Spoiled Wife, Bad President - Bab 312 Wanita Asing Disampingnya

Amanda Mu mengangkat kepalanya, dan memaksa senyumnya.

Ini adalah ekspresi yang sungguh-sungguh, bukan berpura-pura.

Ketika Amanda Mu teringat bahwa Joanna Mo mungkin saja dibawa pergi oleh Herman Mo, ia benar-benar tidak bisa tertawa.

Herman Mo berujar dengan hangat: “Kamu lanjutkan saja memasak. Aku kesini mencari Ricky karena ada hal yang harus dibicarakan. Ia terlalu sibuk dan tidak punya waktu di perusahaan dan sekarang sudah tidak kembali lagi ke rumah lama. Aku hanya bisa kesini untuk menemuinya...”

Amanda Mu dengan cepat menyadari kejanggalan ucapan Herman Mo.

Kalau ia tahu bahwa Ricky Mo sangat sibuk dan tidak memiliki waktu saat di perusahaan, seharusnya Herman Mo tahu bahwa pria itu masih ada di kantor sekarang.

Herman Mo tidak memiliki kunci rumah Ricky Mo, jadi untuk apa ia datang ke apartemen Ricky Mo sekarang?

Untuk berdiri di depan pintu dan menunggu Ricky Mo pulang?

Tidak. Herman Mo jelas-jelas bermaksud datang untuk menghadang Ricky Mo.

Kalau Ricky Mo kembali lebih awal, Herman Mo pasti akan tahu bahwa Amanda Mu sudah mengatur janji bertemu dengan Ricky Mo.

“Aku tuangkan segelas air untukmu.” ujar Amanda Mu lalu menutup pintu dan membalikkan tubuhnya untuk menuangkan air bagi Herman Mo.

Herman Mo juga tidak banyak berbicara lagi. Ia berjalan menghampiri sofa lalu duduk diatasnya.

Amanda Mu menuangkan segelas air dan memberikannya pada Herman Mo. Ketika ia hendak kembali ke dapur, tiba-tiba Herman Mo bersuara: “Aku lupa membawa ponselku. Apa aku bisa meminjam ponselmu untuk menelepon?”

Rasa panas menjalari dada Amanda Mu.

Ia baru saja hendak pergi ke dapur dan diam-diam mengirim pesan pada Ricky Mo, memberitahunya agar jangan pulang dulu.

Herman Mo benar-benar seperti seekor rubah tua.

Amanda Mu memutar kepalanya dan menatap pria itu: “Tentu saja.”

Untung saja Amanda Mu terbiasa mengunci aplikasi-aplikasi pada ponselnya.

“Aku buka dulu sebentar.” ujar Amanda Mu dan ia langsung menghapus bersih kontak terkininya.

Herman Mo yang sedang duduk sama sekali tidak bisa melihat apa yang sedang Amanda Mu lakukan dengan ponselnya karena wanita itu berdiri di hadapannya.

Setelah itu, barulah Amanda Mu memberikan ponselnya pada Herman Mo.

Herman Mo mengambil ponsel itu dan menelepon sebuah nomor, tapi tidak ada yang mengangkat.

Ia lalu menatap Amanda Mu dengan tatapan minta maaf: “Apa kamu bisa meninggalkan ponselmu disini? Sebentar lagi ia pasti menelepon balik.”

Amanda Mu kini mengerti sepenuhnya maksud Herman Mo.

Pria itu ingin agar Amanda Mu tidak bisa mengabari Ricky Mo.

Raut wajah Amanda Mu terlihat sedikit tidak natural: “Boleh.”

“Terima kasih.” ujar Herman Mo lalu menekan tombol kunci di depan mata Amanda Mu dan meletakkan ponsel wanita itu diatas meja ruang tamu.

Amanda Mu menatap ponselnya untuk beberapa detik, lalu membalikkan tubuhnya dan kembali ke dapur.

Ia memotong-motong sayur sambil melamun. Ricky Mo adalah orang yang begitu pintar, begitu ia pulang, ia pasti bisa melihat mobil Herman Mo.

Herman Mo mungkin saja tidak membawa ponselnya, tapi tidak mungkin ia datang dengan tidak mengendarai mobilnya.

Amanda Mu memasak dengan perlahan, sehingga masakan yang seharusnya matang pukul delapan justru baru matang pukul sembilan.

Dan selama itu pula Ricky Mo tetap belum pulang.

Amanda Mu juga menghela napas dengan lega.

Ia menyajikan masakannya, lalu berjalan keluar dari dapur menuju ruang tamu.

“Paman Herman, aku mau pulang.” Amanda Mu berjalan ke depan Herman Mo dan berujar.

Ia memasak selama dua jam dan selama dua jam itu pula Herman Mo duduk di ruang tamu.

Setelah dua jam tanpa berbicara, suara Herman Mo terdengar sedikit serak: “Kamu tidak menunggu Ricky pulang?”

“Saat ia pulang pun hanya akan berujung pada ia mengusirku pergi.” Amanda Mu menundukkan pandangannya agar Herman Mo tidak bisa melihat ekspresinya.

Karena ia sudah berujar seperti itu, Herman Mo juga tidak bisa menahannya.

Pria itu mengembalikan ponsel Amanda Mu: “Baiklah, kamu pulang dulu saja.”

……

Amanda Mu berjalan keluar dari apartemen dan menghembuskan napas panjang lega ketika masuk ke dalam lift.

Sepertinya ia dan Ricky Mo masih terlalu ceroboh.

Tapi, tidak dapat dipungkiri hati Herman Mo pasti merasa sedikit remuk.

Ia menggunakan masalah anaknya untuk menguji Amanda Mu, tanpa menyangka bahwa sekarang Amanda Mu justru memanfaatkan itu sebagai alasan baginya untuk mendekati Ricky Mo.

Amanda Mu kembali ke dalam mobil dan mengambil ponselnya untuk menelepon Ricky Mo.

Tapi setelah berdering beberapa kali, tidak ada yang mengangkat.

Hati Amanda Mu pun merasa sedikit tidak tenang.

Ricky Mo bilang akan makan saat pulang, jadi seharusnya pria itu sudah sampai di rumah pukul delapan. Sebelumnya ia mengira Ricky Mo belum pulang karena ia tahu Herman Mo datang mencarinya.

Namun sekarang, pria itu ternyata tidak mengangkat telepon darinya.

Apakah terjadi sesuatu?

Akhirnya Amanda Mu menelepon Doni.

Sayangnya, tidak ada yang mengangkat ponsel Doni pula.

Amanda Mu pun menyetir mobilnya menuju Perusahaan Mo.

Ia menunggu di depan pintu utama selama beberapa saat, tapi tidak melihat Ricky Mo keluar.

Kemana ia?

Amanda Mu melihat jam dan waktu ternyata sudah menunjukkan pukul sebelas.

Waktu sudah berlalu cukup lama sejak Amanda Mu terakhir meneleponnya. Dalam kondisi normal, seharusnya Ricky Mo sudah meneleponnya kembali.

Tepat pada saat itu, ponsel Amanda Mu pun berdering.

Ketika Amanda Mu melihat layar, ternyata Lusi Shen yang meneleponnya.

Akhir-akhir ini Lusi Shen sangat sibuk, sehingga sudah lama Amanda Mu tidak bertemu dengannya.

Amanda Mu mengangkat teleponnya: “Lusi.”

“Amanda, kamu dimana?” Ada nada marah yang tertahan dalam suara Lusi Shen.

Amanda Mu menyadari ada yang salah dengan nada suara Lusi Shen sehingga ia pun menjawab: “Aku ada di Perusahaan Mo. Ada apa?”

“Kamu datang ke Jade Imperial dan lihat sendiri, aku akan menunggumu disini.”

Setelah berbicara, Lusi Shen langsung menutup teleponnya.

Amanda Mu agak sedikit bingung. Apa yang menyebabkan Lusi Shen begitu marah?

Amanda Mu segera mengendarai mobilnya menuju Jade Imperial. Begitu masuk, ia melihat Lusi Shen yang sedang duduk diatas sofa di aula sambil memainkan ponselnya.

Ia berjalan menghampiri Lusi Shen: “Lusi?”

Lusi Shen mengangkat kepalanya dan menatap Amanda Mu. Ia lalu membawa ponselnya dan menarik Amanda Mu menuju lift: “Aku bawa kamu untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh Ricky brengsek itu!”

“Ricky?” Mendengar nama Ricky Mo membuat mata Amanda Mu langsung berkilat: “Kamu melihatnya?”

Lusi Shen tertawa sinis: “Ya.”

Hati Amanda Mu merasa lega, syukurlah kalau tidak terjadi sesuatu.

Lusi Shen mengajak Amanda Mu masuk ke dalam lift lalu membawanya ke sebuah ruang privat.

Begitu dua orang itu masuk, semua orang yang ada di ruang privat itu langsung menatap mereka.

Amanda Mu melihat Ricky Mo yang sedang duduk di tengah-tengah kerumuman orang, dan... Ada seorang wanita asing disampingnya.

Amanda Mu tertegun sesaat, lalu menolehkan kepalanya dan menatap Lusi Shen.

Lusi Shen menaikkan alisnya dan tanpa suara memberikan isyarat agar Amanda Mu sendiri saja yang masuk.

Sebuah suara yang tidak asing terdengar dari dalam ruang privat itu: “Lusi, kamu juga mengajak Amanda rupanya.”

Amanda Mu melemparkan pandangannya dan baru menyadari ternyata James Gu juga ada di dalam ruang itu.

Tidak hanya James Gu, Doni dan Stevi Mo juga ada disitu.

Pantas saja Doni maupun Ricky Mo tidak mengangkat teleponnya.

Ketika Doni menatap Amanda Mu, ia tidak membuang pandangannya. Tapi, tatapannya terlihat merasa bersalah.

Sedangkan Stevi Mo menatap Amanda Mu dengan sedikit terkejut untuk beberapa detik, lalu membuang pandangannya dan melanjutkan obrolannya dengan wanita yang ada disamping Ricky Mo.

Hanya James Gu yang bangkit berdiri dan berjalan menghampiri Amanda Mu: “Amanda, kamu duduk disini saja. Kalian berdua jangan berdiri terus.”

Dibandingkan dengan Lusi Shen yang marah, Amanda Mu terlihat jauh lebih tenang.

Ia menarik Lusi Shen: “Ayo kita duduk disini saja.”

“Amanda.” Lusi Shen menatap Amanda Mu dengan tatapan tidak setuju.

Amanda Mu menggelengkan kepalanya.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu