Spoiled Wife, Bad President - Bab 313 Aku Sangat Suka, Benar-Benar Menantang

Karena Amanda Mu tidak mengatakan apapun, otomatis Lusi Shen juga tidak mengucapkan apapun.

Ia hanya menarik Amanda Mu untuk duduk di samping James Gu.

Di samping James Gu duduklah Ricky Mo, sedangkan di samping Ricky Mo duduklah seorang wanita asing. Stevi Mo duduk di samping wanita asing itu, sedangkan Doni duduk di samping Stevi Mo.

Wanita asing itu terus mengobrol dengan Stevi Mo dan hanya sesekali mendekat ke samping Ricky Mo untuk berbicara beberapa patah kalimat.

Sebatang rokok terselip dalam mulut Ricky Mo, ia juga tidak terlalu mempedulikan wanita itu.

Amanda Mu menarik kembali pandangannya, saat ia merasa Lusi Shen menubruk lengannya.

Ia menolehkan kepalanya dan menatap Lusi Shen, sedangkan Lusi Shen hanya menekan-nekan layar ponselnya.

Beberapa saat kemudian, Amanda Mu baru mendapatkan informasi yang diberikan oleh Lusi Shen.

“Wanita itu bernama Maggie Su dan ia merupakan teman sekolah dari luar negeri. Orangtuanya adalah pejabat tinggi dan latar belakang keluarganya sangat baik. Stevi Mo pasti ingin menjodohkannya dengan Ricky.”

Maggie Su.

Amanda Mu mencatat nama ini di dalam hatinya.

Nama yang terdengar sangat bagus.

Suasana di dalam ruangan itu sangat tenang. Semua orang mengambil gelas minumannya dan saling mengobrol sambil minum-minum.

Amanda Mu menurunkan arah pandangannya, tidak lagi melihat ke arah Ricky Mo.

Sebenarnya, ini adalah hal yang lumrah.

Sekarang status Ricky Mo di lingkungan eksternal adalah seorang pria bujang, jadi keluarganya pasti akan mencari wanita spesial lain untuknya.

Apalagi dengan kualifikasi dan latar belakang Ricky Mo saat ini, keluarganya pasti akan mencarikan wanita yang lebih baik untuknya.

Wanita dengan latar belakang yang pantas untuk dinikahi, penampilan yang menarik, dan kemampuan yang luar biasa.

Hanya wanita yang seperti inilah yang bisa menikah dengan anggota keluarga Mo.

Hanya saja Amanda Mu tidak terpikir bahwa hal ini akan terjadi begitu mendadak.

Melihat Amanda Mu yang tidak kunjung berbicara, Lusi Shen tidak dapat menahan diri dan mendekat ke sampingnya lalu bertanya dengan suara kecil: “Apa tidak ada sesuatu yang mau kamu katakan?”

“Tidak.” Amanda Mu menghela napas berat lalu kembali berbisik: “Memangnya apa yang bisa aku katakan?”

Begitu mendengar ucapan Amanda Mu, Lusi Shen mengerutkan alisnya.

Memang, dengan situasi Amanda Mu dan Ricky Mo sekarang, dengan status dan posisi apa Amanda Mu bisa bicara?

Dengan pikiran seperti ini, Lusi Shen juga hanya bisa ikut merasa murung.

Jelas-jelas Amanda Mu adalah ratu yang sah, tapi saat ini ia malah harus melihat seorang wanita asing yang menyempil di samping Ricky Mo dengan mata kepalanya sendiri.

Kalau bukan karena kekacauan yang disebabkan keluarga Mo, Amanda Mu juga tidak mungkin sampai menyalahkan diri sendiri.

James Gu yang berada di depan Lusi Shen, langsung bertingkah seolah-olah ia adalah seekor anjing yang mengibaskan ekornya untuk menyenangkan hati majikannya.

Ia mengambil beberapa buah dan bertanya pada Lusi Shen: “Lusi, apa kamu mau makan buah ini?”

“Tidak. Suasana hatiku sekarang sedang buruk, jadi jangan mengajakku bicara. Melihat kalian para pria saja membuatku sebal.” Lusi Shen sengaja berujar dengan suara keras.

Lusi Shen juga pada dasarnya kesini untuk makan bersama para kru lainnya, tapi akhirnya malah melihat James Gu dan Ricky Mo beserta gerombolan mereka.

Setelah itu, ia pun menelepon James Gu.

Di hadapan Lusi Shen, James Gu benar-benar berharap ia bisa membuktikan dirinya yang tidak bersalah dengan tulus dari lubuk hatinya sehingga ia menceritakan duduk perkaranya dari awal hingga akhir kepada wanita itu.

James Gu pun tanpa ragu memberitahu Lusi Shen bahwa Stevi Mo yang merupakan kakak perempuan Ricky Mo mengenalkan seorang wanita pada pria itu dan semua orang hadir untuk berbincang.

Begitu Lusi Shen mendengar bahwa Stevi Mo adalah orang yang mengenalkan wanita lain pada Ricky Mo, ia pun juga bergegas hadir. Ia yang benar-benar tidak menyangka kondisinya benar-benar akan menjadi seperti ini akhirnya langsung menelepon Amanda Mu.

Kata-katanya sama sekali tidak menggelitik perhatian Ricky Mo.

Tapi saat Amanda Mu berbicara, Ricky Mo meliriknya.

Amanda Mu pun bangkit berdiri: “Aku pergi ke toilet dulu.”

Selesai berujar, ia pun langsung melangkah pergi.

Baru saja langkah kaki Amanda Mu meninggalkan ruangan, Stevi Mo pun ikut bangkit berdiri dan berjalan keluar.

Ricky Mo membuang puntung rokok yang ia genggam, lalu berujar dengan tak acuh: “Kamu ingin pergi dan membangun hubungan erat dengan mantan adik ipar perempuanmu?”

Begitu Stevi Mo mendengarnya, raut wajahnya menjadi tidak enak dilihat.

“Ricky, perhatikan kata-katamu.” Maggie Su adalah teman baiknya. Ia mengenalkannya dengan Ricky Mo karena ia benar-benar berharap dapat menjodohkan mereka.

Begitu mendengarnya, Ricky Mo menyunggingkan bibirnya dan bertanya pada Maggie Su yang ada di sampingnya: “Itu adalah mantan istriku. Bukankah ia cantik?”

Sepanjang malam, Ricky Mo tidak memasang ekspresi apapun. Tapi kali ini, ia akhirnya tersenyum. Maggie Su yang melihatnya pun menjadi termangu dan untuk sejenak tidak merespon apa yang Ricky Mo ucapkan: “Ah?”

Ricky Mo menaikkan alisnya dengan mencemooh dan tidak mengucapkan apapun lagi.

Tanpa menunggu Maggie Su membuka mulutnya, raut wajah Stevi Mo menggelap dan ia berujar: “Ricky, kamu jangan bicara sembarangan.”

“Aku tidak bicara sembarangan. Aku merasa mantan istriku benar-benar cantik.”

Ricky Mo menyandarkan tubuhnya di sofa lalu menolehkan kepalanya ke arah James Gu: “Apa kamu merasa Amanda cantik?”

James Gu menelan ludah. Apakah sebaiknya ia bilang cantik? Atau lebih baik ia bilang tidak cantik?

Melihat ucapan Ricky Mo yang semakin lama semakin keterlaluan, Stevi Mo pun menggeram ringan: “Cukup!”

Maggie Su dengan cepat menarik lengan Stevi Mo: “Stevi, kamu tidak perlu marah. Tidak apa.”

Mendengar itu, Stevi Mo pun mendengus dan akhirnya duduk kembali.

Ricky Mo bangkit berdiri dan menepuk-nepuk debu yang sama sekali tidak menempel pada tubuhnya. Terlebih pada lengan yang tersentuh oleh Maggie Su, ia menepuk-nepuknya lagi beberapa kali.

Melihat tindakan Ricky Mo, Maggie Su tidak bisa mengontrol raut wajahnya. Ekspresinya terlihat kaku.

Ricky Mo tidak menatap Maggie Su dan berujar dengan tidak peduli: “Karena hari sudah larut malam dan aku masih harus bekerja besok, aku pulang dulu.”

Suara Stevi Mo pun terdengar: “Hari sudah malam begini, tidak aman kalau wanita seperti Maggie pulang seorang diri. Kamu antarkan ia pulang.”

“Doni, antarkan Nona Maggie pulang.” Usai berujar begitu, Ricky Mo langsung melangkah keluar tanpa mempedulikan orang lain.

Stevi Mo tidak dapat menahan diri lagi dan dengan suara lantang meneriakkan nama adiknya: “RICKY MO!”

Ricky Mo berpura-pura tidak mendengar seruan Stevi Mo dan melenggang pergi.

“Benar-benar keterlaluan!” Napas Stevi Mo menjadi berat, dadanya naik-turun dengan cepat, menandakan suasana hatinya yang saat ini tidak terlihat tenang sedikitpun.

Sebaliknya, raut wajah Maggie Su yang duduk di sampingnya justru terlihat sangat tenang.

Maggie Su menyodorkan segelas air pada Stevi Mo, raut wajahnya menunjukkan tekadnya untuk menang: “Kamu dan adik laki-lakimu sama, sangat berkarakter. Hanya saja temperamennya sedikit lebih buruk darimu. Aku sangat suka, benar-benar menantang.”

Begitu mendengar ucapan Maggie Su, raut wajah Stevi Mo pun menjadi sedikit membaik: “Memang temperamen Ricky seperti itu, kamu hanya perlu menjalin kedekatan dengannya perlahan-lahan.”

Begitu mendengarnya, Maggie Su menganggukkan kepalanya sambil tersenyum: “Baiklah.”

Lusi Shen yang berada di samping dan mendengarkan pembicaraan kedua wanita itu pun tidak dapat menahan diri untuk memutar bola matanya.

Lusi Shen sedikit mendongakkan dagunya dan berkata lambat-lambat: “Walaupun begitu tetap harus ada kesempatan bagi mereka untuk menjadi saling dekat, kan? Aku lihat Tuan Ricky sepertinya tidak memiliki ketertarikan sedikitpun pada Nona Maggie.”

Maggie Su menolehkan kepalanya dan melirik Lusi Shen, namun tidak mengucapkan sepatah katapun.

Stevi Mo dengan suara rendah membisikkan sesuatu pada Maggie Su. Sepertinya, ia sedang memberitahukan identitas Lusi Shen.

Begitu Maggie Su mendengarnya, ia hanya menatap ke arah Lusi Shen sambil tersenyum. Tatapan dan raut wajahnya terlihat sedang merendahkan Lusi Shen.

Lusi Shen membuka mulutnya hendak melabrak kedua wanita itu, tapi James Gu bangkit berdiri dan menatap Stevi Mo dengan tenang: “Nona Mo, nanti saat kamu pulang maaf merepotkanmu untuk membayar tagihannya. Walaupun aku dan Ricky saling mengenal dengan baik, tapi bahkan walaupun kita saudara kandung alangkah lebih baik untuk membayar tagihannya dengan pembagian yang jelas.”

Stevi Mo terlahir sebagai orang berada dan kemanapun ia pergi, ia selalu disanjung. Ia tidak menyangka James Gu akan membuatnya malu seperti ini. Raut wajahnya pun kembali berubah dan pada akhirnya ia hanya bisa menggertakkan giginya sambil berujar: “Aku tahu.”

James Gu mengangguk-angguk dengan puas, lalu menarik Lusi Shen melenggang keluar.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu