Spoiled Wife, Bad President - Bab 56 Kalau Tidak Mau Ya Dibuang Saja

Ricky Mo menundukkan kepalanya, melihat jari-jari putih tipis yang ada di lengannya, tidak mencoba melepaskan diri. Hanya dengan tenang berkata: "Bukankan normal kalau aku memeriksa datamu? Kamu benar-benar mengira kalau Keluarga Mo bisa mentoleransi kekacauan Keluarga Mu?"

Amanda Mu jarang melihat ekspresinya yang dingin seperti ini, Amanda Mu lagi-lagi merasa merinding.

Hari pertama Amanda Mu masuk ke Keluarga Mo, Ricky Mo langsung mengutus orang untuk mencari tahu tentangnya. Tentu saja Ricky Mo tahu kalau Amanda Mu menyukai Tommy Shen.

Kalau tentang Amanda Mu menyamar menjadi jelek, karena dia sudah melakukan dalam waktu yang lama. Tidak ada hasil pencarian tentang hal itu.

Amanda Mu tertegun. Mau tidak mau dia juga jadi serius: "Ricky Mo yang menyuruhmu mencari tahu tentang aku?"

"Kalau bukan?" Ricky Mo memutar tubuhnya, berdiri berhadapan dengannya, menatapnya.

Melihat rautnya yang sedang ketakutan. Dia juga tidak banyak bicara lagi, langsung masuk ke Jade Imperial.

Ricky Mo awalnya ingin duduk di ruangan tertutup, tetapi Amanda Mu merasa suasana hatinya sedang tidak baik. Langsung meminta untuk duduk di aula.

Akhirnya. Mereka berdua mendapatkan meja di dekat jendela di aula.

Setelah memesan makanan, Amanda Mu bertanya ke 'Charles Mo': "Kakak sepupumu kapan kembali?"

"Tidak tahu."

Setelah Ricky Mo selesai berbicara dia melihat raut wajah Amanda Mu terlihat tidak percaya. Lalu dia melipat kedua tangannya di depan dada. Tanpa ekspresi berkata kepadanya: "Walaupun aku tahu kapan dia kembali, apa aku harus memberitahu jadwalnya kepadamu?"

Apa yang dikatakannya masuk akal ...

Amanda Mu menunduk, mengutak-atik ponselnya.

Ricky Mo bisa memberinya ponsel. Mungkin hanya sekedar memberikannya, tapi mengenai keberadaannya. Tentu saja tidak ingin diketahui orang lain.

Amanda Mu berpikir sambil menghela napas, sebenarnya hidup Ricky Mo benar-benar sengsara.

Ricky Mo yang hidupnya sengsara melihat Amanda Mu, melihat wajahnya yang 'sedih'. Merasa kalau apa yang dia katakan terlalu keras, berpikir beberapa saat, kemudian menyebutkan sederet angka.

Amanda Mu melihatnya dengan kebingungan: "Apa?"

Ricky Mo menyipitkan matanya, dengan tidak sabar berkata: "Nomor telepon kakak sepupu."

Amanda Mu akhirnya kembali bersemangat, dengan cepat membuka ponselnya bersiap mencatat dan menyimpan nomor telponnya: "Katakan sekali lagi."

Ricky Mo melihatnya begitu senang, akhirnya dengan sabar menyebutkan sekali lagi.

"Terima kasih!" Amanda Mu sudah menyimpan nomor teleponnya, dengan wajah yang tersenyum bertanya: "Kamu masih mau memesan lauk lagi?"

Ricky Mo dengan wajahnya yang dingin menjawab: "Tidak perlu"

Jelas-jelas Ricky Mo ada di depannya, tapi dia tidak bisa langsung memberitahu Amanda Mu kalau dia adalah Ricky Mo.

Tiba-tiba jantungnya terasa nyeri, membuat wajahnya muram selama makan berlangsung.

Namun Amanda Mu tidak mempedulikan raut wajahnya, Amanda Mu sedang berpikir setelah ini dia mau menelepon atau mengirim pesan ke Ricky Mo.

Lebih baik mengirim pesan saja, kalau telepon akan membuatnya lebih merasa canggung kan?

Amanda Mu merasa, kemungkinan besar dia akan langsung memutuskan teleponnya lalu memblokir nomor teleponnya.

......

Mereka berdua selesai makan, Amanda Mu dan Ricky Mo meninggalkan tempat tersebut, berjalan ke kasir, Amanda Mu membayarkan makanannya.

Pada saat membayar makanan, dia bertemu dengan Sisca Mu dan Tommy Shen.

Tommy Shen tersenyum dengan hangat ke Amanda Mu: "Amanda"

"Iya." Amanda Mu menganggukkan kepalanya, tidak ingin terlalu mempedulikannya.

Sisca Mu terlihat tidak suka melihat mereka berdua, benci sampai menggertakkan giginya, memaksakan tersenyum dan berkata: "Tommy, sekalian bayarkan punya Amanda Mu juga saja."

"Tidak perlu, aku sudah membayarnya"

Suara Amanda Mu terdengar berat, kemudian penjaga kasir tersebut mengembalikan kartu ATMnya yang berwarna hitam ke Amanda Mu: "Nona, silahkan kartunya."

Suara penjaga kasir tersebut menarik perhatian Tommy Shen dan Sisca Mu.

Amanda Mu mengambil kartunya, "Terima kasih"

Sementara dua orang lainnya, saat melihat kartu hitam yang ada ditangannya, terlihat terkejut.

Perusahaan Mo merupakan perusahaan teratas, industrinya sudah tidak terhitung jumlahnya, dari seluruh dunia hanya mereka yang memiliki kartu hitam, di Keluarga Mo hanya orang penting yang bisa mendapatkan kartu itu.

Walaupun kartu yang dibawa Amanda Mu merupakan kartu tambahan, tetapi itu membuat posisinya di Keluarga Mo menjadi sangat penting.

Amanda Mu melihat ekspresi mereka, menunduk menatap kartu hitam di tangannya.

Kartu hitam ini...... sepertinya merupakan kartu yang sangat luar biasa.

Amanda Mu dengan tenang berkata kepada mereka: "Kita jalan duluan ya."

Saat kembali ke mobil, Amanda Mu langsung bertanya ke 'Charles Mo': "Sebenarnya kartu yang kamu berikan itu kartu apa?"

Ricky Mo dengan singkat menjawab: "Untuk membeli barang."

Amanda Mu merasa kalau 'Charles Mo' sedang membodohinya, dia merasa kalau kartu hitam itu menjadi masalah kalau berada di tangannya, dia segera memberikan kartu itu ke 'Charles Mo': "Sekarang kamu sudah kutraktir makan, ini kartunya aku kembalikan kepadamu lagi."

Ricky Mo memberinya pandangan dingin, melemparkan kartu itu kembali.

"Kenapa kamu?" Amanda Mu lalu mengembalikannya lagi.

Kemudian Ricky Mo mengambilnya dan membuang kartu itu keluar jendela, nada suaranya tenang, seolah seperti sedang mengomentari rasa masakan hari ini: "Kalau tidak mau ya dibuang saja."

Amanda Mu membuka pintu mobil keluar mengambil kartu yang dibuangnya.

Dia juga tidak berani memberikan ke 'Charles Mo' lagi, dia tidak berani membuat Tuan Muda ini marah lagi.

Kalau tidak menunggu Ricky Mo kembali, baru dia akan memberikan kartu hitam itu kepadanya.

......

Keesokan harinya.

Amanda Mu naik bus pergi ke Perusahaan Mu, karena terlalu mahal kalau naik taksi.

Dia baru saja turun dari bus, langsung melihat orang yang tidak ingin dilihatnya.

Tommy Shen menghampirinya: "Amanda"

Amanda Mu melangkah mundur: "Ada urusan apa?"

Tommy Shen tampaknya tidak menyadari ketidakpeduliannya, sinar matanya terlihat redup, dengan lembut berkata: "Hanya ingin bertemu denganmu, ingin berbicara satu dua kalimat denganmu."

Dibandingkan dengannya, sikap Amanda Mu lebih dingin berkali-kali lipat: "Kamu sekarang sudah berbicara dua kalimat, aku masih harus bekerja, aku pergi dulu."

Dulu Amanda Mu memang menyukai Tommy Shen, tapi itu karena matanya yang menghipnotis, seperti ada filter saat melihatnya, karena itu saat melihatnya, dia terlihat sangat sempurna.

Sekarang dia sudah membuang filter itu, Tommy Shen baginya, hanya seseorang, yang tak lain adalah —— pacar Sisca Mu.

Tommy Shen tersenyum, berbicara dengan nada rendah: "Kalau dia baik sama kamu, aku jadi lebih tenang."

Amanda Mu terdiam: "......" Novia tidak mungkin mengatakan hal seperti itu kepadanya, Tommy Shen mendapatkan keberanian darimana mengatakan hal tersebut?

"Kalau kamu punya waktu luang begini banyak, pergi ke rumah sakit sana." Jangan sampai otakmu rusak.

Tommy Shen memandangi punggung Amanda Mu yang meninggalkannya.

Kenapa Amanda Mu bisa dingin sampai seperti ini, pasti untuk menutupi perasaannya, Amanda Mu menyukainya selama beberapa tahun lamanya, tidak mungkin dengan mudahnya menghilangkan perasaan suka itu.

Kartu hitam yang dimiliki Ricky Mo saja diberikan kepada Amanda Mu, pasti dia memperlakukan Amanda Mu dengan baik.

Perekonomian Keluarga Tommy Shen sudah menurun dalam beberapa tahun terakhir, kalau saja Tommy Shen bisa membujuk Amanda Mu, meminta Amanda Mu berbicara dengan Ricky Mo, agar Ricky Mo membantu keluarga Tommy Shen, dengan begitu bisa membuat keadaan Keluarga Tommy Shen menjadi membaik.

......

Amanda Mu sudah sampai di ruangannya, baru saja dia duduk, Sisca Mu langsung menghampirinya.

Sorot mata Sisca Mu menunjukkan dia sedang bergembira karena penderitaan orang lain: "Ayah memintamu untuk pergi ke kantornya."

“Apa Ayah mengatakan kenapa mencariku?” Amanda Mu mengambil teleponnya, lalu berdiri melihat Sisca Mu.

Terlihat kalau Sisca Mu tidak ingin banyak bicara: "Nanti kamu juga akan tahu."

Sesampainya di kantor Kelvin Mu, Amanda Mu melihat manajer pemasaran yang terkena serangan tembak listriknya kemarin.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu