Spoiled Wife, Bad President - Bab 402 Cium Dia Saja Sudah Cukup

Setelah itu, di seberang telepon terdengar suara Lusi Shen terbatuk: "Aku tersedak oleh air, kamu tunggu aku sebentar……"

Lusi Shen awalnya menuangkan air bersiap akan minum, akhirnya setelah mendengar pertanyaan Amanda Mu, membuat dia tersedak.

Meskipun dia sangat jelas Amanda Mu sekarang hilang ingatan, tapi dalam ingatannya, Amanda Mu adalah orang yang paling dekat dengan Ricky Mo, orang yang paling memahami Ricky Mo seharusnya adalah Amanda Mu.

Tiba-tiba ditanya seperti ini oleh Amanda Mu, Lusi Shen masih terkejut.

Lusi Shen meneguk air dengan tenang, baru mengambil ponsel berbicara dengan Amanda Mu.

"Amanda Mu, barusan kamu mengatakan apa?"

"Aku barusan bertanya padamu…… Ricky Mo orang yang seperti apa." Amanda Mu sepertinya bisa menebak pikiran Lusi Shen, merasa pertanyaannya itu terdengar agak aneh.

"Hm…… Aku pikir-pikir ya……" Lusi Shen tertegun, merangkum beberapa kata untuknya: "Punya uang, tampan, dingin, menakutkan."

Ini kesan Lusi Shen terhadap Ricky Mo.

Punya uang dan tampan, memang banyak orang juga melihat seperti itu, ini keunggulan yang terlihat dari diri Ricky Mo.

Dingin, termasuk ada sedikit.

Kalau menakutkan……

Termasuk ada sedikit juga.

Amanda Mu sedikit terkejut: "Hanya ini saja, masih ada lagi tidak?"

"Tidak ada." Lusi Shen menghela nafas: "Seharusnya orang yang paling memahami bos besar itu kamu."

"Kamu kenapa memanggil dia bos besar?" Amanda Mu masih belum selesai melihat data-data itu, jadi sama sekali tidak tahu Ricky Mo adalah bos di balik layar Media Shengding.

Lusi Shen berkata: "Dia bos besar di balik layar Media Shengding."

Amanda Mu: "……"

Karena waktu sudah terlalu larut, Amanda Mu juga tidak berencana lebih banyak mengobrol dengan Lusi Shen.

Saat sebelum menutup telepon, Lusi Shen dengan penasaran bertanya: "Hari ini kenapa tiba-tiba mencari aku menanyakan hal ini? Diantara kamu dan bos besar apa terjadi sesuatu?"

Ricky Mo sekarang juga tidak begitu sering berkomunikasi dengan James Gu, James Gu tidak terlalu jelas kondisi terakhir Ricky Mo.

James Gu bertemu hal apapun pasti pertama kali memberitahu Lusi Shen, hal yang dia tidak tahu, Lusi Shen tentu saja juga tidak tahu.

Di sisi lain, hal yang terjadi hari ini terlalu tiba-tiba, Amanda Mu ingin memberitahu Lusi Shen juga tidak ada kesempatan.

"Aku sekarang……" Amanda Mu tertegun, mencari cara penyampaian yang lebih cocok: "Tinggal serumah dengan Ricky Mo."

Suara Lusi Shen tiba-tiba menjadi sangat keras: "Ingatanmu sudah pulih? Atau ingatan bos besar sudah pulih?"

Terpisah oleh telepon, Amanda Mu bisa membayangkan ekspresi terkejut Lusi Shen saat ini.

Amanda Mu tidak lagi tersenyum: "Belum."

Dia juga ingin ingatannya pulih, tapi kenyataannya sama sekali tidak ada kemajuan.

Dia dan Ricky Mo suami istri yang terkena musibah, bersama di pulau kecil terkena bom, sama-sama kehilangan ingatan.

Seperti ini, dia dan Ricky Mo sepertinya saling mencintai.

"Kalau kamu tidak sibuk, kita bisa cari waktu untuk bertemu." Kebetulan dia juga ada beberapa hal ingin menanyakan pada Lusi Shen.

Lusi Shen langsung menyanggupi: "Baik."

……

Keesokkan harinya.

Amanda Mu dibangunkan oleh suara langkah kaki.

Suara langkah kaki tidak begitu dalam, tapi suara langkahnya cepat, bisa terdengar itu suara langkah kaki siapa.

Ternyata benar, Amanda Mu baru duduk bersila di kasur, terdengar di luar pintu suara Joanna Mo yang sangat bersemangat: "Ibu, ayo bangun!"

Setelah Joanna Mo memanggil, dia mengulurkan tangan mengetuk pintu.

Mengetuk tiga kali dengan sangat berirama.

Amanda Mu tidak bisa menahan tawa: "Baik, segera bangun."

"Hm." Joanna Mo merespon, lalu berlari pergi.

Amanda Mu memiringkan telinga, mendengar suara langkah kaki yang mendekat, baru beranjak turun dari kasur dengan tersenyum.

Joanna Mo memanggil Amanda Mu, lalu kembali berlari mengetuk kamar Ricky Mo: "Rici, sudah waktunya bangun."

Belum lewat beberapa detik, Ricky Mo membuka pintu dari dalam.

Bersamaan saat itu, Amanda Mu juga kebetulan membuka pintu.

Pandangannya menyapu ke sekitar, menemukan Joanna Mo di depan pintu kamar Ricky Mo.

Teringat dirinya masih mengenakan piyama, Amanda Mu bersiap menutup pintu membalikkan badan dan masuk.

Saat ini, dia mendengar Ricky Mo dengan nada suara yang dingin berkata: "Joanna Mo, beri kamu satu kali kesempatan berbicara."

Dulu di saat ini, Joanna Mo sudah dengan patuh memanggil "ayah".

Tapi, saat ini Joanna Mo bermain-main, berlari menuju Amanda Mu.

Tubuh mungilnya dalam sekejap masuk dalam dekapan Amanda Mu, menarik pergelangan tangannya berjalan masuk ke kamarnya: "Ibu, cepat masuk, Rici Mo datang……"

Amanda Mu mendongakkan kepala melihat Ricky Mo.

Ricky Mo menyipitkan mata melihat dia, di wajahnya tidak ada emosi yang berlebihan, tapi Amanda Mu masih melihat dari wajahnya tersirat maksud "Kalau kamu berani lari, habis kamu".

Amanda Mu ragu beberapa saat, menarik Joanna Mo masuk kamar, lalu mengunci pintu.

Suara pintu ditutup terdengar di telinga Ricky Mo, begitu berlebihan.

Dia menatap ke arah pintu yang belum tertutup, sekian lama, tertawa, membalikkan badan lalu turun.

……

Di dalam kamar.

Setelah Amanda Mu menutup pintu, mendekatkan telingannya ke pintu untuk mendengar suara pergerakan dari luar.

Joanna Mo meniru dia, mendekatkan telinga ke pintu.

Amanda Mu tidak mendengar apapun, dia tersadar dari lamunannya, melihat Joanna Mo juga sedang melihat dirinya, tidak bisa menahan lalu tertawa.

Dia berjongkok di hadapan Joanna Mo, berkata: "Kamu tidak takut Rici menghukum kamu?"

Joanna Mo menatap dia beberapa saat, seperti tiba-tiba mengerti maksudnya, memegang bahunya, melebarkan mata, berkata dengan suara pelan: "Takut."

Amanda Mu tertawa lalu memeluk dia: "Jangan takut, setelah ini kamu bermanja-manja dengannya, cium dia saja sudah cukup."

Joanna Mo mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.

Amanda Mu membelai rambutnya yang berantakan: "Aku ambilkan sikat gigi kamu, gosok gigi bersama denganku, oke?"

"Aku ambil sendiri." Selesai Joanna Mo berbicara, dia membuka pintu lalu berlari.

Amanda Mu melihat ke arah pintu kamar Ricky Mo, melihat dia tidak ada disana, sedikit terkejut.

Tapi, dia merasa Ricky Mo orang yang begitu pendendam, pasti tidak akan membiarkan begitu saja.

Joanna Mo dengan cepat sudah mengambil sikat giginya.

Dia tidak hanya mengambil sikat gigi, dia juga mengambil handuk dan jepit.

Joanna Mo masuk dengan tersenyum, menyodorkan barang yang dibawanya ke hadapan Amanda Mu, dengan bersungguh-sungguh mengambil satu persatu menunjukkan ke Amanda Mu: "Lihat jepit stroberiku, masih ada kelinci, warna merah……"

Amanda Mu di samping dengan sabar melihat dia memperkenalkan jepit kecilnya, sambil berkata: "Kalau begitu bukankah kita harus cucui muka gosok gigi terlebih dahulu? Kemudian kita keluar menyisir rambut, pakai jepit yang cantik, oke?"

Tidak disangka Amanda Mu menjawab: "Baik!"

Amanda Mu membelai rambutnya, menggendong dia masuk ke kamar mandi.

Amanda Mu memberikan pada Joanna Mo sikat gigi yang sudah diolesi odol: "Joanna Mo bisa gosok gigi sendiri?"

"Bisa!" Joanna Mo menerima sikat gigi, menggunakan air yang ada di dalam gelas kumur, lalu membuka mulut mulai menggosok gigi.

Joanna Mo terlihat sangat terampil saat menggosok gigi.

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu