Spoiled Wife, Bad President - Bab 356 Sudah Terlambat...

Raut wajah Peter Si sama seperti ekspresi tersenyum. Raut wajah itu, sama persis seperti saat Amanda Mu pertama kali melihatnya.

Tapi yang paling tidak terbaca Amanda Mu adalah dibalik wajah tenang Peter Si, tersimpan sesosok binatang buas bertaring.

Pria itu sedang mempertimbangkan untuk menghancurkan segalanya.

Amanda Mu menatap Peter Si lekat-lekat, lalu menolehkan kepalanya ke arah Ricky Mo dan bertanya dengan suara pelan: “Tidak masalah, kan?”

“Ada apa?” Ricky Mo menatap Amanda Mu. Saat Ricky Mo menggenggam tangan wanita itu, ia dapat merasakan betapa dinginnya tangan Amanda Mu, seolah-olah tangan itu baru saja direndam dalam air es. Bahkan Ricky Mo dapat merasakan keringat dingin pada telapak tangan Amanda Mu.

Ricky Mo mengernyitkan keningnya sedikit dan melihat ke arah pandang Amanda Mu. Tapi ia tidak melihat siapapun disana.

Ini berarti Doni sudah berhasil membawa anak itu ke atas kapal dengan selamat. Kalau begitu, masalah apa lagi yang membuat Amanda Mu begitu gelisah dan takut begini?

Peter Si menjulurkan tangannya dan mendorong ujung topi bola kasti yang ia kenakan diatas kepalanya, lalu berujar santai: “Karena anak itu sudah dibawa pergi, bukankah seharusnya Katarina dikembalikan padaku.”

Katarina Su barusan juga mendapatkan kesempatan untuk pergi, tapi ia tidak beranjak. Ia malah mengikuti Amanda Mu dan kini berada di belakangnya.

Katarina Su berjalan hingga ke hadapan Peter Si dan dengan senyum lebar berseru: “Peter.”

“Kemarilah.” Wajah Peter Si juga dipenuhi dengan senyuman. Ia terlihat sangat lembut dan elegan, tidak terlihat hal mencurigakan sedikitpun.

Amanda Mu memanfaatkan kesempatan saat fokus pandangan Peter Si jatuh pada Katarina Su. Ia meraih telapak tangan Ricky Mo, memunggungi Peter Si, lalu berujar pada Ricky Mo tanpa suara: Peledak.

Ricky Mo berhasil membaca gerak bibir Amanda Mu dan ekspresinya tidak tampak berubah sedikitpun. Hanya matanya saja yang sedikit memicing, menandakan bahwa kini ia sedang berpikir.

Wajar saja, ucapan Amanda Mu tidak mengejutkan Ricky Mo.

Amanda Mu memutar kepalanya untuk menatap Peter Si dan ia melihat bagaimana pria itu sedang menatap Katarina Su dengan penuh kasih sayang.

Ia menggenggam tangan Katarina Su dan tidak mengucapkan sepatah katapun, namun hal ini sudah mampu Amanda Mu merasa sangat tersentuh.

Mungkin, jauh di dalam semua kegilaan Peter Si, hanya seorang wanita bernama Katarina Su sajalah yang bisa menenangkannya.

“Ricky, maaf aku sudah merepotkanmu. Ia benar-benar terlihat persis dengan Katarina.” Peter Si tiba-tiba menolehkan kepalanya ke arah Ricky Mo, senyuman di wajahnya semakin melebar: “Sudah enam tahun, Katarina pasti merasa kesepian seorang diri. Kita harus menemukannya.”

Entah apa yang dipikirkan oleh Peter Si, tapi sorot matanya terlihat aneh dan puas.

Tepat pada saat itu, Ricky Mo tiba-tiba berteriak nyaring: “Pergi!”

Sebelum kata itu terlontar sempurna, Amanda Mu sudah merasa tubuhnya diseret Ricky Mo ke pantai.

Di belakangnya, tawa gila Peter Si terdengar: “Percuma saja. Aku sudah menanam peledak di seluruh area lapangan golf. Ayo kita pergi ke tempat Katarina berada bersama...”

Lanjutan ucapan Peter Si sudah tidak terdengar lagi, tertelan oleh bunyi ledakan yang sangat kencang.

Ingatan terakhir Amanda Mu akan Peter Si tertinggal di dalam ledakan debu dan asap. Pria itu berdiri di atas rumput dengan wajah yang terlihat tenang dan mulut yang menyunggingkan senyum.

Walaupun jarak antara lapangan golf dengan pantai dapat terlihat jelas seberapa jauh, tapi saat ini, rasanya berlari sejauh apapun tidak akan pernah sampai.

Ketika debu dan lempeng tanah menimpa mereka, Amanda Mu berujar sambil berlari: “Jaga Joanna baik-baik, tidak usah mempedulikanku.”

Kekuatan fisik Amanda Mu tidak sebanding dengan Ricky Mo. Dalam urusan hidup dan mati seperti ini, meskipun ia berlari menggunakan segenap hidup dan tiap detik waktunya, ia hanya akan menghambat Ricky Mo.

Bunyi ledakan semakin menggemuruh di belakang.

Tapi raut wajah Ricky Mo tetap terlihat tenang.

Amanda Mu merasa Ricky Mo hendak menjulurkan tangannya dan menggendongnya lari. Ia pun menggunakan segenap tenaganya untuk mendorong Ricky Mo pergi.

Karena Amanda Mu mengerahkan seluruh tenaganya, tubuh Ricky Mo pun terjengkang ke belakang. Laut terhampar di belakangnya dan jika pria itu terjatuh ia memiliki kemungkinan besar untuk tetap selamat.

Mata Ricky Mo membesar tidak percaya. Sepasang mata hitamnya yang selama ini tidak menunjukkan ekspresi apapun saat ini terlihat panik dan takut.

Amanda Mu terpikir untuk memberikan sebuah senyuman pada pria itu, tapi sudah terlambat...

……

Doni yang sudah menunggu beberapa saat di kapal akhirnya berencana untuk turun dan pergi mencari Amanda Mu setelah ia tidak kunjung melihat wanita itu kembali.

Tapi ketika ia baru saja hendak turun dari kapal, ia mendengar suara ledakan yang memekakkan telinga.

Di belakangnya terdengar suara yang terkejut: “Terjadi ledakan disana!”

“Tuan muda!” gumam Doni dan ia hendak segera turun dari kapal.

Akan tetapi, kapal itu justru malah mulai bergerak.

Doni segera berjalan menuju kabin nahkoda kapal: “Apa yang sedang kamu lakukan?”

Wajah sang kapten kapal terlihat ketakutan: “Ada terjadi ledakan, tentu saja kita harus pergi secepatnya!”

“Ikat orang ini.” Begitu Doni menyuruh, langsung ada orang yang mengikat kapten kapal itu.

Doni dengan segera langsung mengarahkan kapal.

Pusat ledakan terjadi di lapangan golf.

Ketika mereka tiba, hampir setengah dari pulau itu menjadi seonggok kekacauan. Debu-debu yang berterbangan dengan tebal memenuhi udara membuat mereka sama sekali tidak bisa menemukan siapapun.

Doni segera menghubungi tim pencari.

Untungnya, tim pencari segera datang dan langsung melakukan pencarian berskala besar.

Di saat yang bersamaan, Stevi Mo pun datang.

Begitu sampai di tempat kejadian, ia langsung memarahi Doni: “Bagaimana mungkin bisa terjadi hal seperti ini? Kamu selalu berada bersama Ricky! Kenapa saat terjadi sesuatu padanya kamu malah baik-baik saja?!”

Doni menundukkan kepalanya, tidak ada raut terlukis diwajahnya: “Sekarang yang paling penting adalah menemukan tuan muda dan nyonya muda terlebih dahulu.”

“Nona muda? Siapa maksudmu? Amanda?” Begitu mendengar nama Amanda Mu disebut, raut wajah Stevi Mo semakin berubah buruk: “Aku sudah tahu Ricky tidak mungkin mengalami kejadian seperti ini kalau bukan karena orang lain penyebabnya! Ia pasti direpotkan...”

Doni yang sebelumnya selalu bisa membawa diri pun langsung berujar dengan dingin begitu mendengar ucapan Stevi Mo: “Nona Mo tidak tahu apapun tentang penyebab dan akibat dari masalah ini, jadi sebaiknya tidak berujar sembarangan.”

“Kamu...!” Stevi Mo tidak menyangka Doni berani membalas ucapannya.

Setelah berucap, Doni pun langsung mengabaikan Stevi Mo dan pergi bersama tim pencari untuk melakukan pencarian.

Karena kondisi yang kacau, pencarian dan penyelamatan pun menjadi sulit dilakukan.

Siang hari di hari kedua pencarian, barulah akhirnya mereka menemukan Peter Si dan Katarina Su.

Keduanya tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan lagi.

Hati Doni terasa tercekat. Tuan muda dan nyonya muda baik-baik saja, bukan?

Ketika malam tiba, akhirnya mereka berhasil menemukan Ricky Mo.

Tapi, napas Ricky Mo terdengar sangat lemah.

Petugas ambulans yang menemani tim pencari pun langsung menyelamatkannya. Doni bertanya pada Ricky Mo: “Tuan muda, apa tuan muda bisa mendengarku?”

Ricky mo menggerakkan bibirnya, seperti hendak mengatakan sesuatu.

Doni mendekatkan telinganya untuk mendengarkan, tapi ia hanya mendengar Ricky Mo bergumam dalam keadaan tidak sadar: “Mu...”

Kata-kata di belakangnya tidak terdengar jelas lagi.

Tapi, benak Doni dapat mengerti apa yang Ricky Mo maksud.

Doni berujar dengan serius: “Aku tahu, tuan muda. Aku pasti bisa menemukan nyonya muda.”

Setelah mengantar Ricky Mo kembali ke kapal, Doni hendak kembali dengan tim pencari untuk mencari Amanda Mu.

Ketika ia membalikkan tubuhnya, ia mendengar suara Stevi Mo yang berujar pada tim pencari: “Orang yang perlu kita temukan sudah ketemu. Terima kasih atas kerja keras kalian.”

Doni langsung melangkah menghampiri Stevi Mo dengan langkah besar-besar: “Nona Mo! Kita masih harus menemukan nyonya muda!”

Stevi Mo dengan dingin berujar: “Nyonya muda apa? Sejak kapan Ricky memiliki istri?”

Usai berbicara, ia kembali berujar pada bawahannya: “Asisten Doni juga sudah bekerja keras, kalian lekas bawa ia kembali ke kapal untuk beristirahat.”

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu