Spoiled Wife, Bad President - Bab 294 Celemek Dengan Bunga Berwarna Merah Muda

Meskipun ada AC dalam ruangan itu, tapi baju musim panas sangat tipis, pakaian yang dikenakan mereka berdua sudah basah oleh keringat.

Keduanya mengeluarkan keringat yang banyak dan terlihat seperti baru keluar dari air.

Ciuman Ricky Mo menyusuri sudut bibirnya dan menuju ke bawah, ketika mencium lehernya, dia dihentikan oleh tangan Amanda Mu:”Makan.”

“Aku bisa makan yang lain dulu.” Suara Ricky mo terdengar suram, dia berkata sambil menundukkan kepalanya mencium tangannya.

Dia mencium tangannya dengan lembut beberapa kali, sabar dan sensasional, seolah-olah dia tidak akan menghentikannya sebelum dia menarik tangannya.

Wajah Amanda Mu memerah tapi dia tidak membiarkan Ricky Mo menjadi kurang ajar.

Dia mengulurkan tangan dan mendorong kepala Ricky Mo:”Mau makan atau pulang dan makan sendiri.”

Rambut di dahi Amanda Mu sudah basah oleh keringat, wajahnya merah semu dan terlihat sangat menggiurkan.

Tenggorokan Ricky Mo bergerak dan meletakkan kepalanya di bahunya dan berdiskusi dengan serius dengannya:”Aku makan sedikit saja?”

Amanda Mu tidak bisa menahan tawa, bagaimana bisa masalah itu dibahas seperti ini?

Hasil akhirnya, tentu saja Amanda Mu tidak menyetujuinya.

Keduanya membereskan pakaian dan duduk di meja untuk makan.

Apartemen Amanda Mu adalah apartemen dengan satu ruang tamu dan satu kamar tidur, ruang makan terhubung dengan ruang tamu.

Meja makannya sangat kecil.

Amanda Mu tidak mengikuti selera Ricky Mo, dia memasak dua masakan rumahan sederhana sesuai dengan apa yang biasa dia makan.

Nafsu makannya tidak terlalu baik, jadi dia tidak makan banyak, tetapi Ricky Mo makan banyak sekali.

Ricky Mo makan banyak dan cepat, tetapi dia bukan tipe yang makan dengan kasar melainkan terlihat menyenangkan.

Wibawa hanya bisa dirasakan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Bahkan jika dia tahu bahwa pria di depannya adalah pria yang suka marah tapi wibawanya tidak dapat disembunyikan.

Setelah Amanda Mu selesai makan, dia bersandar di kursi dan melihatnya makan.

Mereka berdua sudah lama tidak makan dengan tenang seperti ini.

Setelah melihat dengan lebih teliti, dia menemukan bahwa Ricky Mo terlihat tidak begitu baik, dia lebih kurus daripada terakhir kali melihatnya.

Amanda Mu melihatnya dan tanpa sadar bertanya:”Apakah kamu setiap hari makan tepat waktu?

Begitu kata-kata itu keluar, Amanda Mu merasa canggung dan mengatupkan bibirnya:”Aku hanya ... ... “

Ricky Mo menatapnya, sepasang mata gelapnya berkilau dan terlihat kebahagiaan yang tak dapat disembunyikan.

Amanda Mu masih belum melanjutkan kata selanjutnya.

Dia hanya menanyakan satu pertanyaan, apakah perlu sebahagia ini ... ...

“Aku makan tepat waktu, tapi makanan di luar tidak seenak masakanmu.” Ricky Mo tidak pandai berkata manis, tetapi jika dia mengatakan ini dengan serius, itu terdengar seperti kata-kata manis.

Amanda Mu menunduk:”Pergilah setelah makan.”

Ricky Mo terdiam sesaat sebelum berkata:’Aku cuci piringnya dulu baru pergi.”

“Tidak perlu ... ... “ Sebelum Amanda Mu menyelesaikan perkataannya, Ricky Mo sudah berdiri, mengumpulkan piringnya dan membawanya ke dapur.

Amanda Mu berdiri untuk menghentikannya dan dia mendengar bunyi pintu diketuk dari luar.

Siapa yang datang malam-malam begini?

Amanda Mu melihat melalui celah pintunya dan mendapati itu adalah Lusi Shen.

Dia membuka pintunya dan bertanya dengan heran:”Lusi, mengapa kamu datang semalam ini?”

Ekspresi di wajah Lusi Shen terlihat letih, jelas bahwa dia langsung datang menemuinya setelah menyelesaikan pekerjaannya.

Dia mengangkat kakinya dan menendang kotak yang ada di lantai dan berkata:”Orang yang ada di kru membawa leci dari kampungnya dan memberiku dua kotak, aku dalam perjalanan pulang dan lewat rumahmu maka aku bawa satu kotak ke sini.”

Lusi Shen berkata sambil menyelinap masuk ke dalam rumah Amanda Mu.

Amanda Mu mengikutinya dari belakang, berjongkok dan mengangkat leci itu masuk ke dalam rumah:”Kamu khusus datang ke sini malam begini, kamu minta aku pergi ambil saja.”

“Kamu kan tidak punya mobil, rumahmu searah maka aku sekalian bawakan untukmu.” Lusi Shen langsung duduk di sofa dan bersandar di atasnya.

Pada saat ini, terdengar suara Ricky Mo dari dapur:”Amanda Mu, tidak ada cairan pencuci piring lagi.”

Dapurnya dekat dengan ruang tamu, ketika mereka berjalan masuk juga melewati dapur, tapi karena Lusi Shen sedang berbicara dengan Amanda Mu maka dia tidak tahu bahwa ada orang di dapur.

Ada keheningan sesaat di udara.

Lusi Shen menoleh untuk melihat Amanda Mu, matanya tertulis “kamu memelihara seorang pria liar ”.

Amanda Mu merasa tidak tahu harus berbuat apa, dia baru saja akan berbicara dan melihat Ricky Mo berjalan keluar dari dapur.

Dia baru saja berkata kepada Amanda Mu bahwa cairan pencuci piringnya sudah habis tetapi Amanda Mu tidak membalasnya setelah dia menunggu untuk waktu yang lama maka dia berjalan keluar.

Dia keluar dan melihat Lusi Shen.

Lusi Shen juga melihat Ricky Mo dan ... ... celemek dengan bunga berwarna merah muda di badannya.

Celemek bunga ini dia beli bersama Amanda Mu, Amanda Mu tidak terlalu peduli dengan apa yang dia lakukan dalam beberapa hari setelah dia pulang kemarin, maka Lusi Shen membawanya pergi berbelanja.

Seorang pria tinggi besar, memakai kemeja putih dan celana panjang hitam, mengenakan celemek bunga di luar, lengan bajunya tergulung dan berjalan keluar dari dapur ... ...

Adegan ini seharusnya terlihat sangat hangat.

Namun, ketika ditempatkan pada Ricky Mo, sepertinya tidak cocok.

Bahkan jika dia mengenakan celemek bunga, tidak terlihat lembut sama sekali dan tidak cocok sama sekali.

Lusi Shen bangun dari sofa penuh kebingungan, dia berkata:”Bos besar?”

“Ya.” Ricky Mo menanggapinya, kemudian berbalik melihat Amanda Mu:”Di mana cairan pencuci piringnya?’

Suasananya sedikit canggung.

“Di dalam lemari.” Amanda Mu melirik Lusi Shen dan berjalan menuju dapur:”Aku ambilkan untukmu.”

Ruang penyimpanan di dapur sangat sempit, Amanda Mu meletakkan banyak barang di dalam lemari itu.

Dia mengeluarkan cairan pencuci piringnya dan menatap Ricky Mo:”Kamu ... ... pulang duluan saja.”

“Aku akan pergi setelah aku mencucinya.” Ricky Mo mengambil cairan pencuci piring dari tangan Amanda Mu tanpa ekspresi, dia berdiri di samping bak cuci, mencuci piringnya sambil membungkukkan badan.

Ricky Mo belum pernah melakukan hal ini sebelumnya, dia terlihat agak kaku tapi dia mencuci dengan sangat serius.

Ricky Mo melakukan seperti apa yang dia katakan, dia tidak tinggal lama setelah selesai mencuci piring, dia langsung pergi.

Lusi Shen melihat semua adegan ini, sampai Ricky Mo pergi, dia masih tampak kebingungan:”Ada apa dengan kalian? Kalian sebenarnya sudah pisah atau belum?”

Lusi Shen tidak paham dengan kedua orang ini.

Amanda Mu berkata sambil membuka kotak leci:”Kita pisah rumah untuk sementara waktu.”

Lusi Shen bertanya penuh rasa ingin tahu:”Kalau begitu, kalian masih memiliki perasaan?”

Amanda Mu terdiam, kemudian mengangguk:”Ya.”

Dulu dia melarikan diri ke luar negeri bukan karena dia tidak mencintai Ricky Mo lagi.

Itu karena dia tidak dapat sepenuhnya membiarkan dirinya dikendalikan orang hanya karena dia mencintai seseorang dan kehilangan dirinya sendiri.

Dalam hubungan percintaan, dia ingin menempatkan dirinya dan Ricky Mo pada posisi yang sama, dia tidak membiarkan Ricky Mo selalu mengendalikannya.

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu