Spoiled Wife, Bad President - Bab 266 Kutanya Padamu Dimana Amanda Mu!

Perasaannya dan Ricky Mo, hubungan mereka berdua sejak awal memang tidak adil.

Keinginan untuk mengontrol yang ada di dalam diri Ricky Mo sangat kuat, sama juga terhadapnya.

Ini sudah bukan pertama kalinya pria itu membatasi kebebasannya.

Tidak perduli terjadi atau tidaknya masalah mengenai Kakek Mo, diantara dirinya dan Ricky Mo pasti ada saja masalah lainnya.

Daripada menyuruhnya untuk menunggu keputusan pengadilan yang belum pasti dengan kegelisahan, lebih baik menyuruhnya mencari kebenarannya sendiri.

Walaupun keluarga Mo memiliki kekuasaan yang besar, dengan melawan keluarga Mo sama saja seperti dirinya tidak sadar akan kemampuannya yang tidak bisa mengalahkan keluarga Mo, namun dia percaya kebenaran pasti akan terungkap.

……

Perusahaan Mo.

Setelah Kakek Mo sadar, Ricky Mo mulai mengurus beberapa pekerjaan di Perusahaan Mo, kemudian menggunakan waktu senggangnya untuk ke rumah sakit menemani Kakek Mo.

Pukul sepuluh, dia baru saja menyelesaikan sebuah rapat, kemudian menerima telepon dari pengawalnya.

“Tuan muda, Nyonya muda kembali menghancurkan barang-barang, dan juga mengusir semua pelayan keluar dari rumah.”

Amanda Mu kembali melempar barang lagi?

Di internet mengatakan jika setelah wanita hamil maka emosinya akan menjadi buruk.

Ricky Mo terdiam sejenak, berucap: “Biarkan saja.”

Pengawal yang mendengar jawaban Ricky Mo, tanpa bisa ditahan menghela nafas berat, Tuan mudanya sangat memanjakan Nyonya muda.

Hanya saja, dia masih sedikit tidak mengerti, masalah yang terjadi pada Kakek Mo apakah itu sebenarnya perbuatan Nyonya muda?

Orang-orang diluar sana mengatakan jika Nyonya muda yang melakukannya.

Tuan muda juga sepertinya mencurigai Nyonya muda, namun dari perilaku Tuan muda, Tuan muda tidak memperlakukan Nyonya muda dengan kasar karena masalah Kakek Mo.

Sudahlah, sebaiknya tidak usah dipikirkan jika tidak mengerti.

Ricky Mo menutup teleponnya, melangkahkan kakinya ke ruangannya.

Dari ruang rapat menuju ruang direktur hanya berjarak sepuluh meter, saat dia berjalan hingga setengahnya, sang asisten membawa dua dokumen penting yang membutuhkan tanda tangannya segera.

Dia mengambil dokumen itu, membacanya sambil berjalan ke arah ruangannya.

Selesai membaca dokumen yang kedua, saat Ricky Mo akan menandatanganinya, tiba-tiba teringat dengan ucapan pengawalnya tadi.

Seketika gerakan Ricky Mo yang akan menandatanganinya terhenti, kemudian mengulurkan tangannya mengambil handphonenya, namun karena tangannya bergetar, tanpa hati-hati handphonenya jatuh ke atas lantai.

Amanda Mu bukanlah orang yang brutal, tidak akan bertindak sesuka hati, emosinya juga tidak pernah meledak-ledak.

Bahkan dia tidak memiliki kebiasaan menghancurkan barang saat suasana hatinya sedang buruk.

Sebelumnya, dia mengatakan dia mengancurkan barang, yaitu saat dia mendatangi ruangannya untuk mencuri buklet tempat tinggal.

Kalau begitu kali ini, dia “menghancurkan barang”, pasti juga ada tujuannya.

Namun karena belakangan ini Amanda Mu selalu merasa tidak senang, dia melakukan pergerakan kecil dengan “menghancurkan barang”, Ricky Mo juga tidak mempermasalahkannya.

Namun, barusan dia mengingat kembali ucapan pengawal.

Menghancurkan barang, dan mengusir semua pelayan dari rumah......

Asisten yang berada di sampingnya yang melihat situasi tersebut, membantu Ricky Mo mengambil handphonenya dari atas lantai.

Asisten ini ada setelah Ricky Mo berada di perusahaan Mo, dirinya direkomendasikan oleh seseorang hingga bisa berada di posisi ini.

Baginya, Ricky Mo adalah orang yang tidak pernah menunjukkan raut senangnya, sama seperti robot.

Melihat Ricky Mo yang terlihat panik, dia bahkan mengira dirinya salah melihat.

Dia memberikan handphone itu pada Ricky Mo, bertanya dengan hati-hati: “Direktur, ada apa denganmu?”

Ricky Mo mengeraskan rahangnya, raut wajahnya yang dingin terlihat menakutkan.

Dia tidak menggubris pertanyaan sang asisten, langsung menelepon pengawalnya.

Telepon itu tersambung dengan cepat, belum dia berucap, terdengar suara panik sang pengawal dari seberang telepon: “Tuan muda, Nyonya muda mengunci pintu depan dan pintu belakang, kami takut jika nyonya muda berpikiran sempit lalu......”

Ricky Mo langsung bangkit dari duduknya, berteriak dengan keras: “Dobrak pintunya! Jika terjadi sesuatu dengan Amanda! Maka aku akan membunuh kalian semua!”

Sang asisten yang berada di sampingnya tidak berani bersuara sedikitpun.

Tentu saja Ricky Mo juga tidak akan memperdulikannya, meremas handphonenya kemudian berjalan keluar dengan langkah besar.

Saat di pintu keluar dia bertemu dengan Herman Mo.

Herman Mo menghentikannya: “Kamu mau pergi kemana? Aku ada urusan denganmu.”

Ricky Mo mengulurkan tangannya menyingkirkan Herman Mo.

Dengan wajah penuh kegelapan dia menatap Herman Mo, iris matanya yang dalam seperti lautan, tidak ada kehangatan sedikitpun.

Kedua orang itu saling bertukar tatapan selama setengah detik, tidak mengatakan apapun, namun Herman Mo yang ditatap dengan kebencian oleh Ricky Mo tanpa sadar memundurkan langkahnya.

Kebencian?

Kemudian, Ricky Mo menyipitkan matanya, berucap dengan datar: “Terjadi sesuatu di rumah, aku harus pulang sebentar.”

Tanpa memberi Herman Mo kesempatan untuk bicara, selesai berucap Ricky Mo langsung pergi dengan terburu-buru.

Saat Ricky Mo tiba di rumah dengan mengendarai mobilnya secara menggila, dia melihat rumahnya yang dilahap oleh api besar dan kepulan asap yang tebal.

Melihat rumahnya yang telah terbakar hangus, Ricky Mo yang turun dari mobil seketika membeku, beberapa detik kemudian, dia baru tersadar kembali, melangkahkan kakinya berlari ke dalam rumah.

Namun dia ditahan oleh pengawal.

“Tuan, apinya terlalu besar, sekarang tidak bisa masuk ke dalam......”

Ricky Mo dulu pernah berlatih ilmu bela diri, siapa yang menhentikannya, maka dia akan menghabisinya.

Para pengawal itu juga tidak berani memukulnya, namun sebenarnya mereka juga tidak bisa memukulnya.

Semua pengawal yang menghentikan Ricky Mo, semuanya tersungkur di atas tanah karena pukulan Ricky Mo.

Ricky Mo tetap memaksa masuk ke dalam.

Api yang besar telah membakar habis semua rumahnya.

Saat masuk dari ruang tengah itu adalah terdapat api yang besar, membuat orang yang terbakar merasa kesakitan.

Disaat yang sama Doni juga datang.

Dia langsung menghampirinya, menarik Ricky Mo dengan terburu-buru: “Tuan muda, jangan masuk ke dalam!”

Sekarang Ricky Mo tidak bisa mendengarkan ucapan siapapun, dia langsung menghentakkan tangan Doni.

Bagaimanapun Doni adalah orang yang paling lama mengikuti Ricky Mo, ucapannya lebih bisa mempengaruhinya, saat dia datang dia juga membawa beberapa pengawal, langsung mengarahkan tatapannya pada pengawal.

Pengawal itu yang mengerti akan arti dari tatapannya, langsung memukul belakang leher Ricky Mo dengan kuat menggunakan sebuah tongkat, tubuh Ricky Mo yang tinggi langsung ambruk seketika.

Doni menyuruh orang untuk menyeret Ricky Mo keluar kemudian menguncinya di dalam mobil.

Walaupun pingsan karena dipukul, alis Ricky Mo tetap berkerut menjadi satu, alisnya berkerut menunjukkan garis-garis halus di keningnya.

Dengan cepat pemadam kebakaran telah tiba, namun api yang melahap rumah itu terlalu besar, hingga membutuhkan waktu dua jam api itu baru padam.

Sedangkan rumah yang pernah terlihat mewah dan cantik itu, setelah di lahap oleh kobaran api, telah hangus tak tersisa.

Doni membawa orang masuk ke dalam rumah.

Rumah itu telah terbakar hingga tidak terlihat lagi bentuk semulanya, apalagi mencari orang yang ada di dalamnya.

Disaat yang bersamaan, Ricky Mo telah sadar.

Sang pengawal juga tidak berani mengurungnya, akhirnya melepaskannya keluar.

Dengan mata yang memerah, Ricky Mo terlihat seperti singa yang menggila, mencengkram pengawal yang melepaskannya, bertanya dengan suram: “Dimana Amanda?”

“Nyo...... Nyonya muda......” pengawal yang melihat Ricky Mo seperti itu, bahkan tidak bisa menyelesaikan kalimatnya dengan benar.

Ricky Mo mencengkram bajunya dengan sangat erat, bahkan urat-urat di punggung tangannya pun terlihat menonjol keluar, berucap dengan keras: “Kutanya padamu dimana Amanda Mu!”

Pengawal itu terbata-bata, tidak bisa mengatakan apapun.

Ricky Mo menghempaskannya, kemudian berlari masuk ke dalam rumah.

Doni sedang membawa orang masuk ke dalam untuk mencari orang.

Walaupun dia tahu, jika saat api itu berkobar, dan Amanda Mu ada di dalam, setelah melalui api yang besar itu, pasti sudah menjadi abu.

Tapi, tetap harus dicari.

Doni yang melihat Ricky Mo masuk ke dalam, berjalan menghampirinya.

“Tuan muda!”

Ricky Mo mengarahkan kepala tangannya memukul Doni.

Tenaga Ricky Mo sangat besar, Doni yang mendapatkan pukulannya langsung terjatuh dengan keras, Ricky Mo menghampirinya dengan langkah lebar, kemudian kembali memberikannya sebuah pukulan.

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu