Spoiled Wife, Bad President - Bab 258 Kenapa Amanda Mu Bisa Pingsan?

Ricky Mo tidak membiarkan dia pergi menjenguk Kakek Mo, lalu dia pergi sendiri.

Hanya saja, kemarin malam Ricky Mo mengatakan meminta dia tinggal di rumah, pasti juga sudah memerintahkan bodyguard untuk tidak membiarkan dia pergi.

Di lubuk hatinya dia mengerti hal ini, tapi dia masih memutuskan untuk mencoba.

Dia berjalan sampai ke depan pintu lalu dihadang.

"Nyonya, kamu mau kemana?"

Amanda Mu mengerutkan alis, menyipitkan mata, berpura-pura marah untuk membuat bodyguard takut: "Aku mau kemana perlu kamu urus?"

Bodyguard masih bersikukuh: "Tuan memerintahkan, lebih baik beberapa waktu ini Nyonya tidak keluar, kalau ada keperluan, serahkan ke kami saja."

"Kalau aku masih tetap ingin pergi?"

Bodyguard mengerutkan kening: "Maaf."

Sikap dan nada suara bodyguard sangat keras, kelihatannya kali ini Ricky Mo memberi perintah dengan sangat keras, teguh untuk tidak membiarkan dia keluar.

Amanda Mu tidak lagi membantah, membalikkan badan kembali masuk ke dalam villa.

Dia dengan tidak bersemangat masuk ke dalam ruang tamu dan duduk di sofa, pikirannya sedikit kosong.

"Amanda Mu! Aku datang!"

Terdengar suara Lusi Shen.

Amanda Mu melihat ke arah sumber suara itu, melihat Lusi Shen yang sedang berjalan masuk dari luar.

Amanda Mu menyipitkan mata, tiba-tiba teringat kemarin saat anggota keluarga Mu datang, bodyguard menghadang mereka di depan pintu.

"Mereka tidak menghadang kamu?" Amanda Mu berkata sambil menepuk-nepuk tempat di sebelahnya, memberi tanda agar Lusi Shen duduk di sampingnya.

Lusi Shen duduk di sampingnya: "Tidak kok, malah kenal sama aku, masih memberi salam kepadaku, langsung membiarkan aku masuk."

Amanda Mu mendengar ini, otaknya berpikir dengan cepat.

Anggota keluarga Mu kemari, bodyguard mati-matian menghadang, Lusi Shen datang, bodyguard langsung membiarkan dia masuk.

Tidak perlu bertanya juga tahu, ini pasti perintah dari Ricky Mo.

Lusi Shen membalikkan kepala melihat Amanda Mu yang sedang berpikir keras, mengeluarkan suara berkata: "Kamu sekarang tidak perlu berpikir terlalu banyak, lebih baik dengan tenang melahirkan dulu, masalah besar di luar biarkan bos besar yang menyelesaikan untukmu."

"Dia tidak membiarkan aku keluar lagi." Amanda Mu berkata dengan tidak bersemangat.

Lusi Shen berpikir lalu berkata: "Juga demi kebaikanmu, sekarang masalah kakek Mo masih sangat kacau, kamu tidak keluar juga suatu hal yang baik."

"Tapi aku tidak ingin duduk menunggu seperti ini, siapa yang ingin menjebak aku, aku tahu, apa yang dipikirkan Ricky Mo aku juga tahu, masalah ini awalnya juga karena aku yang memulai, sedangkan aku saat ini justru yang paling menjauhi masalah ini."

Selesai berbicara, Amanda Mu kembali menambahkan: "Aku ingin keluar."

Amanda Mu berkata seperti ini, Lusi Shen merasa ada benarnya.

Lusi Shen bertanya padanya: "Benar ingin pergi?"

"Kamu ada cara?" Amanda Mu membalikkan kepala melihat dia.

Lusi Shen mengedip-kedipkan mata, kemudian menghadap ke pintu berteriak dengan keras: "Amanda Mu, kamu kenapa? Kenapa kamu pingsan?"

Selesai dia berbicara, mengulurkan tangan mendorong-dorong Amanda Mu: "Cepat 'pingsan'."

Amanda Mu memejamkan mata, berpura-pura pingsan.

Suara Lusi Shen membuat bodyguard dan pelayan datang.

"Nyonya kenapa?"

Lusi Shen menggelengkan kepala, dengan raut yang terkejut: "Tidak tahu kenapa bisa pingsan, jangan banyak bicara, antar dulu ke rumah sakit, dia sedang hamil……"

Lusi Shen seorang aktris, aktingnya seperti sungguhan, bodyguard juga tidak curiga, langsung membawa Amanda Mu ke rumah sakit.

Rumah sakit yang dituju kebetulan rumah sakit milik Perusahaan Mo, juga rumah sakit dimana kakek Mo dirawat.

Lusi Shen tentu saja juga ikut pergi.

Dia dan Amanda Mu duduk di kursi belakang, agar lebih mudah untuk menjaga Amanda Mu.

Sampai di depan pintu rumah sakit, begitu pintu mobil dubuka, Ricky Mo langsung mengulurkan tangan menggendong Amanda Mu masuk ke dalam.

Saat Lusi Shen melihat Ricky Mo, dia terpaku.

Tadi dia membantu Amanda Mu agar beberapa bodyguard itu keluar, dia juga tidak menyangka Ricky Mo bisa ada disini untuk mengawasi.

Dia hanya bisa membantu Amanda Mu sampai disini saja.

Lusi Shen membawa tas turun dari mobil, berlari mengejar: "Bos besar."

Ricky Mo tidak membalikkan kepala, masih dengan raut wajah seperti biasanya: "Amanda Mu kenapa bisa pingsan?"

Lusi Shen hormat dan takut terhadap Ricky Mo, ditanya seperti ini oleh Ricky Mo, dia takut ketahuan, tapi juga hanya bisa berkata: "Tiba-tiba saja pingsan, kita berdua sedang berbicara, lalu dia……seperti ini……"

Berbicara sampai akhir, tidak terasa suaranya menjadi kecil.

Ricky Mo tinggi, kakinya jenjang, langkah kakinya besar dan cepat, Lusi Shen berbicara sambil berlari kecil agar tidak tertinggal olehnya.

Dia diam-diam melirik ke arah Amanda Mu yang sedang digendong.

Sudut mata Amanda Mu terbuka sedikit, mengedip-kedipkan mata, memberi tanda agar Lusi Shen cepat pergi.

Di perjalanan, Amanda Mu memejamkan mata, sampai di depan pintu rumah sakit, dia perlahan membuka matanya melihat, mengetahui bahwa ini rumah sakit dimana kakek Mo dirawat, diam-diam berteriak dalam hati.

Saat Ricky Mo menggendong dia, dia sudah merasa kalau orang yang menggendong dia adalah Ricky Mo.

Hanya, dari pemeriksaan setelah ini pasti akan ketahuan.

Dia ketahuan, tidak apa-apa, tapi bahaya kalau sampai ketahuan kalau Lusi Shen juga ikut terlibat membantu dia……

Lusi Shen mengerti maksud Amanda Mu, memukul pelan kepalanya sendiri, dengan raut wajah terkejut berkata: "Aku teringat hari ini ada hal penting yang harus aku selesaikan, bos besar aku pergi dulu……"

Ricky Mo tidak melihat dia, hanya menggendong Amanda Mu dengan tergesa-gesa berjalan menuju UGD.

Lusi Shen langsung pergi meninggalkan tempat itu.

Saat hampir sampai di UGD, Amanda Mu memanggil namanya: "Ricky Mo."

Ricky Mo segera menghentikan langkah kakinya, menundukkan kepala melihat Amanda Mu, dengan wajah tanpa ekspresi berkata: "Bukannya pingsan?"

Amanda Mu berkata: "Sekarang sudah sadar."

"He."

Ricky Mo tersenyum dingin, menurunkan Amanda Mu.

Amanda Mu tahu, dia dan Lusi Shen berpura-pura, diketahui oleh Ricky Mo.

Untungnya, Ricky Mo tidak marah sampai menjatuhkan dia, melainkan masih dengan hati-hati menurunkan dia.

Amanda Mu berdiri tegak, langsung berkata: "Aku ingin melihat kakek."

Ricky Mo tiba-tiba menyeringai, tapi di matanya tidak ada senyum: "Amanda Mu, apakah kamu merasa dirimu sangat pintar?"

"Tidak sepintar kamu." Amanda Mu menggelengkan kepala.

Sepertinya Ricky Mo dibuat marah dengan jawabannya, suaranya menjadi lebih keras: "Kalau begitu pulang!"

"Untuk apa pulang? Pulang untuk lanjut menerka apa yang sedang dipikirkan orang pintar sepertimu ini?" Sikap Amanda Mu sangat teguh.

Mereka berdua terdiam selama beberapa saat.

Setelah terjadi masalah pada kakek Mo, Ricky Mo terus menjaga di rumah sakit.

Beberapa hari ini, Ricky Mo jarang makan juga kurang tidur.

Dia terlihat sedikit pucat, tapi kedua matanya masih menatap dengan tajam, tidak ada kelelahan sedikitpun.

Ricky Mo adalah laki-laki seperti ini, seakan masalah apapun tidak bisa membuat dia goyah, kekuatannya seperti mampu menghadapi segala sesuatu.

Sedangkan setiap kali, saat Amanda Mu merasa dirinya cukup mengenal dia, dia malah melakukan hal-hal yang membuat Amanda Mu tidak mengerti.

Ricky Mo terlampau kuat, kalau dia tidak ingin membiarkan orang lain tahu pemikirannya, orang lain pasti tidak punya cara untuk bisa tahu.

Mereka berdua bertatapan selama satu menit penuh, Ricky Mo seperti berkompromi: "Ikut denganku."

Novel Terkait

Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu