Spoiled Wife, Bad President - Bab 1153 Amanda Sangat Mencintai Ricky

Meskipun hati Amanda Mu gelisah, namun dia segera tenang.

“Ayo kita bawa ibu pergi, dan aku akan menemanimu ke rumah sakit.” Dia takut Ricky Mo tidak akan setuju, dan bertanya padanya dengan nada bicara yang sangat lembut.

Ricky Mo mengetahui kekhawatirannya dan tersenyum: "Aku tidak perlu pergi ke rumah sakit."

Amanda Mu tidak memaksakannya, tapi menurutinya: "Oke."

Ricky Mo mau melakukannya tanpa paksaan, ketika tiba waktunya pergi ke rumah sakit, dia pun tidak bisa menahannya.

...

Rencana awal Ricky Mo adalah membawa Susan Jing pergi untuk melakukan kremasi dan penguburan.

Dia telah berada di sini sendirian selama bertahun-tahun, tentu sudah terlalu menderita, dia ingin ibunya istirahat dengan tenang.

Ketika ibu masih hidup, dia adalah orang yang suka ketenangan, karena beberapa tahun ini tinggal dengan Dodi Xie si brengsek ini, dia juga ingin pergi lebih awal.

Karena masalah ini sudah diatur sejak awal, setelah jenazah Susan Jing diambil kembali, ia langsung ditempatkan di rumah duka yang sudah dihubungi sebelumnya.

Setelah melakukan ini, Amanda Mu kembali ke mobil dan berkata kepada Doni, "Pergi ke rumah sakit."

“Aku tidak mau pergi.” Ricky Mo menolak dengan cemberut.

Amanda Mu jarang menunjukkan ekspresi dingin pada wajahnya: "Kita harus pergi."

Dia batuk darah, ini bukan masalah sepele, jadi dia harus memeriksakan keadaannya.

Ricky Mo memanggil namanya dengan tidak setuju: "Amanda."

“Ricky!” Amanda Mu juga memanggil namanya, tapi nadanya sedikit lebih buruk dari Ricky Mo.

Ricky Mo tidak bisa menahan tawa: "Kamu tidak mencintaiku lagi, kamu begitu galak padaku."

“Iya, aku tidak mencintaimu lagi.” Amanda Mu memelototinya.

Wajah Ricky Mo tampak cemberut, lalu berkata dengan nada peringatan: "Amanda, aku akan memberimu kesempatan untuk mengatur ulang nada bicaramu."

"Aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu. Amanda sangat mencintai Ricky." Amanda Mu mengusap kepalanya: "Sayang, ayo kita pergi ke rumah sakit."

Ricky Mo sepertinya telah dijauhi oleh monster besar, dia pun diam dan tidak berkata apa-apa.

Ricky Mo dengan patuh mengikuti Amanda Mu ke rumah sakit.

...

Setelah pemeriksaan, Doni menjaga Ricky Mo, dan Amanda Mu pergi ke kantor dokter seorang diri.

“Dokter, bagaimana dengan keadaan suamiku?” Tanya Amanda Mu dengan tegang.

“Tuan Mo bisa batuk darah juga karena merasakan kecemasan yang berlebihan, biasanya dia sangat capek, kan? Badannya sudah sangat letih dan perlu dirawat dengan hati-hati, dan…” Saat kata dokter berhenti di sini, tampak seolah cemas, ragu-ragu apakah harus dikatakan atau tidak.

“Tidak apa-apa, dokter katakan saja.” Meski nada suara Amanda Mu tenang, tetapi perasaan hatinya sudah menyentuh tenggorokannya.

Dia terlalu takut ada yang tidak beres dengan Ricky Mo.

Dokter pun berkata: "Dia mengidap penyakit jantung, hatinya mengalami masalah emosional."

Amanda Mu terdiam sejenak: "Kalau begitu, aku sudah mengerti, terima kasih dokter."

Dia bangkit dan berjalan keluar dari kantor dokter.

Penyakit jantung yang diidap Ricky Mo, juga disebabkan oleh ibunya.

Di hari-hari biasa, dia begitu kuat hingga hampir bisa melakukan segala hal, tetapi dia muntah darah karena marah atas apa yang dilakukan Herman Mo.

Padahal juga bukan karena Herman Mo. Kalau dia hanya marah terhadap Herman Mo, bagaimana bisa mengidap penyakit jantung?

Dia menyalahkan dirinya sendiri.

Dia marah karena tidak menemukan ibunya lebih cepat.

Mungkin Ricky Mo sendiri tidak menyadari bahwa dia masih memiliki kesedihan tentang ibunya dan tidak bisa melepaskannya.

"Amanda."

Suara Ricky Mo terdengar dari depan.

Ketika Amanda Mu mendongak, dia menyadari bahwa Ricky Mo sudah berjalan ke arahnya.

Ricky Mo mendatanginya untuk mendukungnya, ia sedikit mengernyitkan alisnya: "Hari ini kamu telah berjalan terlalu lama, kamu tidak boleh berjalan lagi."

Jika sejak awal sudah tahu, pasti dia akan membawa kursi roda.

“Aku baik-baik saja.” Mata Amanda Mu tiba-tiba memerah, dan dia masih memikirkannya saat ini.