Spoiled Wife, Bad President - Bab 967 Tentu Saja Itu Benar

Adegan itu membeku untuk sementara waktu.

Ricky Mo dan Amanda Mu diam pada saat yang sama, dan mereka saling memandang.

Mata Joanna Mo membesar, memandang Amanda Mu dan Ricky Mo.

Setelah itu, dia berkata pada dirinya sendiri, "Sebenarnya, yang aku tahu adalah bahwa ketika kamu mati, kamu tidak ada lagi."

“Jika ibu meninggal, aku tidak akan punya ibu.” Joanna Mo mengerucutkan bibirnya, air mata mengalir di matanya.

Meskipun dia menahan diri untuk tidak menangis, air mata masih mengalir deras dari matanya.

Wajah Ricky Mo cemberut.

Dia tidak ingin mendengar dari siapa pun bahwa Amanda Mu akan segera mati.

Bahkan Joanna Mo juga tidak boleh mengatakannya.

Dia memandang Joanna Mo dengan sungguh-sungguh, dengan suara dingin, "Joanna, ibu tidak akan mati, jangan bicara omong kosong."

"Tapi ibu sangat kurus, dia semakin kurus dan semakin kurus ..." Joanna Mo terisak, mengambil nafas berat, ingin berbicara tetapi terisak.

Dia mencoba yang terbaik untuk menekan isakannya.

Tapi dia begitu kecil, bagaimana dia bisa menahannya.

Isak tangisnya semakin keras dan lebih cepat.

Melihat bahwa dia tidak boleh terus seperti ini, Amanda Mu menarik nafas dalam-dalam dan membuat gerakan menelan yang sulit.

Lalu dia berkata kepada Joanna Mo dengan suara lembut, "Joanna, datanglah ke ibu."

Meskipun Joanna Mo masih menangis, suara Amanda Mu yang menyuruhnya datang padanya dijalaninya dengan patuh.

Amanda Mu mengulurkan tangan untuk menghapus wajah Joanna Mo dengan air mata, dan kemudian mengulurkan tangan untuk membelai punggungnya dengan lembut untuk menenangkannya.

"Ibu tidak apa-apa. ibu hanya berdebat dan berbicara marah dengan Ayah. Joanna ku begitu baik, aku mana rela meninggalkanmu."

Amanda Mu menyentuh pipi Joanna Mo, menempelkan dahinya ke dahi Joanna Mo, dan berkata dengan lembut.

Joanna Mo mengendus, "Benarkah?"

"Tentu saja itu benar." Suara Amanda Mu juga tercekat, "Ibu tidak akan membohongimu."

Joanna Mo menjawab dengan suara menangis, "Ng."

Setelah itu, dia menoleh untuk melihat Ricky Mo.

Dia sepertinya menunggu jawaban penegasan dari Ricky Mo.

Seorang anak memiliki perasaan yang tajam, dia bisa merasakan cinta padanya, dan dia juga bisa merasakan siapa yang paling berwibawa di keluarga ini.

Suara Ricky Mo agak serak ketika dia membuka mulutnya, "Apa yang dikatakan ibu itu benar."

Ekspresinya terlihat sangat tenang, setidaknya jauh lebih tenang daripada Amanda Mu dan Joanna Mo.

Tapi kepalan tangan di sisinya masih mengungkapkan pikiran batinnya yang sebenarnya.

Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sekuat baja.

Setiap orang punya kelemahan.

Ketika disaat lemah, pasti akan patah semangat.

Saat itulah Joanna Mo menganggukkan kepalanya, dengan ekspresi lega di wajahnya.

Pada usia muda, dia sangat pintar dan mengerti banyak hal.

Amanda Mu merasa kasihan pada Joanna Mo, tetapi tidak berdaya dengan situasi saat ini.

Amanda Mu memeluk Joanna Mo ke dalam pelukannya dan berkata dengan lembut, "Ibu akan membuatkanmu sayap ayam kesukaanmu, ya?"

Joanna Mo menggelengkan kepalanya.

Amanda Mu juga tahu Joanna Mo pasti takut dia terlalu lelah, jadi dia menggelengkan kepalanya.

Amanda Mu tersenyum dan berkata, "Aku tidak lelah."

Hidung dan mata Joanna Mo masih merah.

"Aku tidak suka sayap ayam sekarang, aku suka buah," katanya dengan sungguh-sungguh.

Buah hanya perlu dikupas dan dipotong. Mudah dimakan.

Hidung Amanda Mu tersumbat, dan tenggorokannya terasa seperti tercekat.

Itu terasa menyakitkan.

Amanda Mu tersenyum dengan berlinangan air mata, "Tetapi ibu suka makan sayap ayam. Ibu membuatnya sendiri, tapi aku tidak bisa makan terlalu banyak. Joanna juga akan membantuku memakannya."