Spoiled Wife, Bad President - Bab 578 Begitu Baik

Amanda Mu mengikuti Anik, semakin berjalan mendekat ke tempat tujuan, semakin tenang perasaannya.

Setelah naik, ada gema langkah kaki di koridor.

Vila ini sangat sunyi, baru saja berada di depan pintu vila, Amanda Mu melihat begitu banyak pengawal dan pelayan. Ini menunjukkan bahwa seharusnya ada banyak orang yang tinggal di vila.

Tetapi pada saat ini, Amanda Mu semakin merasa bahwa tidak ada sedikit hawa seseorang di vila ini, meskipun para pelayan terus lewat dari waktu ke waktu.

Di sudut koridor, pemandangan menjadi lebih luas lagi, lalu melangkahkan kaki lagi ke depan, sampai akhirnya mereka tiba di ruang bunga kaca.

Lampu di ruang bunga kaca itu redup, Anik membawanya melalui ruang bunga kaca dan berjalan ke pintu kamar.

Anik berhenti dan menatapnya, dengan ekspresi yang rumit ia berkata, "Masuklah sendiri."

Ketika selesai berkata, dia pun membuka pintu.

Amanda Mu berdiri di depan pintu dan melihat ke arah tempat tidur.

Tempat tidur ditutupi dengan selimut, ditambah lagi selimut berbahan wol, ada boneka kain ditutupi oleh setengah tempat tidur. Joanna Mo sangat kecil sehingga tertutupi oleh boneka kain.

Amanda Mu akhirnya bisa menghela nafas lega.

Dia mengangkat langkah kakinya dan berjalan masuk, Anik mengawasinya saat dia berjalan ke tempat tidur, lalu menutup pintu kamar tersebut, dia berjalan kembali ke rumah kaca dengan memeluk lengannya dan duduk di kursi.

Di kamar, Amanda Mu telah tiba di tempat tidur.

Hampir seluruh Joanna Mo ditutupi selimut, hanya menampakan sebagian kecil dari kepalanya, bernapas dengan tenang, dan tidur nyenyak.

Setelah menyesuaikan dengan cahaya redup di kamar tersebut, Amanda Mu bisa melihat Joanna Mo lebih jelas.

Dia duduk di karpet di depan tempat tidur dan mengulurkan tangan untuk memindahkan selimut Joanna Mo di bawah dagunya, memperlihatkan seluruh wajahnya.

Kulit Joanna Mo terlihat sangat bagus, bulu matanya yang panjang tersebar seperti kipas, dan hidungnya yang kecil sedang memainkan nafasnya, entah apa yang sedang dia mimpikan.

Amanda Mu memandang Joanna Mo dan enggan melepas matanya, dia takut membangunkan Joanna Mo, jadi dia dengan pelan mengulurkan tangan dan mengusap rambutnya.

Ricky Mo mengatakan sifat Joanna Mo sama seperti Amanda Mu.

Amanda Mu merasa bahwa Joanna Mo tidak seperti dia, Joanna Mo jauh lebih pintar daripada dia, dia adalah monster kecil. Bahkan di lingkungan yang asing seperti ini, dia bisa makan dan tidur nyenyak.

Putrinya mungkin berbeda dari yang dia bayangkan.

Amanda Mu memperhatikan Joanna Mo di samping tempat tidur sebentar, teringat bahwa Anik masih di luar, ia pun kembali menyelimuti Joanna Mo, lalu bangkit dan berjalan keluar.

Saat membuka pintu, dia tidak melihat sosok Anik, matanya pindah ke ruang bunga kaca.

Dia menduga bahwa Anik harusnya ada di sana.

Amanda Mu berjalan mendekat dan melihat Anik duduk di tengah-tengah segerombolan bunga, punggungnya tegak lurus, dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

Amanda Mu belum mengatakan apa-apa, namun Anik sudah berbalik dan menatapnya.

Anik langsung berkata kepada Amanda Mu: "Kamu bisa tinggal di sini malam ini."

"Ya," Amanda Mu mengangguk.

Setelah mendengar kata-kata itu, Anik pun segera berbalik dan pergi.

Amanda Mu sedikit terkejut, Anik menunggunya di sini, hanya untuk mengatakan ini?

Menunggu hingga sosok Anik menghilang di luar ruang bunga kaca, Amanda Mu pun kembali ke kamar Joanna Mo.

Anik baru saja berjalan ke koridor, tak lama ada bawahannya yang datang dari depan.

Ketika dia melihatnya, dia berkata dengan hormat, "Nona Anik."

Anik sedikit mengangguk dan bertanya, "Apakah Tuan sudah kembali?"

"Belum."

Setelah Anik mendengar kata-kata itu, ia sedikit mengernyitkan dahi sejenak, dan ekspresi wajahnya sedikit berubah, ia pun memberi perintah: "Tolong utus seseorang untuk merawat wanita dan anak itu dengan baik."

Setelah berkata, dia pun bergegas pergi.

Ada terlalu banyak hal yang terjadi malam ini, ekspresi wajah Amanda Mu sangat tegang, dia pergi ke tempat yang begitu jauh, melihat Joanna Mo aman dan tenang saat ini, perasaannya pun menjadi lebih lega.

Dia pergi mendatangi tempat tidur dengan gerakan yang sangat pelan, menatap Joanna Mo dengan satu tangan di kepalanya, dan akhirnya tak berapa lama dirinya tertidur.

Ketika terbangun lagi, dia terbangun oleh rasa geli di wajahnya.

Ketika dia tidur dengan sedikit tersadar, dia merasa seolah ada sesuatu yang merangkak di wajahnya, lembut dan lemah, dia merasa sedikit geli.

Amanda Mu tiba-tiba membuka matanya, ia tepat menghadap wajah kecil Joanna Mo.

Joanna Mo menggunakan satu per satu jari-jarinya untuk menunjuk wajah Amanda Mu. Ketika Amanda Mu tiba-tiba bangun, dia membuka matanya, Joanna Mo langsung terjun ke pelukan Amanda Mu, ia memanggilnya dengan penuh semangat: " Mama! "

Amanda Mu merasakan kebahagian dari Joanna Mo, ia memeluknya sambil tersenyum: "Apakah Joanna merindukan Mama?"

"Rindu," Joanna Mo menunjukkan sikap manja di pelukan Amanda Mu.

Amanda Mu menunjukkan ekspresi wajah yang hangat, ia kemudian bertanya dengan lembut: "Apakah di sini sangat menyenangkan?"

"Iya," Joanna Mo terlebih dulu menganggukkan kepala, lalu menggelengkan kepalanya lagi.

“Menyenangkan atau tidak?” Amanda Mu bertanya dengan sabar, ia mencoba menebak dari mulut Joanna Mo langsung bahwa dia memiliki kehidupan yang baik di sini.

Meskipun tampaknya mereka memperlakukan Joanna Mo dengan baik, tapi dia masih ingin mengkonfirmasinya langsung kepada Joanna Mo.

Joanna Mo sedikit memiringkan kepalanya, alis kecilnya berkerut menjadi angka delapan lagi, dan dia terlihat sangat serius.

Dia berpikir dengan sangat serius untuk sesaat sebelum berkata, "Paman Li menemaniku bermain, tapi aku merindukanmu."

“Paman Li?” Amanda Mu tahu bahwa dia katakan adalah tentang Kerwin Li.

Joanna Mo mengangguk sambil tersenyum, ia berbalik untuk memeluk boneka kain tidurnya tadi malam, dengan ekspresi seolah memiliki harta berharga: "Ini dibeli oleh Paman Li untukmu."

Amanda Mu memperhatikan boneka kain itu, sangat imut dan lembut, Joanna Mo sangat menyukainya, kalau tidak dia tidak akan memberi tahu Amanda Mu.

Amanda Mu bertanya dengan ragu, "Apakah Paman Li begitu baik?"

"Ya, dia begitu baik," Joanna Mo mengikuti kata-katanya dan mengangguk.

Senyum di wajah Amanda Mu sedikit memudar, dan dia jatuh ke dalam perenungan.

Joanna Mo pernah bertemu Kenzo Li sebelumnya, jadi dia memiliki ingatan yang baik, Kerwin Li dan Kenzo Li hampir identik, Joanna Mo memiliki ingatan yang baik dan tentu saja dia mengingat Kenzo Li, yang menganggap Kerwin Li sebagai Kenzo Li.

Di tempat yang sama sekali asing baginya ini, anak-anak tentu saja merasa tergantung pada satu-satunya orang yang mereka kenal.

Selama beberapa hari ini, Joanna Mo dan Kerwin Li memiliki hubungan yang baik, dan hal ini membuat dia bergantung pada Kerwin Li.

Pada saat ini, ada ketukan pelan di pintu.

Mata Joanna Mo menyala begitu dia mendengar ketukan di pintu: "Makan sarapan."

Melihatnya seperti ini, Amanda Mu tertawa dan berkata, "Apakah mereka datang untuk memberitahumu sarapan setiap pagi?"

Namun, Joanna Mo tidak menjawab kata-katanya, ia menyelipkan kedua tangan dan kaki dari tempat tidur ke lantai, dan berlari untuk membuka pintu.

Gagang pintu agak tinggi, Joanna Mo memegang pegangan pintu dengan kedua tangan dan menjijit kaki, lalu menggerakan tangannya untuk membuka pintu.

Pelayan di luar pintu tersenyum dan berkata, "Selamat pagi, Joanna."

"Selamat pagi," Joanna Mo menjawab dengan sangat sopan, dan kemudian tidak sabar untuk bertanya: "Apakah sekarang waktunya makan sarapan?"

Pelayan itu masih tersenyum, dan berkata dengan lembut, "Benar."

Amanda Mu mengambil handuk Joanna Mo san mengikutinya dari belakang, ia terlebih dulu menaruhnya di tubuh Joanna Mo, dan kemudian berkata kepada pelayan itu, "Terima kasih, kami mandi dulu, setelah itu kami akan segera turun ke bawah."

Pembantu itu sedikit mengangguk, Joanna Mo mempelajari nada bicara Amanda Mu, dan menutup pintu sambil berkata, "Terima kasih, kami akan segera turun ke bawah."

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu