Spoiled Wife, Bad President - Bab 660 Kamu Menikah Denganku

Luka Amanda Mu tidak dalam, tapi agak panjang.

Dokter berkata lukanya harus dijahit.

Amanda Mu dari tadi tampak sangat tenang.

Namun, ketika dokter ingin memberinya obat bius, Amanda Mu menolak.

Wajahnya tampak tidak tegang, tidak ada jejak ekspresi sedikit pun di wajahnya: "Langsung jahit saja, tidak perlu menggunakan obat penghilang rasa sakit."

Dokter itu adalah seorang pria paruh baya. Begitu dia mendengar kata-kata Amanda Mu, mula-mula wajahnya tampak bingung, lalu dia bertanya dengan ragu: "Tidak perlu menggunakan obat penghilang rasa sakit?"

Tanpa menunggu Amanda Mu berbicara, Kenzo Li maju ke depan, ia mengerutkan kening dan berkata: "Amanda, kamu gila atau bodoh? Apakah kamu pikir kamu adalah seorang prajurit wanita?"

Amanda Mu juga tidak melihat siapa pun, matanya tidak terlalu fokus, dia berkata dengan lembut, "Aku ingin mengingat rasa sakit ini."

Dia harus mengingat rasa sakit yang Ricky Mo berikan padanya.

Kenzo Li tampak marah pada wajahnya yang tersenyum, wajahnya sedikit suram, dan dia menjatuhkan dua kata: "Terserah kamu!"

Dokter tentu saja tidak bisa memahami kata-kata keduanya, dia juga tidak tahu hubungan antara keduanya, tetapi dia hanya tahu bahwa keduanya memutuskan untuk tidak menggunakan obat penghilang rasa sakit.

Amanda Mu juga tidak peduli dengan apa yang dikatakan Kenzo Li atau apa yang dia katakan, dia hanya menatap dokter: "Dokter, kamu boleh mulai."

Kenzo Li langsung keluar dan menutup pintu dengan keras.

Dokter itu jelas ragu.

"Dokter, aku akan melakukannya, kamu tidak perlu khawatir," kata Amanda Mu lagi.

Dokter menghela nafas dan mulai mengambil alat: "Jika kamu tidak bisa menahannya, kamu beritahu aku."

“Ya.” Suara Amanda Mu membawa jejak tekad yang kuat.

Sebenarnya, hanya dua atau tiga jahitan yang perlu dijahit.

Namun, jarum tajam itu menembus kulit, masih terasa sangat sakit.

Amanda Mu menggigit sudut bibirnya, dahinya memancarkan butiran keringat halus, hingga membuat wajahnya pucat.

Dokter terkejut ketika dia melihat bahwa dia benar-benar dapat menahannya.

Setelah menjahit, dokter memberikan dua tisu pada Amanda Mu: "Bersihkan keringatmu."

“Terima kasih.” Amanda Mu mengambil tisu dan berdiri.

"Aku akan memberimu resep, kamu harus makan obat ini ketika pulang. Kamu bisa melepas jahitan ini dalam beberapa hari dan kamu juga bisa melepasnya di klinik lain."

“Terima kasih.” Amanda Mu mengulurkan tangan dan menerima resep.

Dokter melirik ke luar pintu dengan penuh rasa penasaran: "Hei, di mana pacarmu? Kenapa dia belum masuk?"

“Dia bukan pacarku.” Setelah Amanda Mu selesai berkata, ia pun langsung keluar.

Dia tidak melihat Kenzo Li di luar pintu.

Amanda Mu terlalu malas untuk peduli ke mana Kenzo Li pergi, Amanda Mu langsung pergi mengambil obatnya.

Ketika meninggalkan rumah sakit, dia menemukan bahwa mobil Kenzo Li masih terparkir di depan rumah sakit, dia duduk di dalam mobil sambil merokok.

Amanda Mu tinggal di tempat sejenak, dan berjalan dengan ekspresi yang rumit: "Aku mau pulang."

"Kamu tidak mengucapkan sepatah kata pun meskipun hanya ‘terima kasih’? Ricky dan wanita lain bermesraan, jika hari ini aku tidak menyelamatkanmu, apakah kamu masih berdiri di sini dalam keadaan hidup?"

Kenzo Li yang sedang memegang rokok di tangannya, menyipitkan matanya sedikit, dan ekspresi wajahnya tampak menunjukan aura orang kaya yang tidak bisa berbuat apa-apa.

"Asalkan bukan hal yang buruk, kamu boleh menemuiku ketika kamu membutuhkan uang bayaran dariku."

Amanda Mu baru saja menjahit lukanya, tidak ada jejak menahan rasa sakit di wajahnya, bahkan tatapan matanya tidak seceria biasanya.

Kenzo Li tampak sangat kecewa.

Dia memadamkan rokok di tangannya dengan perasaan kesal, lalu berkata sekali lagi: "Asalkan bukan hal yang buruk, semuanya boleh?"

Amanda Mu mengangguk tanpa ekspresi: "Ya."

"Oh," Kenzo Li meletakkan satu tangan di jendela dan berbicara dengan nada suara yang sangat serius: "Kalau begitu kamu menikah denganku."

Amanda Mu langsung mengabaikan kata-kata Kenzo Li: "Kenzo, kata-kataku selalu ada perhitungan/ kamu harus selalu pegang kata-kataku."

Setelah selesai berkata, dia berbalik dan pergi.

Dia tidak berharap Kenzo Li menjawab dengan serius, tetapi dia masih merasa terlalu konyol saat mendengar Amanda Mu memberi kesempatan kepadanya.

Mobil Amanda Mu dihentikan di jalan oleh anak buah dari Mike Jiang, ketika pergi, dia dan Kenzo Li menaiki mobil Kenzo Li.

Dia sekarang hanya bisa naik taksi.

Ponsel tidak ada ditangannya, dan dompet masih di dalam mobil.

Semuanya terlihat mengerikan.

Amanda Mu berpikir, dia mungkin harus pulang.

"Hei!"

Ada suara datang dari mobil yang lewat.

Dia pun menolehkan kepalanya dan melihat, ternyata masih Kenzo Li.

Amanda Mu mempercepat langkahnya dan mengabaikannya.

“Masuk ke dalam mobil, aku akan mengantarmu pulang.” Kenzo Li mengemudikan mobilnya dengan sangat lambat, dia mengendalikannya dengan sangat baik, hingga akhirnya sejajar dengan Amanda Mu.

Melihat Amanda Mu mengabaikannya, dia berkata lagi: "Apakah kamu mau pulang?"

Amanda Mu sudah memutuskan untuk tidak memperdulikan Kenzo Li dan tidak akan mengatakan apa-apa lagi.

Tapi Kenzo Li juga sangat keras kepala, ia mengikutinya dengan cepat.

Keduanya tidak lagi berbicara, jadi, Amanda Mu jalan kaki dan Kenzo Li sambil mengemudikan mobil, lalu tiba ke kediaman Amanda Mu.

Untungnya, rumah sakit tidak jauh dari kediaman Amanda Mu. Meski begitu, dia masih harus berjalan selama satu jam.

Ketika dia naik ke atas, Kenzo Li mengikutinya.

“Apakah kamu akan ikut aku masuk?” Amanda Mu berhenti di depan pintu.

“Aku sudah datang ke sini, bukankah kamu berencana untuk mengundang penyelamatmu untuk minum teh?” Kenzo Li tampak tidak menyerah.

Amanda Mu tidak punya banyak energi untuk menghadapinya, ia membuka pintu dan masuk, lalu langsung ke dapur dan merebus air untuk membuat secangkir teh untuk Kenzo Li.

Dia meletakkan cangkir teh "tong" di atas meja kopi: "Cepat pergi setelah minum."

Pemanasan di ruangan itu tidak dinyalakan, sehingga teh tersebut dengan cepat menjadi dingin.

Kenzo Li juga tidak terlalu banyak basa basi, dia minum teh dan langsung pergi.

Setelah hanya tersisa Amanda Mu sendirian di rumah, suasana menjadi agak menakutkan dan sunyi.

Dia melemparkan cangkir yang diminum Kenzo Li langsung ke tempat sampah, pergi ke kamar mandi, dan berdiri di depan cermin untuk melihat luka di lehernya.

Wanita di cermin memiliki ekspresi wajah yang mengerikan, dan ekspresinya seperti mayat hidup.

Amanda Mu menyentuh wajahnya dan bergumam: "Kamu harus semangat, masih ada banyak hal yang harus dihadapi, dan masih harus menulis naskah untuk beberapa episode ..."

Dia memegang sudut bibirnya, berusaha untuk mengeluarkan senyum.

Namun, senyum yang keluar seperti ini terlihat lebih buruk daripada menangis.

Seketika wajah Amanda Mu menjadi suram, ia mencuci tangannya dan pergi ke kamar mandi.

Wajahnya terlalu jelek, dia tidak ingin melihat ke cermin lagi.

Amanda Mu mengganti pakaiannya, membersihkan diri sejenak, lalu memgambil syal dan jaket yang bernoda darah tadi dan bersiap turun ke bawah untuk membuagnya.

Dia meninggalkan rumah dan menunggu lift, ketika pintu lift terbuka dan orang yang keluar adalah Tisno.

Tisno membawa tas hitam dan mengenakan topi, dia tidak terlihat seperti orang yang baik.

Tapi Amanda Mu tahu bahwa Tisno memiliki aturan dan prinsip sendiri.

Seseorang yang memegang aturan dan prinsip sebenarnya tidak menakutkan, selama kamu tidak melanggar aturan dan prinsipnya terlebih dahulu.

“Nona Mu?” Tisno memperhatikan luka di leher Amanda Mu, nada suaranya terdengar ragu-ragu, tetapi tidak bertanya juga.

Amanda Mu sedikit mengangguk, dia mengangkat kakinya hendak memasuki lift.

Pada saat ini, Tisno menghentikannya: "Nona Mu, aku belum menemukan majikan baru hingga hari ini."

Amanda Mu menoleh ke belakang, ia mengangkat alisnya sedikit, dan memberi isyarat untuk lanjut berkata.

Tisno langsung berkata : "Apakah kamu membutuhkan pengawal?"

Kekuatan Tisno, Amanda Mu tahu.

Begitu banyak hal terjadi satu per satu beberapa waktu ini, Amanda Mu tidak mempertimbangkan lagi, dan langsung berkata: "Perlu."

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu