Spoiled Wife, Bad President - Bab 213 Melahirkan Anak Kita

Amanda Mu masih ingat dia pernah membeli pil KB cadangan.

Dia mengganti pakaiannya dan berjongkok di depan laci, begitu dia menemukan obatnya, dia mendengar di belakangnya ada suara pintu di buka.

Amanda Mu menoleh, dia masih memegang botol obat di tangannya, dan ia melihat Ricky Mo membuka pintu lalu berjalan masuk.

Dia langsung merespons dengan cepat dan diam-diam menyembunyikan botol obat di belakangnya: "Kamu di rumah?"

Dia pikir Ricky Mo sudah keluar, tetapi tidak di sangka dia masih di rumah.

"Apa yang kamu cari?" Ricky Mo berjalan ke arahnya dengan santai.

Amanda Mu menyembunyikan botol obat di belakangnya dengan erat, dan berdiri perlahan: "Tenggorokanku sedikit tidak nyaman, aku ingin mencari obat untuk diminum."

Tatapan mata Ricky Mo terlihat mengerti, nada bicaranya acuh tak acuh dan biasa: "Kotak obat tidak ada di sana."

Amanda Mu dibuat panik oleh tatapan matanya: "Oke."

Namun Ricky Mo langsung berjalan melewatinya dan berjalan ke sisi lain: "Aku akan mengambilkannya untukmu."

Meskipun Amanda Mu merasa sedikit terkejut, tetapi dia sudah merasa sedikit lega.

Pada saat ini, Ricky Mo yang sudah berjalan ke depan, tiba-tiba berbalik dan mengulurkan tangannya untuk mengambil botol obat yang disembunyikan di belakang Amanda Mu.

Kecepatan Ricky Mo terlalu cepat, dia tidak memberi Amanda Mu kesempatan untuk merespons, dan dia mengambil botol obat di tangannya.

"Kamu ..." Amanda Mu tampak cemas, ia membuka mulutnya, menatap wajah Ricky Mo yang semakin suram, dan bergumam tanpa sadar.

Ricky Mo meremas botol obat dan menatapnya dengan arogan: "Apa ini?"

Dia menatap lurus ke arah Amanda Mu dengan seksama, dia merasa dirinya seperti busur yang erat, dan bisa meledak kapan saja.

Amanda Mu menelan ludah, menoleh ke samping, dan berkata dengan suara kecil: "Pil KB."

"Sedikit lebih keras." Suara Ricky Mo sedikit serak.

Amanda Mu menoleh dan berteriak keras kepadanya: "Aku bilang pil KB, apakah kamu tidak bisa mendengarnya!"

Ricky Mo tidak bisa menahan tangan yang memegang botol obat itu dan meremasnya dengan erat, tulang-tulangnya menonjol, seolah-olah dia ingin meremas botol itu hingga hancur.

Amanda Mu mengulurkan tangan kearahnya: "Berikan kepadaku."

Ricky Mo menggigit bibirnya dengan erat dan membanting botol obat dari tangannya dengan kuat.

Karena emosinya berubah drastis, napasnya agak sedikit berat, suaranya suram: "Amanda Mu, apakah kamu benar-benar tidak ingin memiliki bayi denganku?"

"Tidak, aku hanya tidak ingin memilikinya sekarang." Amanda Mu menggigit bibirnya dan mundur setengah langkah.

"Tidak mencoba gaun pengantin, tidak menikah, tidak ingin memiliki anak, kemudian, tidak ingin bersamaku lagi, benar tidak?" Suara Ricky Mo dingin seperti dilapisi dengan es, dingin sampai menusuk tulang.

Amanda Mu membantahnya: "Tidak."

"Jika tidak mengapa kamu mau minum obat?" Ricky Mo menatapnya dengan wajah kesal, otot-otot biru di dahinya menonjol, seolah-olah dia sudah bersabar sampai batasnya.

"Bukan tidak ingin memiliki anak denganmu, aku pikir sekarang belum cocok."

"Tetapi cepat atau lambat pasti harus memilikinya. Apa perbedaannya antara memilikinya sekarang atau nanti?"

"Jika aku hamil sekarang, aku mungkin tidak dapat bekerja pada 1-2 tahun ke depan."

"Kamu baru berusia 22 tahun, setelah melahirkan baru lanjut bekerja bukankah itu sama saja."

"..." Amanda Mu menyadari jika terus seperti ini, dia mungkin tidak bisa menang dari Ricky Mo.

Amanda Mu mengulurkan tangannya, menjambak rambutnya sendiri, dan berkata dengan sedikit kesal: "Tidak bisakah kamu menghargai pemikiranku? Mengapa semuanya harus diputuskan olehmu? Aku juga memiliki pemikiranku sendiri, aku memiliki rencana hidupku sendiri, itu semua ... " Bisa didiskusikan.

Ricky Mo menyela perkataannya: "Rencana hidupmu tidak termasuk melahirkan anak kita."

"Aku tadi sudah mengatakannya kepadamu ..."

"Aku sudah mengerti." Ricky Mo tertawa sinis, berbalik dan pergi.

Namun sebelum dia keluar, dia tidak lupa untuk mengambil botol obat yang telah dia hancurkan ke lantai dan membawanya pergi.

Apakah dia takut dia akan minum pil KB?

Amanda Mu merasa itu lucu dan konyol.

Ricky Mo tadi jelas sudah marah besar dan hampir meledak, tetapi dia masih mengambil botol obatnya dan membawanya pergi.

...

Ricky Mo telah mengambil obatnya, jadi Amanda Mu terpaksa turun untuk makan, setelah selesai makan ia ingin pergi keluar untuk membeli obat.

Setelah sarapan, Amanda Mu berencana untuk pergi keluar.

Ketika dia berjalan sampai di depan pintu, dia dihentikan oleh pengawal: "Nyonya muda, kamu mau pergi ke mana?"

Amanda Mu tidak terlalu memikirkannya. Dia langsung berkata: "Aku ingin pergi membeli sesuatu, kalian tidak perlu mengikutiku, aku akan pergi sendiri."

Setelah dia selesai mengatakannya, pengawal yang menghentikannya masih tidak memberinya jalan.

Amanda Mu mengerutkan kening, wajahnya sedikit suram: "Apa maksudmu?"

Pengawal berkata dengan tanpa ekspresi: "Tuan muda berpesan, jika nyonya muda mau keluar harus menunggunya pulang dan pergi bersamanya."

"Itu pesan Ricky Mo?" Amanda Mu curiga bahwa dia salah mendengarnya.

Pengawal mengangguk dengan hormat: "Ya."

Ricky Mo ingin membatasi kebebasannya dan tidak membiarkannya pergi?

Amanda Mu menjilat bibirnya, mengeluarkan ponselnya dan menelpon Ricky Mo: "Ricky Mo kamu ini sudah gila? Apa maksudmu tidak mengizinkanku keluar?"

Dibandingkan dengan suara Amanda Mu yang dingin dan tajam, suara Ricky Mo tampak sangat tenang: "Jika kamu mau keluar, tunggu aku pulang dan aku akan menemanimu."

"Siapa yang mau kamu temani, aku bukan tidak bisa berjalan!"

"Patuh."

"Patuh kentutmu!" Beberapa waktu ini, hubungan mereka berdua tidak terlalu harmonis, wajah Ricky Mo selalu dingin sepanjang hari, dan suasana hati Amanda Mu juga tidak terlalu baik.

Ricky Mo sekarang membatasi kebebasan pribadinya, dia menganggapnya sebagai binatang peliharaan atau apa?

"Aku akan segera pulang." Nada bicara Ricky Mo terdengar sangat tenang, tidak terdengar tanda-tanda kemarahan sedikitpun.

Amanda Mu sangat kesal dan langsung menutup teleponnya.

Para pengawal tentu saja tahu bahwa Amanda Mu menelpon Ricky Mo, mereka tadi juga telah mendengar perkataan Amanda Mu, mereka semua menundukkan kepala tanpa mengatakan apa-apa dan berpura-pura tidak mendengarnya.

Hanya nyonya muda yang berani berbicara seperti itu dengan tuan muda.

Ricky Mo pulang dengan cepat.

Cuacanya sudah sangat dingin, Ricky Mo berjalan masuk dari luar dengan mengenakan pakaian formal, tubuhnya masih membawa udara dingin.

Ketika bibi Hu melihat Ricky Mo sudah pulang, dia bergegas menyambutnya: "Tuan muda."

Ricky Mo melambaikan tangannya, untuk memberi isyarat agar bibi Hu tidak perlu menyambutnya.

Bibi Hu juga tahu bahwa hubungan mereka berdua akhir-akhir ini tidak baik, sebelum dia pergi, dia sedikit khawatir dan terus menoleh untuk melihat mereka.

Setelah batang hidung bibi Hu menghilang, Ricky Mo duduk di samping Amanda Mu.

Dia mengulurkan tangan, memegang Amanda Mu dan berkata: "Kamu mau ke mana, aku akan menemanimu."

Amanda Mu menarik tangannya kembali dan bertanya dengan sinis: "Kapan kamu akan membiarkanku keluar?"

Ekspresi Ricky Mo tampak sedikit dingin, tetapi itu segera kembali menjadi tenang: "Kamu akhir-akhir ini lebih baik jangan keluar dulu."

"Apakah kamu takut aku akan pergi keluar untuk membeli pil KB?" Amanda Mu tidak bodoh. Ricky Mo mengambil pilnya tadi pagi, dan ketika dia turun dia dihentikan oleh pengawal.

Dia harus mengakui bahwa kadang-kadang Ricky Mo benar-benar terlalu kejam.

Mata Ricky Mo berkedip: "Karena kamu tahu akan itu, maka patuhlah sedikit."

"Bagaimana jika aku tidak patuh?" Amanda Mu sedikit menyipitkan matanya dan menatapnya, nada bicaranya seperti memprovokasinya.

"Kalau begitu aku terpaksa menggunakan caraku sendiri untuk membuatmu patuh." Ricky Mo berkata dengan santai, dan tidak ada yang aneh dalam nada bicaranya.

Tetapi begitu suara itu masuk ke telinga Amanda Mu, itu membuat kulit kepalanya mengencang.

Itu artinya Ricky Mo sudah memutuskan untuk membuatnya hamil!

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu