Spoiled Wife, Bad President - Bab 1152 Jejak Darah

Ibu Ricky Mo, Susan Jing, lahir dari keluarga terpelajar. Dia adalah gadis bangsawan sejati yang telah belajar baik secara internal maupun eksternal, banyak anak dari keluarga kaya terpesona olehnya.

Dan Dodi Xie adalah salah satunya.

Kemudian, dia menikah dengan anggota Keluarga Mo, yang juga memiliki status yang setara dengannya.

Ini adalah hubungan yang bagus.

Ketika penculikan terjadi, masaalah ini lebih sensasional daripada ketika dia menikah dengan anggota Keluarga Mo.

Susan Jing kuat tetapi juga rapuh, dia berjuang untuk Ricky Mo, tetapi ketika dia akan diselamatkan, dia mengakhiri hidupnya.

Namun Dodi Xie dengan kerasa kepala mengira bahwa dunia adalah cara untuk menghidupkan kembali orang mati, oleh karena itu, saat membawa Susan Jing pergi, ia juga menculik dua anak keluarga yang masih hidup yang tewas secara tak berdosa dalam kasus penculikan.

Kedua anaknya adalah Kenzo Li dan adiknya, Venia Li.

Amanda Mu menarik Ricky Mo hingga ke depan pintu, pengawal yang menunggu di pintu membuka pintu.

Begitu pintu terbuka, udara dingin menusuk pun terasa.

Villa itu merupakan gudang es yang mewah dan indah.

Dan ibu Ricky Mo terbaring di peti mati es di tengah ruangan.

Amanda Mu menoleh dan melirik Ricky Mo dengan sedikit khawatir.

"Nyonya Muda."

Amanda Mu menoleh dan melihat Doni berjalan mendekat dengan membawa dua jaket tebal.

Amanda Mu mengambil salah satunya dan memakainya untuk Ricky Mo tanpa berkata apapun.

Ricky Mo tidak bergerak atau berbicara, matanya tertuju pada peti mati es di tengah ruangan.

Amanda Mu dengan hati-hati memakaikan jaket untuknya, meritsleting, lalu mengenakan untuk dirinya sendiri.

Setelah selesai mengenakan ke tubuhnya sendiri, dia menarik tangan Ricky Mo lagi dan berjalan masuk.

Semakin masuk ke dalam, maka semakin kuat aroma formalin yang tercium.

Hawa dingin di kamar membuat Amanda Mu sedikit tidak nyaman, udara dingin itu sedikit demi sedikit meresap ke dalam tubuhnya, sedingin jarum.

Tapi dia tidak menunjukkannya sama sekali, lalu berjalan ke peti mati es bersama Ricky Mo.

Seorang wanita yang anggun dan mulia, bersembunyi di dalam dengan tenang, tanpa sedikit pun jejak aura manusia.

Amanda Mu merasakan tangan Ricky Mo.

Kemudian, dia melepaskan tangan Amanda Mu, berjalan mendekat, dan mengulurkan tangannya untuk membelai peti mati es yang transparan. Dia menunduk, ekspresinya menunjukkan ketergantungan yang langka.

Dia mengangkat bibirnya perlahan, tapi tidak mengeluarkan suara.

Ibu.

Dia kehilangan ibunya pada usia sebelas tahun, hingga saat ini telah berlalu selama dua puluh tahun.

Dalam lima belas tahun pertama, semua yang dia lakukan adalah menyelidiki kebenaran tentang kematian ibunya. Dalam beberapa tahun berikutnya, dia sudah memiliki Amanda Mu dan Joanna Mo, jadi kehidupannya yang sepi, akhirnya berwarna cerah.

Tapi dia terjebak di sini.

Semasa hidup dia ditipu oleh Herman Mo dan mengalami segala penghinaan. Setelah kematiannya, dia dijebak di sini oleh Dodi Xie, hingga membuatnya tidak merasakan kedamaian.

Tangan Ricky Mo di atas peti mati es itu perlahan-lahan mengencang, simpul di lehernya meluncur, dan perlahan menghembuskan napas. Setelah mencoba beberapa kali membuka bibir, dia akhirnya mengeluarkan suara kecil: "Aku tidak pernah mengira Herman bisa melakukan tindakan kejam hingga titik ini, walaupun jenazah ibuku dibawa pergi, dia tidak peduli ... uhuk! "

Dia terbatuk seolah tersedak sesuatu di tenggorokannya.

Meski sudah mengulurkan tangannya untuk menutupi bibir, Amanda Mu masih melihat bekas darah di sela-sela jarinya.

“Ricky!” Pikiran Amanda Mu kosong sejenak. Kemudian, setelah dua langkah, dia mengguncang tangannya dan mengambil tisu untuk menyeka darahnya.

"Aku baik-baik saja."

Meski begitu, Ricky Mo nasih tetap menenangkannya.

“Hmm.” Dia tidak berani bertanya pada Ricky Mo, apalagi kenapa dia batuk darah.

Dia tidak berani bertanya.

Dua hari terakhir ini, keadaan Ricky Mo terasa tidak wajar, yang membuatnya merasa tidak nyaman.