Spoiled Wife, Bad President - Bab 411 Bagaimana Jika Aku Ingin Sesuatu Terjadi?

Amanda Mu berjalan di belakang Sofa dan mencium wajah Joanna Mo.

“Ibu.” Joanna Mo berbalik melihatnya dan memanggilnya kemudian berbalik lagi untuk menonton TV.

Kartun benar-benar sangat menakjubkan.

Amanda Mu duduk di sebelah Joanna Mo dan menonton bersamanya.

Dia baru menontonnya dan menemukan bahwa kartun anak-anak cukup menarik.

Ricky Mo tahu karakter Joanna Mo, dia sangat fokus ketika menonton kartun jadi dia tidak mempedulikannya.

Ketika dia kembali ke kamar sehabis mandi, dia melihat Amanda Mu yang duduk di sebelah Joanna Mo serius menonton kartun, wajahnya membeku.

Ricky Mo melihat jamnya, dia melangkah cepat ke arah ibu-anak ini dan mengambil remote control untuk mematikan Tv.

Segera, dia berkata dengan dingin:”Pergi mandi dan tidur.”

Joanna Mo cemberut, meskipun dia merasa tidak senang tapi karena Ricky Mo yang mematikan TV-nya, dia hanya bisa marah tapi tidak berani mengatakannya, dia berkata ”Oh” dan segera meluncur turun dari sofa.

Tapi berbeda dengan Amanda Mu.

Dia berdiri dan berkata dengan berapi-api:”Kenapa kamu tiba-tiba mematikan Tv-nya!”

Dia barusan melihat tempat yang indah tadi, orang ini tiba-tiba datang mematikan TV-nya!

Dia sepertinya tiba-tiba mengerti perasaan anak-anak yang Tv-nya tiba-tiba dimatikan oleh orang dewasa.

Dibandingkan dengan Amanda yang penuh emosi, Ricky Mo jauh lebih tenang.

Dia bertanya kepada Amanda Mu:”Jam berapa sekarang?”

Amanda Mu melihat jamnya:”Jam 9.30”

Ricky Mo langsung berbalik dan naik ke atas.

Amanda Mu mengerti apa yang dia maksud.

Maksudnya adalah bahwa sekarang sudah jam setengah sepuluh dan sudah waktunya naik ke atas untuk mandi dan tidur.

Dia tahu itu, hanya saja, apakah dia tidak bisa menggunakan cara yang lebih baik atau mengatakannya dengan lebih jelas.

Dia juga sangat baik kepada Joanna Mo, tetapi terkadang cara penanganannya masih terlalu kasar.

Amanda Mu berbalik setelah merasakan ada seseorang yang menarik ujung pakaiannya dan melihat Joanna Mo tersenyum di wajahnya:”Ibu, aku masih ingin menonton kartun.”

“ ... ... “ Bagaimana untuk memberitahu Joanna Mo bahwa sebenarnya dia juga masih ingin menonton sebentar lagi tapi sekarang benar-benar sudah waktunya tidur.

Amanda Mu memikirkannya sebentar, dia berjongkok dan berkata dengan nada negosiasi:”Kita besok nonton lagi ya, hari ini sudah malam, ibu sudah mengantuk, kamu hari ini temani aku tidur dan besok aku akan menemanimu nonton kartun, boleh tidak?”

Joanna Mo mengangguk tidak jelas:”Baiklah.”

“Anakku paling pintar!”

Meskipun Joanna Mo sudah bersamanya beberapa hari tapi dia sangat kaget melihat Joanna Mo yang begitu mudah dibujuk.

……

Amanda Mu membawa Joanna Mo naik ke atas dan mandi bersamanya dan Joanna Mo tetap tidak mau pergi dari kamarnya.

Tentu saja Amanda Mu akan membiarkannya tidur bersamanya.

Joanna Mo tertidur setelah tidak lama naik ke atas tempat tidur.

Amanda Mu baru bangun dan bersiap turun ke bawah untuk mengambil air minum.

Ketika melewati ruang kerja Ricky Mo, dia menemukan bahwa lampu di dalam masih menyala.

Apakah Ricky Mo masih bekerja?

Amanda Mu hanya berhenti sejenak dan bersiap untuk pergi.

Pada saat ini, pintu ruang kerja tiba-tiba dibuka dari dalam.

Sosok tubuh Ricky Mo yang tinggi muncul di pintu

Dia melihat Amanda Mu tanpa ekspresi:”Apa yang kamu lakukan di sini?”

Dia memakai baju rumah, mukanya terlihat agak pucat dan tidak sehat.

Ini membuat Amanda Mu teringat kejadian waktu itu tentang kondisi menyakitkan Ricky Mo itu.

“Aku ... ... mau turun ambil air.” Amanda Mu ragu-ragu sejenak dan kata “Apakah kamu baik-baik saja” yang sudah hampir keluar ditarik kembali, dia hanya berkata:”Apakah kamu mau minum?”

Pada awalnya dia hanya asal bertanya ternyata Ricky Mo tidak sungkan:”Aku mau kopi.”

Amanda Mu mengangguk dan turun menuang air, sekalian membuatkan segelas kopi untuk Ricky Mo.

Ketika dia membawa kopinya ke atas, dia menemukan bahwa pintu ruang kerja terbuka setengah.

Seharusnya Ricky Mo yang sengaja membukakan untuknya.

Dia berjalan sambil memegang nampannya dan melihat Ricky Mo duduk di depan meja dan sedang serius membalik beberapa dokumen.

Amanda Mu menghampirinya dan meletakkan kopi di sampingnya, dia melihat wajahnya masih pucat, dia tidak bisa menahan dirinya untuk berkata:”Kamu istirahat pagian.”

Ricky Mo mengangkat kepala untuk menatapnya dan ekspresi wajahnya sangat tenang.

Dalam pandangannya, Amanda Mu sepertinya kurang kerjaan.

Amanda Mu juga tidak tahu mengapa dia dengan mudah mengatakan kata ini dan terdengar sepertinya dia sangat peduli dengannya.

Amanda Mu merasa sedikit tidak nyaman:”Aku keluar dulu.”

Dia berbalik dan bersiap pergi tapi Ricky Mo menarik lengannya.

Amanda Mu merasakan sedikit marah dalam hati dan nada bicaranya juga terdengar marah.

“Ri ... ... ... “

Dia masih belum menyelesaikan nama Ricky Mo dan mulutnya ditutup.

Bibir Ricky Mo lebih hangat dari dirinya dan sentuhannya jelas membuat hatinya bergetar.

Mata keduanya terbuka dan mempertahankan posisi di mana bibir mereka saling bersentuhan dan saling menatap.

Amanda Mu membeku sejenak dan segera bereaksi untuk mendorong Ricky Mo.

Tapi tangannya baru menyentuhnya dan dia merasa bahwa pinggangnya dipegang erat olehnya.

Tangan pria yang kuat memegang pinggangnya dengan erat dan memaksanya jatuh dalam pelukannya, tangan lainnya memegang pergelangan tangan lainnya dengan erat.

Tubuh mereka menempel erat satu sama lain, hampir pada waktu yang sama, napas mereka menjadi cepat.

Dalam napas yang terdengar jelas itu, wajah Amanda Mu memerah, dia memiringkan kepala untuk menjauh dari bibir Ricky Mo, dia merasa malu dan marah:”Kamu lepaskan aku sekarang maka aku akan menganggap tidak terjadi apa-apa.”

Suaranya bergetar, wajahnya memerah dan terlihat kasihan.

Ricky Mo bukan hanya tidak melepaskannya tapi dia sengaja menundukkan kepala untuk mencium bibirnya:”Tapi bagaimana jika aku ingin sesuatu terjadi?”

Nada bicaranya liar dan tegas.

Amanda Mu sama sekali tidak bisa bergerak, badannya membeku seperti batu:”Ricky Mo, apakah kamu merasa senang menindas seorang wanita?”

“Wanita lain aku tidak tahu, tapi jika itu kamu, aku merasa sangat senang, juga sangat ... ... “Dia sengaja berhenti dan merasa puas melihat kemarahan yang ada di dalam mata Amanda Mu dan melanjutkan kalimatnya:”Bersemangat.”

Amanda Mu tidak mengeri arti kata “bersemangat”.

Sampai dia merasakan ada yang aneh dengan tubuh Ricky Mo ... ...

Tubuh mereka menempel begitu dekat, dia tidak bisa tidak merasakan reaksi tubuh Ricky Mo.

Badan Amanda Mu menjadi lebih kaku lagi, dia bahkan harus bernapas dengan hati-hati.

Suasana hati Ricky Mo sangat aneh dan perubahannya tidak terduga, Amanda Mu tidak bisa menebak apa yang akan dia lakukan berikutnya dan dia juga tidak bisa menebak apa yang dia pikirkan.

Dia menelan ludahnya dan berkata pasrah:”Apa sebenarnya yang ingin kamu lakukan?”

Nada bicaranya terdengar melembut.

Ricky Mo melonggarkan sedikit tenaganya dan berkata:”Aku hanya ingin mengatakan satu hal kepadamu, sebelum ingatanku kembali, kamu tidak boleh macam-macam dengan pria lain.”

Amanda Mu mengerutkan keningnya:”Apa maksudnya?”

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu