Spoiled Wife, Bad President - Bab 1349 Akulah Prinsipnya

"Aku percaya padamu, tapi kamu jangan menghalangi jalan dong." Lusi Shen mendorong Metta Gu ke samping.

Metta Gu mendengus, "Kamu tidak percaya padaku."

Setelah itu Metta Gu turun dari mobil dan memapah Lusi Shen, "Yang jelas aku sekarang adalah asistenmu, jadwalmu diatur olehku. Aku menyuruhmu istirahat, maka kamu harus istirahat."

Lusi Shen dipapah turun mobil, lalu mengulurkan tangan untuk memukul kepala Metta Gu, "Sudah hebat ya. Jadwalku kamu yang atur, tapi aku bisa memecatmu!"

Metta Gu mengelus kepalanya sendiri dan memonyongkan bibir dengan tidak senang, "Kalau kamu memecatku, maka kamu tidak bisa menemukan asisten semuda dan secantik aku lagi. Aku sekarang adalah asisten yang paling muda dan cantik di Media Shengding."

"Kalau begitu, kamu bisa menjadi asistenku, adalah keberuntunganku begitu?" Lusi Shen dibuat tertawa oleh perkataan Metta Gu.

Metta Gu melihat Lusi Shen tertawa, tanpa sadar hatinya menjadi tenang. Baru saja mau bicara, dia mendengar ada orang yang memanggil Lusi Shen.

"Lusi."

Lusi Shen menoleh dan berkata dengan terkejut, "Amanda, kenapa kamu datang lagi? Bukankah bilang kali ini tidak ikut tim lagi?"

Amanda Mu adalah penulis skenario utama dari "The Lost City". Seharusnya Amanda Mu perlu masuk dalam tim, tapi Ricky Mo merasa kalau ikut tim terlalu susah. Kalau perlu mengganti naskah, komunikasikan saja dengan Amanda Mu lewat chat.

Tapi drama misteri seperti ini, ada banyak perlu yang perlu diperhatikan, kalau penulis skenario tidak ikut, akan sangat merepotkan.

Amanda Mu tersenyum, "Bagaimana bisa penulis skenario tidak ikut ke dalam tim."

"Ricky setuju?" Lusi Shen sedikit penasaran. Ricky Mo bukanlah orang yang mudah setuju.

Amanda Mu mengangguk sambil tersenyum kecil, "Iya."

"Tidak mungkin kali. Ricky Mo kelihatannya bukan seperti orang yang tidak berprinsip."

"Iya, tapi ..." Amanda Mu sengaja menghentikan ucapannya, lalu mendekat ke telinga Lusi Shen, "Aku adalah prinsipnya."

"....." Lusi Shen dibuat bengong oleh perkataan Amanda Mu, lalu mendorong Amanda Mu, "Kamu pergi saja, aku yang jomblo tidak layak menjadi teman denganmu."

"Sudah kembali secepat ini." Amanda Mu tiba-tiba melihat ke belakang Lusi Shen.

Lusi Shen menoleh, melihat Ricky Mo memegang dua kantong berisi biskuit sayuran kering.

Amanda Mu menjelaskan pada Lusi Shen, "Kita baru sampai, melewati toko ini merasa sangat harum dan menyuruh Ricky pergi membantuku beli."

Toko menjual biskuti sayuran kering ini, Lusi Shen juga tahu. Tim pernah membeli dan rasanya lumayan enak.

Tapi, adegan direktur Perusahaan Mo yang membawa biskuit sayuran kering benar-benar ... penuh dengan kelucuan.

Lusi Shen menahan keinginannya untuk tertawa dan menyapa Ricky Mo, "Kamu juga datang."

"Iya." Ricky Mo menjawab tetap dengan sifatnya yang dingin itu.

Lusi Shen sudah terbiasa dari awal dan menoleh menatap Amanda Mu, "Sudah makan belum? Makan bersama yuk."

Amanda Mu menjawab, "Ok."

Metta Gu yang menunggu dari samping, saat ini menarik ujung baju Lusi Shen dan berkata dengan suara kecil, "Kalau begitu aku pulang duluan ke kamar ya?"

"Tidak makan bersama?"

"Aku tidak ikut lagi, mau pulang untuk istirahat. Hari ini agak lelah mengendarai mobil."

Metta Gu hari ini mengantar Lusi Shen ke rumah sakit kota, lalu mengendarai balik selama 4 atau 5 jam. Memang benar agak melelahkan.

Lusi Shen mengelus kepala Metta Gu, "Makan dulu baru tidur."

"Tuan Mu, Nyonya Mu, sampai jumpa." Metta Gu seperti anak SD yang patuh, memberikan salam, lalu diam-diam melihat Ricky Mo dan berlari dengan cepat.

Setelah Amanda Mu dan Lusi Shen saling berpandangan, mereka tertawa dan serempak menoleh ke arah Ricky Mo.

Metta Gu adalah orang yang suka pada orang yang memiliki tampilan menarik. Dia merasa Ricky Mo sangat tampan, tapi Ricky Mo terlalu berkharisma, Metta Gu menjadi sedikit takut.