Spoiled Wife, Bad President - Bab 387 Orang Yang Paling Rumit

Lusi Shen menyentuh pergelangan tangannya sendiri: "Benar-benar tidak terbiasa terhadap panggilan kalian satu sama lain, yang satu Nona Mu, satunya lagi Tuan Mo……"

Dia menggelengkan kepala: "Bahkan sinetron saja tidak berani memainkan peran seperti ini."

Amanda Mu tidak lagi tersenyum, berkata: "Memangnya kenapa, aku dan Tuan Mo sekarang memang tidak ada bedanya dengan orang asing."

Lusi Shen teringat Amanda Mu barusan mengatakan Ricky Mo sangat pintar.

"Mana Ricky Mo pintar, pintar sampai sudah tidak seperti orang lagi……" Lusi Shen tidak ingin membicarakan Ricky Mo dengannya lagi, mengalihkan topik: "Aku punya beberapa foto dulu, nanti aku tunjukkan ke kamu, nanti coba lihat apa kamu bisa mengingat kejadian yang dulu."

"Baik." Amanda Mu menganggukkan kepala: "Terima kasih."

"Terima kasih apa, kita sudah saling mengenal selama bertahun-tahun!" Lusi Shen menggoyang-goyangkan kunci mobil yang ada di tangannya: "Sungguh tidak membiarkan aku mengantarmu?"

Amanda Mu menggelengkan kepala: "Tidak perlu, cepat pergi sana."

Amanda Mu tidak membiarkan dia mengantar dirinya pulang, Lusi Shen akhirnya pulang terlebih dahulu.

Sampai mobil Lusi Shen pergi, Amanda Mu baru naik taksi.

Awalnya dia ingin langsung pergi, tapi di tengah jalan macet, supir mengemudikan lewat jalan yang lain, di perjalanan akan melewati klinik psikologi Kenzo Li.

Amanda Mu langsung turun di depan klinik psikologi.

Begitu dia masuk, karyawan resepsionis dengan wajah penuh senyum bertanya: "Halo Nona, apakah sudah membuat janji?"

"Belum, aku datang mencari orang." Selesai Amanda Mu berbicara, pandangannya melihat ke dalam.

Ini pertama kalinya dia datang ke klinik psikologi Kenzo Li, desain interiornya sangat elegan, dengan desain rumah sama, kelihatannya masih sangat baru.

Karyawan resepsionis terpaku sejenak, dengan cepat dan sopan berkata: "Anda mencari siapa?"

Amanda Mu mengeluarkan suara berkata: "Kenzo Li."

Pandangan mata karyawan resepsionis sedikit berubah, pandangannya menyapu Amanda Mu: "Kamu mencari dokter Li? Permisi tanya, nama anda siapa?"

Meskipun nada suaranya sangat sopan, tapi dari nada suaranya terdengar seperti sedang menginterogasi.

Amanda Mu dulu pernah mendengar Kenzo Li mengungkit, dia mengatakan kliniknya sangat kecil, kalau Amanda Mu sedang tidak sibuk boleh mencari dia.

Sekarang kelihatannya, Kenzo Li sedang sibuk, yang mencari dia harus membuat janji.

"Kalau dia sedang sibuk, ya sudah, lagipula juga tidak ada urusan yang sangat mendesak." Dia hanya kebetulan lewat untuk melihat-lihat, kebetulan Kenzo Li sedang sibuk, dia juga tidak tinggal lebih lama.

Karyawan resepsionis mendengar ini, juga tidak berkata-kata lagi.

Saat ini, dari dalam terdengar suara langkah kaki, diikuti dengan suara orang yang sedang berbicara.

Amanda Mu membalikkan kepala, melihat Kenzo Li dan dua orang lainnya keluar.

Di sampingnya seorang wanita paruh baya, di samping wanita paruh baya itu ada seorang anak laki-laki berusia belasan tahun.

Kira-kira orang tua yang sedang membawa anaknya ke klinik psikologi.

Begitu Kenzo Li mengangkat mata, dia melihat Amanda Mu, sangat jelas terlihat dia terpaku, dengan orang tua itu berkata beberapa kalimat, lalu memerintahkan asistennya untuk mengantar mereka keluar, setelah itu dengan langkah kaki yang besar berjalan menuju Amanda Mu.

Kenzo Li berjalan sampai ke hadapannya, dengan penuh perhatian bertanya: "Kenapa tiba-tiba datang mencari aku? Apa yang terjadi?"

Karyawan resepsionis melihat raut wajah Kenzo Li penuh perhatian seperti ini, tertegun.

Dokter Li yang muda, bukan lajang?

Tidak menunggu Amanda Mu berbicara, Kenzo Li mengulurkan tangan melingkarkan di bahu Amanda Mu: "Kita masuk ke dalam."

Amanda Mu tidak terbiasa dia seperti ini, begitu masuk ke ruangannya, dia menyingkir, menurunkan tangannya.

Kenzo Li juga tidak mempedulikan, menuangkan air hangat untuknya.

"Terima kasih." Amanda Mu menerima air tersebut: "Aku sebenarnya…… Hanya kebetulan lewat, datang kemari untuk lihat-lihat saja."

Kenzo Li bertanya: "Pergi kemana?"

"Makan dengan teman." Kalimat ini setengah benar, setengah palsu.

Amanda Mu sekarang tidak memiliki teman, Kenzo Li langsung menebak: "Dengan Nona Shen?"

Amanda Mu menganggukkan kepala: "Iya."

Dia mengulurkan tangan memegang gelas, jari tangannya terus berputar diatas gelas itu, terlihat jelas seperti akan mengatakan sesuatu tapi berhenti.

Kenzo Li dengan raut wajah yang tidak berubah melihat dia, Amanda Mu di hadapan orang yang dia percaya, tidak bisa berkata bohong, juga tidak terlalu bisa menutupi suasana hatinya.

Kenzo Li duduk di hadapannya, dengan nada suara yang ringan bertanya: "Hanya makan saja? Tidak pergi berbelanja ke mall? Kali ini tidak lagi bertemu dengan paparazi?"

Yang lalu Amanda Mu dan Lusi Shen pergi berbelanja di mall bertemu dengan paparazi, Amanda Mu memberitahu dia.

Amanda Mu perlahan membuka mulut berkata: "Kenzo Li, kamu…… Apakah dulu kenal dengan Tuan Mo?"

Kenzo Li tertegun, bertanya: "Siapa yang mengatakan padamu?"

Dia langsung bertanya seperti ini, Amanda Mu tidak tahu lagi harus berkata apa.

Dia terlihat sangat terus terang.

Amanda Mu merasa keraguannya terhadap dia, hanya kecurigaan biasa.

Kenzo Li melihat dia tidak berbicara, dengan sangat serius berkata: "Nona Shen yang memberitahukannya padamu, benar kan?“

Amanda Mu menggerak-gerakkan bibir: "Dia memang mengatakan beberapa hal denganku."

Kenzo Li sejak awal sudah menduga, juga tidak menanyakan hal apa, hanya bertanya: "Kamu percaya dengannya?"

"Aku merasa dia tidak sedang membohongi aku." Amanda Mu percaya dengan Lusi Shen.

”Ya sudah kalau begitu." Kenzo Li tertawa: "Karena kamu merasa bisa dipercaya, kalau begitu Nona Shen seorang yang bisa dipercaya."

Ucapan Kenzo Li, membuat Amanda Mu makin bingung.

Dia merasa, hubungan antara dia dan Kenzo Li, bagaimanapun juga tidak seperti tunangan, kebalikannya lebih seperti teman.

Tinggal bersama juga lebih seperti teman kost, dalam keseharian juga tidak ada kemesraan sedikitpun.

Amanda Mu ragu, menanyakan pertanyaan yang menjadi keraguannya: "Kita benar-benar pasangan tunangan kah?"

Kenzo Li mendengar ini, raut wajahnya menjadi sangat datar, nada suaranya seperti dibuat-buat: "Kamu merasa kami mirip seperti tunangan kah?"

Amanda Mu menggelengkan kepala: "Tidak mirip."

Kenzo Li mendengar ini, tiba-tiba tertawa.

Setelah itu, dia bangkit berdiri, bertanya pada Amanda Mu: "Sebentar lagi pulang bersama, atau pulang sekarang? Kalau pulang sekarang, aku bisa bantu kamu panggil taksi."

Dia dengan begitu mudah mengalihkan topik, Amanda Mu tentu saja mengerti.

Dia merasa pertanyaannya barusan, ada maksud di dalamnya.

Kenzo Li adalah orang pertama yang dia lihat setelah dia sadar.

Bagi dia sekarang, Kenzo Li seharusnya adalah orang yang paling dekat dengannya.

Tapi, dia sekarang malah merasa, Kenzo Li adalah orang yang paling rumit.

Kenzo Li menepuk-nepuk bahunya, nada suaranya menenangkan: "Jangan terlalu banyak berpikir, mengalir saja."

Amanda Mu juga tidak banyak bicara, hanya mengangguk-anggukkan kepala berkata: "Aku tunggu sampai nanti malam pulang denganmu."

Lagipula kalau dia pulang terlalu awal juga tidak ada yang perlu dilakukan.

Kenzo Li menelepon memesankan makan siang untuknya, mengosongkan ruang istirahat di samping untuknya.

Sepanjang siang hingga sore hari, ada orang yang menemui Kenzo Li untuk berobat.

Amanda Mu hanya bisa mendengar suara-suara kecil, tapi tidak jelas mereka sedang membicarakan apa.

Tapi, dia juga tidak terlalu penasaran, bagaimanapun juga itu privasi orang lain.

Novel Terkait

Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu