Spoiled Wife, Bad President - Bab 60 Balas Dendam Kepadanya

Amanda Mu terus-terusan teringat kalau dia harus memasak untuk 'Charles Mo', lagipula Amanda Mu sendiri yang menyetujuinya.

Tetapi sejak masuk ke mall, Amanda Mu langsung ditarik oleh mereka untuk melihat dan mencoba ini itu.

Langit diluar sudah mulai gelap. Amanda Mu mencari alasan "Capek sekali, ayo cari tempat istirahat dulu."

Kemudian, mereka mencari tempat untuk beristirahat.

Amanda Mu mengeluarkan ponselnya. Dia baru melihat ada dua panggilan tak terjawab dari 'Charles Mo'.

Amanda Mu merasa 'Charles Mo' biasanya sangat tidak sabaran, tidak disangka meneleponnya sampai dua kali. Sekarang ini dia pasti sangat marah sekali.

Amanda Mu berdiri: "Maafkan aku, aku ada urusan, harus pulang dulu, hari ini terima kasih ya. Lain waktu aku akan traktir kalian makan."

Keluar dari mall, Amanda Mu berlari ke tempat pemberhentian bus, sambil menelepon 'Charles Mo'.

Tidak lama. Teleponnya sudah diangkat.

"Dimana?"

Sebenarnya suara 'Charles Mo' sangat tenang. Tetapi saat suasana hatinya sedang tidak baik, suaranya akan terdengar menyeramkan di telinga orang lain.

Amanda Mu merasa lehernya terasa agak dingin.

Amanda Mu mengulurkan tangan meraba lehernya sendiri, berkata: "Masih diluar. Aku segera pulang. Kalau kamu lapar pergi beli makan dulu saja."

Ricky Mo mengulanginya sekali lagi: "Aku tanya kamu dimana."

Nada suaranya terdengar tidak sabar dan marah. Sudah tidak ditutupi lagi olehnya.

Amanda Mu membalikkan kepala melihat, lalu memberitahu nama mall tersebut ke 'Charles Mo'.

Sejak terakhir kali 'Charles Mo' melempar kartu hitam yang luar biasa itu di depan Amanda Mu. Sekarang Amanda Mu tidak lagi berani membuat Tuan Muda ini marah.

Amanda Mu membalikkan badannya, berjalan ke pintu mall. Menunggu 'Charles Mo' datang.

Amanda Mu belum berdiri beberapa lama di pintu mall, kemudian dia melihat mobil 'Charles Mo'.

Amanda Mu baru mau berjalan menghampiri. Terdengar dari belakang ada orang memanggilnya "Amanda, kok kamu belum pulang?"

Amanda Mu terkejut, membalikkan kepalanya, melihat rekan kerjanya yang tadi berjalan bersamanya.

"Iya, aku masih......"

Kata-kata Amanda Mu belum selesai, langsung dipotong oleh 'Charles Mo'.

"Amanda Mu, naik mobil." Ricky Mo menghentikan mobilnya di samping Amanda Mu, menurunkan jendela mobilnya, wajahnya tanpa ekspresi.

Beberapa rekan kerjanya itu memperlihatkan wajah kaget: (⊙o⊙)…

Amanda Mu merasa habis sudah.

Amanda Mu membalikkan kepala melihat 'Charles Mo', dengan senyum yang dipaksakan berkata "Meskipun umurku lebih muda darimu, tapi bagaimanapun juga kamu tetap adik iparku."

Ricky Mo memiringkan kepalanya, melihat rekan kerja Amanda Mu yang berdiri di belakangnya, mengangkat alisnya, dengan tidak sabar berkata "Naik mobil."

Amanda Mu merasa dia mulai buru-buru lagi, takut dia membuat masalah lagi, Amanda Mu membalikkan kepala berkata: "Adik sepupu suamiku, dia sekalian menjemputku, aku pergi dulu ya."

Amanda Mu tidak berani berlama-lama disana, membuka pintu mobil langsung naik ke mobil.

Ketika 'Charles Mo' menyalakan mesin, Amanda Mu dari kaca spion melihat ke belakang, dia masih melihat beberapa rekan kerja wanita itu berkumpul sedang membicarakan sesuatu......

Amanda Mu menghela nafas, membalikkan kepala melihat ke 'Charles Mo': "Cepat sekali kamu sampai, kamu ada urusan di sekitar sini?"

'Charles Mo' tidak mempedulikan dia.

Amanda Mu menolehkan kepalanya melihat keluar jendela, Amanda Mu juga tidak ingin berbicara dengannya.

......

Sesampainya di rumah, Amanda Mu langsung ke dapur untuk memasak.

Beberapa hari ini, Amanda Mu sudah bisa membuat makanan yang cocok dengan lidah 'Charles Mo', dia suka makan makanan pedas.

Setelah mereka selesai makan, mereka langsung kembali ke ruangan masing-masing.

Amanda Mu sudah mandi, lalu berbaring di kasur mulai video call dengan Lusi Shen.

Lusi menggunakan pakaian tradisional, di belakangnya terlihat ada sebuah bangunan kuno.

Amanda Mu bertanya kepadanya: "Kamu masih di tempat syuting?"

"Iya, mau syuting pertunjukan malam" Lusi Shen berlari ke pojok, ke tempat yang tidak ada orang, dengan pelan berkata kepadanya: "Kamu tahu tidak hari ini aku bermain peran dengan siapa?"

"Siapa?" Amanda Mu teringat sesuatu, berkata: "Tidak mungkin si Peter Si kan? Bukankah dia sekolah ke luar negeri?"

"Iya dia!" Nada bicara Lusi terdengar sangat bersemangat: "Pak sutradara sepertinya mengenal Hardy Si, karena itu dia mendatangkannya untuk menjadi bintang tamu, kebetulan aku akan bermain peran dengannya, bagaimana ini aku sangat gugup sampai-sampai seluruh tubuhku terasa gemetar?"

Amanda Mu berkata pelan: "Tidak tahu, aku juga gugup."

Peter Si merupakan salah satu raja di dunia perfilman, aktor termuda di dunia perfilman, sudah delapan tahun Amanda Mu menjadi penggemarnya.

Di seberang telepon terdengar suara orang memanggil: "Lusi, ayo mulai akting!"

"Iya, aku segera kesana." Lusi menjawabnya, berkata ke Amanda Mu "Aku pergi dulu ya, aku akan membantumu mendapatkan foto Peter yang ada tanda tangannya, foto telanjang mungkin tidak bisa didapat, tapi aku akan berusaha mendapatkannya."

Selesai berbicara, Lusi langsung menutup panggilannya.

Amanda Mu: "......" Dia tidak berpikiran jorok seperti Lusi!

......

Keesokan harinya.

Amanda Mu tiba di kantor, merasa tatapan rekan kerjanya yang kemarin terlihat aneh saat memandangnya.

Dari awal Amanda Mu sudah menduga mereka akan seperti ini, jadi tidak terlalu mempedulikannya.

Pak Yudi Sun seharusnya sudah takut dengan Amanda Mu, sudah beberapa hari tidak lagi mencari Amanda Mu.

Sampai hari Jumat, dia baru datang mencari Amanda Mu dengan membawa orang: "Hari ini kalian berdua keluar untuk survei pasar, hari ini sudah hari Jumat, hari senin berikan laporannya kepadaku.

Orang yang dibawa Pak Yudi Sun, seorang laki-laki yang tinggi besar, terlihat sepertinya orang yang baik.

Amanda Mu melihat pria itu, terlihat sangat asing.

Orang yang ada di departemen pemasaran sangat banyak, Amanda Mu baru masuk beberapa hari, belum mengenal mereka semua, karena itu Amanda Mu tidak berpikir banyak.

Dua orang itu sudah keluar dari gedung kantor, lalu memanggil taksi.

Amanda Mu bertanya: "Perusahaan yang tanggung biaya transportasi?"

"Iya." Laki-laki itu menatapnya dengan tatapan aneh.

Amanda Mu merasa was-was, membalikkan kepala melihat keluar jendela, menyadari kalau mobilnya berjalan ke arah pinggiran kota.

Pada saat keluar, dia melihat dokumennya, produk yang akan dirilis adalah barang kebutuhan sehari-hari, tempat yang akan mereka kunjungi adalah daerah perumahan.

Pada saat melewati apotek, Amanda Mu melihatnya, dia mengigit bibirnya dengan keras, dan mengernyitkan alisnya agar telihat seperti sedang kesakitan: "Bisa berhenti sebentar, aku mau beli sesuatu."

Laki-laki itu bertanya kepadanya: "Kamu mau beli apa?"

"Obat penghilang nyeri." Amanda Mu menoleh melihatnya: "Sedang masanya, perutku sakit."

Laki-laki itu berpikir sejenak baru mengerti maksudnya, berkata: "Aku temani ya."

"Baiklah." Amanda Mu tahu, kalau dia menolak ajakannya, laki-laki itu akan memikirkan cara lain agar dia tidak turun dari mobil.

Amanda Mu sekarang bisa memastikan, orang ini pasti orang yang digunakan Yudi Sun untuk membalas dendam kepadanya.

Dua orang itu turun dari mobil memasuki apotek, laki-laki itu terus mengikutinya di belakang, Amanda Mu berjalan keluar dengan perlahan.

Saat ini, dari luar ada laki-laki yang menggunakan topi dan masker masuk ke dalam apotek, menggunakan tangannya untuk menutupi batuk, saat Amanda Mu melewatinya, tiba-tiba Amanda Mu menggenggam lengannya dengan erat, dengan raut wajah yang terkejut berkata: "Kakak sepupu, kenapa kamu bisa ada disini?"

Orang yang menggunakan masker itu terkejut, mengulurkan tangan mengangkat topinya, terlihat sepasang mata yang lembut dan familiar.

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu