Spoiled Wife, Bad President - Bab 262 Kakek Sudah Sadar

Sejak terakhir kali, setelah Amanda Mu pura-pura pingsan dan pergi ke rumah sakit, dia tidak menemukan kesempatan untuk keluar lagi.

Ricky Mo mencarikannya seorang dokter keluarga di vila dan siap melayaninya kapan saja.

Di sekitar vila ada tiga lapis pengawal, seolah-olah sedang mengawasi tahanan, Amanda Mu sama sekali tidak bisa keluar.

Dan Ricky Mo sudah tidak pulang lagi.

Sampai hari ketujuh pagi hari, Amanda Mu bangun dan melihat Ricky Mo sudah duduk di atas sofa.

Wajahnya tampak lelah dan dia menutup matanya sambil menyandar di sofa, napasnya sangat ringan, seluruh orangnya tampak sangat tenang.

Meskipun ruangan sedang menyalakan penghangat, tapi jika tidak memakai selimut tetap saja akan merasa dingin dan Ricky Mo hanya mengenakan kemeja dan jas yang sederhana.

Amanda Mu membuka selimut dan turun dari tempat tidur, diam mengambil selimut untuk menutupinya.

Hanya saja, ketika dia baru membungkuk dan menyelimutinya, Ricky Mo membuka matanya dan terbangun.

Menatap mata Ricky Mo yang sangat dalam itu, tanpa sadar hati Amanda Mu bergetar:”Kamu sudah bangun.”

Amanda Mu berbicara dan berdiri.

Ricky Mo mengambil selimut dari tubuhnya dan melemparkannya ke samping, dia duduk tegak, dia menggosok pelipisnya, setelah beberapa saat dia baru berbicara:”Kemarin kakek sadar sekali.”

Amanda Mu tertegun:”Kamu mengatakan bahwa kakek sudah sadar?”

Ricky Mo menatapnya dengan emosi yang sulit ditebak dan berkata:”Jangan terlalu senang dulu, dia sudah tidak mengenal siapa pun.”

Kakek Mo bisa bangun tentu saja membuat Amanda Mu merasa senang.

Masih ada satu poin lainnya lagi, jika kakek Mo sadar maka ini bisa membuktikan bahwa waktu itu Amanda Mu tidak mendorongnya.

Tetapi, kata-kata Ricky Mo membuat Amanda Mu jatuh ke bawah lagi.

“Apa maksudmu?”

“Berkemaslah dan siap-siap ke rumah sakit.”

Setelah Ricky Mo selesai bicara, dia bangkit dan pergi ke kamar mandi

……

Amanda Mu dan Ricky Mo pergi ke rumah sakit bersama.

Kamar rumah sakit milik kakek Mu penuh dengan orang tapi sangat sunyi.

Melihat Ricky Mo dan Amanda Mu masuk, orang-orang itu secara sadar mundur ke kedua sisi dan memberi mereka jalan.

Amanda Mu berada di belakang Ricky Mo, setelah masuk ke dalam dia baru bisa melihat situasi kakek Mo saat ini.

Kakek Mo benar-benar sudah sadar.

Pembantu sedang memberinya minum.

“Tuan, minum air.” Pembantu menyodorkan sedotan ke bibir kakek Mo.

Kakek Mo seperti tidak mendengarnya, dia memalingkan kepalanya dan tidak tahu sedang melihat apa, mulutnya terbuka tanpa sadar dan ada air liur yang mengalir dari sudut mulutnya.

Ricky Mo yang berdiri di sebelah pada saat ini menegur dengan dingin:”Kalian bahkan tidak bisa melakukan hal kecil seperti memberi minum?”

Pembantu itu menggigil karena ditegur oleh Ricky Mo, kemudian dia mendorong paksa sedotan itu ke dalam mulut kakek Mo.

Kakek Mo menjepit sedotan itu dan minum dua tegukan, seperti anak kecil yang bermain dengan sedotan.

Amanda Mu memandang serangkaian reaksi kakek Mo dengan kaget, dia memandang Ricky Mo dengan tidak percaya, suaranya serak:”Kenapa bisa seperti ini?”

“Ketika bangun sudah seperti ini.” Wajah Ricky Mo datar dan tenang, emosinya tidak bisa ditebak.

Mata amanda Mu memerah, dia duduk di sisi tempat tidur, dia sedikit bergumam dan berkata dengan lembut:”Kakek?”

Kakek Mo tidak menanggapinya sama sekali.

Dia tidak menyerah dan memanggilnya sekali lagi:”Kakek, aku adalah Amanda.”

Kakek Mo masih memalingkan kepalanya, tidak tahu apa yang mulutnya gumamkan, dia sama sekali tidak mempedulikan orang.

“Sudah cukup!”

Stevi Mo yang terdiam dari tadi berjalan keluar saat ini, dia berkata dengan dingin kepada Amanda Mu:”Tidak perlu berpura-pura lagi di sini, keluarlah.”

Amanda Mu melihat Stevi Mo, dia mengenduskan hidungnya dan berkata dengan lembut kepada kakek Mo:”Kakek, aku pergi dulu, aku akan datang mengunjungimu lain kali.”

Kakek Mo yang dari tadi tidak merespon, tertawa “hahaha” pada saat ini.

Amanda Mu menelan ludah, berdiri dan pergi ke luar.

Stevi Mo juga segera ikut keluar.

Ricky Mo buru-buru mengikutinya.

Beberapa orang langsung berjalan ke sudut yang tidak ada orang.

Amanda Mu dan Stevi Mo berjalan di depan, mereka berdua berhenti, Stevi Mo berkata dengan suara dingin:”Amanda Mu, lihat bagaimana keadaan kakek sekarang, kamu seharusnya punya sedikit hati nurani, jangan berbohong lagi, apakah kamu yang mendorong kakek!”

“Bukan.” Amanda Mu balik menatapnya, dia berkata dengan sangat yakin:”Meskipun kamu bertanya seribu, sepuluh ribu kali lagi, jawabanku tetap sama.”

“Baik!” Stevi Mo tersenyum dingin:”Pada saatnya nanti, jika bisa membuktikan bahwa kamu pelakunya, kamu habiskan sisa hidupmu di penjara!”

Setelah dia selesai bicara, dia pergi sambil membanting tangannya.

Ketika dia melewati Ricky Mo, Stevi Mo menghentikan langkahnya:”Ricky Mo, kita harus memeriksa sampai tuntas masalah yang terjadi kepada kakek, aku harap ketika kebenarannya terungkap nanti, wanitamu benar-benar tidak bersalah.”

Ricky Mo seolah-olah tidak mempedulikan kata-katanya, dia bahkan tidak melihatnya, dia langsung melewatinya dan berdiri di depan Amanda Mu.

“Apa yang dikatakan oleh dokter? Apakah kakek bisa sadar kembali?” Masalah yang paling dikhawatirkan oleh Amanda Mu adalah tentang kesehatan Kakek Mo.

Ricky Mo menatapnya dan berkata ringan:”Mungkin bisa.”

Ini berarti bahwa kemungkinan kakek Mo untuk bisa sadar kembali sangat kecil.

Amanda Mu memegang lengannya sendiri dan menekan pelipisnya:”Bagaimana dengan kabar dari kantor polisi?”

Ricky Mo hanya memberinya jawaban yang tidak pasti:”Menunggu kabar.”

Amanda Mu langsung bertanya:”Bagaimana jika mereka memberi kabar bahwa pelakunya adalah aku?”

“Maka kamu akan dihukum secara hukum.” Nada Ricky Mo sangat dingin terdengar kejam.

Amanda Mu terkejut, dia mempertahankan ketenangan terakhirnya:”Kamu tahu bahwa aku tidak mendorong kakek.”

Ricky Mo masih dengan wajah dinginnya:”Aku tidak tahu.”

Amanda Mu menggigit bibirnya, dia mendorong Ricky Mo dengan kencang dan berlari.

Ricky Mo membeku selama dua detik sebelum menyusulnya:”Amanda Mu, berhenti!”

Masalah kakek Mo membuat Amanda Mu tertekan, berat seperti batu dan membuatnya sangat menderita.

Dan sikap Ricky Mo, membuat batu ini terasa lebih berat.

Amanda Mu merasa bahwa jika dia tinggal lebih lama di rumah sakit ini, maka dia mungkin akan gila.

Mobil Ricky Mo terparkir di depan pintu rumah sakit, Amanda Mu berlari keluar dari rumah sakit dan langsung masuk ke dalam mobil dan mengendarai mobilnya.

Ketika Ricky Mo keluar, dia hanya bisa melihat bayangan mobilnya saja.

Dia mengertakkan giginya, dia menendang tempat bunga yang ada di sampingnya dengan keras.

Ketika pengawal melihat Ricky Mo, semua datang mengelilinginya:”Tuan muda!”

Ricky Mo menoleh dan berteriak:”Apakah kalian tidak melihat nyonya pergi membawa mobilnya? Cepat bawa mobil kemari!”

Emosi Amanda Mu sedang tidak beres dan sekarang dia sedang hamil, dia takut terjadi sesuatu kepada Amanda Mu.

Pengawal membawa mobilnya kemari, Ricky Mo langsung mendorong pengawalnya, dia masuk ke dalam mobil dan segera mengejar Amanda Mu.

Meskipun emosi Amanda Mu sedang tidak stabil, dia masih menyayangi tubuhnya sendiri dan tidak sembarangan mengebut.

Tidak lama kemudian, Ricky Mo menyusul Amanda Mu.

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu