengamannya dan turun dari mobil secepat kilat.

Ia berdiri di pinggir jalan dan menatap Kenzo Li yang pergi memarkirkan mobil, alisnya yang rapi pun bertaut samar.

Sebelumnya, ia hanya merasa mungkin dulu perasaannya terhadap Kenzo Li tidak terlalu dalam. Tapi saat barusan Kenzo Li mau membantunya melepaskan sabuk pengaman, hatinya tiba-tiba merasa sedikit menolak.

Tanpa sadar, Amanda Mu pun langsung menghadangnya.

Ada kalanya dimana tubuh seseorang malah akan merespon lebih cepat dan juga lebih jujur dibandingkan otaknya.

“Sedang memikirkan apa?”

Suara Kenzo Li menarik kembali alur pikirannya.

Amanda Mu langsung menengadah dan baru menyadari bahwa Kenzo Li sudah selesai memarkirkan mobil dan menghampirinya.

“Tidak ada, hanya merasa sedikit terjemur.” Amanda Mu menjulurkan tangan dan meletakannya diatas dahinya untuk menghalangi sinar matahari.

Cuaca sekarang ini tidak panas mengigit, namun juga tidak terlalu sejuk.

Kenzo Li tidak menaruh rasa curiga dan ia membawa Amanda Mu masuk ke dalam apartemen.

Pekarangan hijau di area perumahan kecil itu sangat indah. Gedung apartemennya juga tidak terlalu tinggi, kira-kira hanya tujuh sampai delapan lantai saja. Kamarnya dibangun dengan jarak jarang-jarang sehingga area perumahan ini terlihat sangat tenang dan luas.

Kenzo Li berjalan di depan dan setelah membukakan pintu, pria itu pun berdiri disamping dengan tubuh yang dimiringkan: “Masuklah.”

Model apartemennya adalah dupleks, terang benderang dan luas. Warna dekorasi ruangannya juga lembut. Tapi selain perabotan rumah tangga utama, sama sekali tidak ada dekorasi atau perabotan lainnya sehingga menimbulkan suasana gersang.

Amanda Mu berjalan masuk dan menyadari bahwa semua barang-barang di dalam masih baru, aura kehidupannya terasa tipis.

Kenzo Li juga mengikuti langkah Amanda Mu dan menjaga jarak selangkah dari wanita itu: “Bagaimana menurutmu?”

Jarak satu langkah sama sekali tidak tampak asing namun tidak juga terlalu dekat.

Amanda Mu mengangguk, lalu bertanya: “Kamu tidak tinggal disini?”

“Ya.” Kenzo Li berjalan ke depan jendela, melihat ke arah tumbuhan hijau yang bergoyang di luar. Nada suaranya pun berubah santai: “Lingkungan disini sangat baik, cocok bagimu untuk memulihkan kesehatan.”

Hati Amanda Mu merasa sedikit tersentuh: “Terima kasih.”

Kenzo Li tersenyum tanpa mengatakan apapun. Ia berjalan ke depan televisi, tangannya meraih remot yang kemudian diarahkan ke televisi: “Apa kamu tahu benda apa ini?”

Raut yang terukir di wajah Amanda Mu terlihat sedikit tertahan: “...Televisi.”

Walaupun ia lupa akan semua hal di masa lalu, tapi ia tidak mungkin sampai-sampai melupakan pengetahuan umum di kehidupan...

Senyum di wajah Kenzo Li semakin bertambah dalam: “Aku hanya bercanda. Jangan marah.”

Ia kemudian menyalakan televisi sambil mengganti-ganti salurannya.

Kebetulan sampai pada saluran televisi tentang keuangan dan ekonomi.

“Pagi hari ini, direktur perusahaan Mo, Ricky Mo...”

Gerakan Kenzo Li yang baru saja akan mengganti saluran itu sedikit terhenti.

Ia menoleh ke arah Amanda Mu dan ia melihat wanita itu sedang menatap layar televisi dengan raut terkejut.

Saat ini, di layar kaca televisi terpampang liputan mengenai Ricky Mo yang sedang menghadiri acara bisnis. Tubuhnya terbalut jas berwarna hitam, alis dan matanya terlihat tenang dan penuh percaya diri. Aura seorang raja yang penuh kesempurnaan menguar dari dirinya.

Melihat Amanda Mu yang menatap layar televisi dengan sangat serius, Kenzo Li pun takut mengejutkannya. Dengan sangat perlahan ia meletakkan remot diatas rak dan dengan ekspresi yang wajar berkata: “Ada apa?”

“Aku pernah bertemu dengannya. Baru saja di mobil saat menunggu lampu merah dalam perjalanan pulang. Ia ada di mobil disamping kita.” Amanda Mu masih ingat dengan sorot mata pria itu yang masih meninggalkan rasa takut di hatinya.

Tapi, ia juga tidak dapat menahan diri untuk tidak melihat layar televisi untuk kedua kalinya.

Entah kenapa, Amanda Mu ingin lebih banyak menatap pria itu lagi.

Aslinya, pria itu terlihat jauh lebih tampan daripada di televisi.

“Oh begitu.” Suara Kenzo Li terdengar tidak peduli.

Kamera di berita itu sudah menyorot orang lain.

“Ia juga memiliki seorang putri yang sangat menggemaskan!” Amanda Mu teringat akan anak perempuan kecil yang tadi menunjuk dirinya dan memanggil ‘kakak cantik’. Lubuk hatinya melunak dan ia tidak dapat menahan tawa yang muncul.

Pria bernama Ricky Mo itu sepertinya memanggilnya ‘Joanna’, tapi entah bagaimana menulis nama anak itu.

Ayah macam apa itu! Nama seperti ini sepertinya terlalu asal memberi!

“Belakangan ini memang benar terekspos media bahwa Ricky memiliki seorang putri berusia tiga tahun. Tapi masih belum ada fakta yang didapatkan.” Sambil bicara, Kenzo Li sambil memperhatikan respon Amanda Mu.

Akan tetapi, selain raut bingung dan penasaran, tidak ada ekspresi apapun yang terlukis di wajah wanita itu.

Apakah Amanda Mu benar-benar kehilangan seluruh ingatannya? Sedikitpun tidak ingat?

“Kenapa ia begitu disorot media? Apa yang dilakukan keluarganya?” Tidak ada informasi yang berarti dalam berita yang singkat itu.

Raut wajah Kenzo Li menajam dan ia menjawab: “Keluarga Mo adalah keluarga kaya papan atas, kekayaannya setara dengan harta negara.”

Amanda Mu membelalakkan mata dengan terkejut: “Sebegitu kaya?”

“Ya.” Sepertinya, Kenzo Li menyadari ada hal menarik dalam pembahasan ini sehingga ia kembali melanjutkan berbincang dengan Amanda Mu mengenai keluarga Mo dan mengenai Ricky Mo.

Amanda Mu juga mendengarkan ucapannya dengan serius.

Dari awal sampai akhir, selain raut terkejut dan penasaran, tidak ada sedikit pun ekspresi yang terlukis di wajah Amanda Mu.

Dulu, Kenzo Li hanya pernah mendengar bahwa seseorang yang mengalami cidera di kepala bisa kehilangan ingatannya. Ia sungguh tidak menyangka hal seperti itu benar-benar bisa terjadi.

“Kamu bilang ia punya tunangan? Belum menikah, tapi ia sudah memiliki seorang putri? Kudengar ia sendiri yang mengaku!” Amanda Mu menggelengkan kepalanya, nada suaranya terdengar sedikit kesal: “Sepertinya kehidupan percintaannya lumayan makmur.”

Kenzo Li menjulurkan tangannya dan meletakkannya di pinggir bibir. Ia menjernihkan tenggorokannya dan tak bisa menahan tawanya. Setelahnya, ia berkata dengan serius: “Tentang Ricky yang memiliki putri, hal ini tidak boleh sembarangan dibicarakan...”

“Aku tahu. Orang semacam Ricky Mo ini adalah tipe yang memiliki kekuasaan dan uang. Ia pasti tidak ingin orang lain menggali kehidupan pribadinya. Aku tidak mungkin membicarakannya di luar sana. Lagipulan selain denganmu, dengan siapa lagi aku bisa bicara...”

Terpikirkan akan hal ini, ada sedikit rasa sedih yang timbul dalam hati Amanda Mu.

Selain Kenzo Li, ia benar-benar tidak mengenal siapapun lagi.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu