Spoiled Wife, Bad President - Bab 141 Ricky Mo, Jangan Bicara Lagi

Amanda Mu turun ke lantai bawah, saat melewati ruang makan, melihat Charles Mo duduk dengan sorot mata yang cemas di ruang makan, tapi belum mulai makan.

Dia melihat Amanda Mu berjalan menghampiri, lalu dia bertanya: "Bagaimana dengan kakak sepupu?"

"Lumayan, aku antar makanan untuknya, kamu makan dulu." Selesai bicara Amanda Mu langsung menuju dapur.

Selesai Amanda mengambil makanan, membawa baki keluar dari dapur, kemudian melihat Ricky Mo sudah duduk di depan meja makan.

Mendengar suara pergerakan, dia mengangkat kepala melihat Amanda Mu sekilas.

Amanda Mu menundukkan kepala melihat baki yang ada di tangannya, mengeluarkan suara dan berkata: "Kamu sudah turun."

"Iya." Ricky Mo menjawab dengan datar, menundukkan kepala mulai makan.

Amanda Mu mengembalikan baki yang ada di tangannya, kemudian duduk di samping Ricky Mo.

Amanda Mu diam-diam melirik ke arah Charles Mo, melihat raut wajahnya tidak berbeda dari biasanya, sama sekali tidak terlihat ada sesuatu yang tidak benar, sangat tenang.

……

Selama makan, Ricky Mo tidak berbicara sama sekali.

Selesai makan, dia bangkit berdiri kembali ke ruang baca.

Amanda Mu tidak mengganggu dia langsung kembali ke kamar.

Tapi Ricky Mo tidak kembali.

Amanda Mu sudah tertidur, tengah malam tiba-tiba terbangun.

Dia dengan sadar mengulurkan tangan meraba samping tempat tidur, tapi mendapati di sampingnya kosong.

Ricky Mo masih berada di ruang baca?

Dia duduk diatas kasur, mengambil ponsel melihat jam, mendapati waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam.

Amanda Mu mengambil sebuah pakaian, beranjak dari kasur pergi menuju ruang baca Ricky Mo.

Pintu di ruang baca tidak terkunci, dia mendorong pintu dan masuk, kemudian dia mencium suatu bau yang menyengat, lampu di dalam ruang baca tidak dinyalakan, ruangan itu sangat gelap sekali, dia melihat ada satu cahaya.

Ricky Mo sedang merokok.

Amanda Mu tidak menyalakan lampu, dalam kegelapan meraba-raba. Berjalan pelan-pelan.

Di dalam kegelapan mereka berdua tidak saling melihat wajah satu sama lain, tapi bisa saling merasakan aura satu sama lain.

Amanda Mu duduk di sampingnya, asap rokok membuat dia terbatuk.

Cahaya putung rokok itu bersinar sebentar, kemudian mati.

Dalam kegelapan, suara Ricky Mo yang serak seperti setan: "Untuk apa kamu kemari?"

"Datang mencari kamu." Suara Amanda ringan, tangannya memegang pergelangan tangan Ricky Mo.

Tangan Ricky Mo yang biasanya hangat, saat ini malah dingin seperti es.

Amanda Mu memegang erat tangannya, memberikan sedikit demi sedikit kehangatan kepada Ricky Mo.

Tapi dengan cepat, Ricky Mo menarik tangannya.

Beberapa saat kemudian, suaranya kembali terdengar.

"Pada saat di gudang pabrik yang tidak terpakai itu, mereka menggunakan aku mengancam dia."

Amanda Mu tahu, "dia" yang dimaksud Ricky Mo adalah ibu kandungnya.

Ucapan yang sederhana, tapi menjelaskan semua.

Meskipun respon Ricky dulu, sudah menjelaskan kalai masalah ini mungkin benar-benar, tapi saat mendengar Ricky Mo mengaku, Amanda Mu masih merasa terkejut.

"Tepat di depanku." Ricky Mo melanjutkan berbicara: "Mereka mengikat aku, mereka mengitari dia……"

Lima belas tahun yang lalu, Ricky Mo baru berusia 11 tahun.

Anak berusia 11 tahun, melihat dengan mata kepala sendiri ibu kandungnya di depan dia, oleh sekelompok pria……

Amanda Mu tiba-tiba terkejut, dengan cepat mengulurkan tangan memeluk Ricky Mo.

"Ricky Mo, kamu jangan bicara lagi."

"Terakhir, saat Herman Mo membawa orang datang……"

Amanda Mu dengan suara bergetar memotong ucapannya: "Ricky, aku minta kamu jangan bicara lagi!"

Suara Ricky Mo terlampau tenang, terlalu tenang sampai membuat dia takut.

Ricky Mo sama sekali tidak berhenti berbicara, masih mau melanjutkan bicara, Amanda Mu langsung mencium dia.

Ruangan yang gelap, Amanda Mu sama sekali tidak melihat dengan jelas wajahnya, terlebih dahulu mencium dagunya, kemudian baru mencium bibirnya.

Ricky Mo yang awalnya tidak bergerak, tapi kini dia mengambil alih, mendekap Amanda Mu dengan sangat erat dalam pelukannya, sangat erat sampai seakan mau mematahkan pinggangnya.

Amanda Mu menggigit pelan bibirnya, mereka berdua seperti sedang bertarung satu sama lain.

Sampai Amanda Mu terdorong ke sofa, dia baru menyadari apa yang akan dilakukan Ricky Mo selanjutnya, tapi Ricky Mo sama sekali tidak memberi dia kesempatan untuk berespon, langsung……masuk.

Sebelum ini, mereka hanya pernah melakukan sekali di Jade Imperial.

Yang lalu meskipun Ricky Mo berada dalam pengaruh obat, tapi masih mempunyai kekuatan untuk mengontrol dan dengan sabar memandu dia, tapi kali ini, gerakannya secara jelas terlihat lebih kasar.

Amanda Mu tidak tahan berteriak pelan: "Sakit……"

"Rileks saja."

"Kamu keluar dulu……"

"Tidak mungkin."

Begitu ucapannya berlalu, laki-laki itu tidak hanya tidak keluar, malah lebih dalam lagi.

Amanda Mu menggigit bibirnya sebisa mungkin, masih mengeluarkan suara yang pelan.

Suara ini sepertinya membuat Ricky Mo semakin bersemangat, gerakannya makin lama makin cepat, juga makin lama makin……

……

Amanda Mu tidak tahu kapan berakhir, saat dia bangun, hari sudah pagi.

Dia tidak berada di sofa ruang baca, melainkan di atas kasur, tubuhnya terasa nyaman, ada orang yang membantu dua membersihkan.

Tidak perlu melihat juga sudah tahu Ricky Mo tidak ada di kamar, karena di kamar tidak ada aura dia.

Ricky Mo memang orang yang seperti ini, keberadaannya bisa dirasakan orang lain.

Saat menggosok gigi mencuci muka di toilet, Amanda Mu mendapati bibirnya sedikit bengkak, ada bekas berwarna merah di lehernya.

Ini jejak yang ditinggalkan…… Kemarin malam dia dengan Ricky Mo.

Amanda Mu mencari baju dengan kerah yang menutupi leher, lalu menguraikan rambutnya, menutupi semua bekas yang ada di tubuhnya.

Kalau bukan karena kemarin malam Ricky Mo terlihat sangat menyedihkan, dia juga tidak akan berinisiatif……terlebih dahulu.

Lain kali tidak bisa seperti ini mengasihani Ricky Mo.

Di ruang tamu.

Begitu Charles Mo melihat Amanda Mu turun, dia langsung bangkit dari sofa: "Kak Amanda Mu, kamu akhirnya bangun."

"……Ada apa?" Dia tahu dengan jelas Charles Mo tidak akan tahu apa yang terjadi antara dirinya dengan Ricky Mo semalam, tapi ucapan Charles Mo masih membuat dia sedikit khawatir.

"Kakak sepupu saat pergi tadi meminta aku menunggu kamu untuk berangkat bersama, aku berencana ingin membangunkanmu." Charles Mo mengambil tas berjalan menghampiri Amanda Mu: "Aku sudah membungkuskan sarapan untukmu, kamu makan di mobil saja, kalau tidak akan terlambat."

Amanda Mu mendengar dia mengungkit tentang Ricky Mo, telinganya seakan menjadi panas, dengan tenang berkata: "Mungkin sedikit flu, jadi terlambat bangun."

"Pantas saja kakak sepupu tidak membiarkan aku membangunkanmu." Charles Mo menganggukkan kepala, berpikir yang diucapkan Amanda Mu masuk akal.

Di dalam mobil, Amanda Mu bertanya kepadanya: "Hari ini kamu sendirian ke sekolah tidak masalah kah?"

"Ada masalah apa. Philip Tao terluka dia pasti akan ijin tidak masuk, anggap saja dia masuk sekolah, aku juga tidak akan takut dengannya, toh dia juga tidak bisa mengalahkan aku……"

Charles Mo memperhatikan raut wajah Amanda Mu tidak bersahabat, langsung berkata: "Kalau mereka mau bertengkar denganku, aku akan cari guru."

Sudah bukan murid sekolah dasar lagi, masih mencari guru.

Amanda Mu menahan, tertawa sebentar: "Anak pintar!"

Charles Mo tersenyum bodoh, dengan raut wajah tidak senang berdehem: "Umur kamu tua, kamu itu Bibi!"

"Panggil sekali lagi."

"……Tidak berani."

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu