Spoiled Wife, Bad President - Bab 15 Pura-Pura Bodoh

A…… Ayah Ricky Mo?

Laki-laki dari keluarga kaya yang saat muda dulu dikejar-kejar banyak wanita di kota J—— Herman Mo?

Amanda Mu terpaku beberapa saat, baru merespon, dengan agak terbata-bata berkata: "Halo."

Kata "Pa", tidak tahu bagaimanapun juga dia tidak bisa mengeluarkan kata-kata itu.

"Kalau ada waktu, malam ini makan sama-sama." Suara Herman terdengar ramah dan tulus, sepertinya orang yang baik, meskipun nada bicaranya bukan nada memerintah, tapi membuat orang tidak bisa menolak.

Amanda Mu mengerti, perkataan Herman meskipun terdengar seperti sedang bertanya kepadanya, tapi dia tidak bisa menolak.

Dia menjawab dengan sopan: "Ada waktu."

"Aku minta supir jemput kamu, sampai ketemu nanti malam."

Herman berkata dengan tidak tergesa-gesa, kemudian menutup telepon.

Dari awal sampai akhir, nada bicara Herman sangat tenang, seperti tidak ada keraguan sama sekali.

Amanda Mu meletakkan telepon genggamnya, bergegas keluar rumah naik mobil pergi ke villa Ricky Mo.

Herman mengatakan minta supir menjemput dia, supir pasti langsung menuju ke villa Ricky Mo.

……

Amanda Mu berdiri di depan pintu, mengangkat kepala melihat villa Ricky Mo.

Villa ini terletak di tengah gunung, tidak banyak orang di sekitar, villa dengan cat berwarna putih yang berada di tengah hutan, kelihatannya agak mengerikan.

Yang lalu Amanda Mu dijemput, sama sekali tidak memperhatikan villa ini, sekarang makin dilihat makin terasa aneh.

Bulu kuduknya merinding.

Musim dingin, Amanda Mu kedinginan sampai wajahnya pucat.

Dia yang baru saja akan melangkahkan kaki menarik kembali kakinya, sudahlah, tunggu saja disini.

Belum berlalu lama, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan pintu villa.

Amanda Mu penasaran memiringkan kepala melihat, dari dalam mobil keluar seorang laki-laki setengah baya.

Saat laki-laki itu melihat dengan jelas wajah Amanda Mu, dari matanya terlihat jelas dia terkejut, tapi ekspresi wajahnya tidak menunjukkan kalau dia terkejut.

Laki-laki itu berdiri di depan Amanda Mu, perlahan membungkukkan badan, dengan penuh rasa hormat: "Nyonya, saya Santo, saya diutus Tuan Herman menjemput Nyonya pergi makan malam."

Supir yang diutus Herman Mo menjemput dia.

"Terima kasih." Amanda Mu tersenyum lebar kepadanya, terlihat sedikit bodoh.

Ekspresi wajah yang dingin.

Santo membalikkan badan membuka pintu mobil: "Nyonya, silahkan naik."

Setelah itu, Santo putar balik dan meninggalkan villa.

Saat mobil sudah berjalan menjauh, tirai jendela di villa lantai dua dibuka.

Doni melihat mobil yang berjalan menjauh itu, kemudian melihat Ricky Mo yang tanpa ekspresi: "Bos, kamu benar-benar membiarkan Nyonya seperti ini bertemu dengan Tuan Herman?"

"Kalau tidak?" Ricky Mo memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana panjang, suaranya berat: "Dia hanya seorang perempuan yang bodoh dan jelek, Herman bisa berbuat apa?"

"Tapi, Nyonya itu hanya pura-pura bodoh!"

"Bisa pura-pura sampai membuat semua orang percaya, itu juga merupakan suatu kelebihan."

Selesai berbicara, Ricky Mo membalikkan badan pergi.

……

Amanda Mu diantar ke sebuah restoran mewah.

Santo mengantar dia sampai ke ruangan yang sudah dipesan, menjulurkan tangan mempersilahkan: "Tuan Herman di dalam menunggu Nyonya."

"Hm." Selesai Amanda Mu berbicara, dia menambahkan kembali: "Terima kasih Paman Santo."

Santo melihat Amanda Mu masuk ke dalam, setelah menutup pintu, tidak tahu terbesit apa, kemudian menggeleng-gelengkan kepala.

Di depan meja, laki-laki paruh baya yang terlihat elegan, sedang membalik buku menu.

Mendengar suara langkah kaki, laki-laki itu meletakkan buku menu dan mengangkat kepala.

Amanda Mu mengira dengan penampilannya yang jelek seperti ini akan membuat dia tidak puas, tapi laki-laki itu tersenyum manis berkata: "Kamu Amanda Mu?"