Spoiled Wife, Bad President - Bab 89 Bermarga Mu Juga

Amanda Mu menyetir sambil memperhatikan apakah mobil Kelvin mengikutinya dari belakang.

Saat hampir tiba ke tempat garasi mobil yang tidak terpakai, ada sebuah tikungan.

Setelah Amanda Mu berbelok, mobil Kelvin tidak terlihat lagi.

Amanda Mu menghentikan mobilnya di depan pintu garasi.

Tirai pintu garasi yang berkarat ditarik ke atas, keluarlah seorang laki-laki yang besar tinggi, dia memakai masker, memandang Amanda Mu dengan tatapan suram.

“Apa kamu Amanda Mu?”

“Benar.” Amanda Mu menganggukkan kepala.

“Uangnya sudah dibawa?”

Amanda Mu berkata dengan dingin: “Aku mau lihat mamaku dulu!”

Lelaki itu melihat sekeliling, memastikan Amanda Mu sendirian. Membalikkan tubuh lalu masuk ke dalam: “Kamu ikut denganku.”

Amanda Mu mengikutinya masuk ke dalam.

Garasi yang sudah lama tidak terpakai, kosong dan berantakan, lantainya penuh dengan debu yang tebal, tergeletak barang-barang yang sudah tidak terpakai.

Amanda Mu mengikutinya dari belakang, dari jauh terlihat Novia Xiao yang disandera duduk di atas kursi.

Rambut Novia Xiao yang biasanya tertata rapi sekarang berantakan, raut wajahnya pucat, terlihat sedikit tua.

Bagaimanapun cantik rupanya, tapi tetap saja dikalahkan oleh usia.

Novia Xiao melihat Amanda Mu, di dalam matanya terpancar kegembiraan, suaranya sedikit serak: “Amanda Mu, akhirnya kamu datang juga!”

“Kamu tidak apa-apa?” Amanda Mu maju beberapa langkah, tanpa ekspresi melihat dia.

Novia Xiao menggelengkan kepala sambil tersenyum: “Karena kamu sudah datang, aku tidak mungkin ada masalah. Cepat kamu berikan uangnya kepada mereka. Mereka hanya menginginkan uang!”

Saat ini, lelaki yang tadi membawa dia masuk, menjulurkan tangan untuk menghadangnya: “Sudah, mana uangnya?”

“Waktu yang kamu berikan terlalu singkat, aku belum mendapatkan uang tunai sebanyak itu.” Amanda Mu bicara dengan tenang: “Kamu juga tahu aku Nyonya Mo, tentu saja kamu juga tahu perusahaan Mo mempunyai kartu hitam yang hanya dimiliki beberapa orang, bisakah aku menggunakannya?”

Begitu lelaki ini mendengarnya, raut wajahnya berubah: “Kamu mempermainkan aku? Kamu anggap aku ini bodoh? Kalau aku mengambil kartu hitam ini, kamu bisa menyuruh orang untuk memblokir kartu ini, kemudian lapor polisi untuk menangkap kami!”

Raut wajah Amanda Mu berubah, dia memang berpikir seperti ini!

Tiba-tiba anak buahnya yang berada di belakang lelaki itu maju dan mengatakan sesuatu.

Lelaki yang memakai masker, menjulurkan tangan dan berkata: “Bisa saja aku melepaskan wanita tua ini, tapi kamu harus mengambil uangnya bersama aku.”

“Boleh.” Amanda Mu sedikitpun tidak melihat ke arah Novia Xiao, langsung menyetujuinya.

Setelah mereka melepaskan Novia Xiao, Novia Xiao melihat Amanda Mu, dia berkata dengan panik: “Amanda Mu kamu harus berhati-hati.”

Kemudian berlari dengan cepat.

Amanda Mu menggigit bibirnya, tidak berbicara apa-apa.

Amanda Mu mengeluarkan kartu hitam itu, memberikannya kepada laki-laki itu, lelaki itu mengulurkan tangan untuk mengambilnya.

Dia baru saja mengulurkan setengah tangannya, tiba-tiba mengangkat tangannya dan berbalik menuju ke belakang Amanda Mu, memukul lehernya dengan keras.

Amanda Mu belum sempat berkata apa-apa, pandangannya menjadi gelap, saat hampir pingsan, Amanda Mu kembali mengingat semua peristiwa yang terjadi hari ini.

Baru sadar ternyata banyak sekali keganjilan, tapi sudah terlambat.

……

Saat Amanda Mu tersadar, dia menemukan dirinya sudah berada di tempat lain, dan bukan lagi di garasi itu.

Ingatannya belum pulih benar, samar-samar terdengar suara orang yang berbicara.

“Yang menyewa kami juga bermarga Mu?”

“Keluarga wanita ini!”

“Dendam yang seperti apa ini…… kalau kita membuat wanita ini…… apakah keluarga Mo tidak mencari masalah dengan kita?”

“Kamu lupa masalah penyanderaan Nyonya Mo sepuluh tahu yang lalu…… pada akhirnya tidak bisa membuat orang tenang, orang kaya semacam ini, yang dinginkan harga diri.

Tiba-tiba Amanda Mu teringat, seluruh tubuhnya membeku, rasa dingin masuk ke seluruh tubuhnya.

Saat dia pergi ke rumah Mu, memecahkan mangkuk Sisca Mu, Sisca Mu tidak marah.

Sisca Mu melarang dia lapor polisi.

Saat itu Amanda Mu benar-benar terlalu cemas, karena menyangkut nyawa seseorang, meskipun di dalam hatinya sudah tidak mengharapkan Novia Xiao, tapi dia tidak bisa membiarkan Novia Xiao mati begitu saja.

Amanda Mu masih kurang berpengalaman, tidak bisa menandingi mereka berdua, Kelvin dan Sisca Mu.

“Kakak besar, dia sudah sadar!”

Orang yang berbicara itu melihat Amanda Mu sudah sadar.

Wajah Amanda Mu dingin membeku, ketenangannya tidak seperti orang yang disandera: “Aku sudah mendengar ucapan kalian tadi, orang yang menyewa kalian Kelvin dan Sisca Mu?”

Salah satu lelaki itu mendengus dengan tidak sabar: “Sudah hampir mati untuk apa bertanya seperti ini!”

“Sebelum mati aku harus mengetahuinya dahulu.” Amanda Mu berbicara sambil memperhatikan keadaan sekelilingnya.

Melihat dia berada di sebuah ruang tamu yang disewa, ada sofa dan ruang makan, dia disandera di atas kursi, diikat dengan kencang, tubuhnya terasa sakit.

“Untuk apa memberitahu kamu? Anggap saja mereka menyewa kami, kalau kamu mati jangan menyalahkan kami, hanya dapat menyalahkan nasib kamu yang tidak baik.” Lelaki itu melihat Amanda Mu cantik, dengan senang hati berbicara dengannya.

Amanda Mu merasa, nasibnya memang tidak baik.

Dia terlalu meremehkan strategi Sisca Mu.

Dalam peristiwa penyanderaan Novia Xiao ini, peranan apa yang dia mainkan?

Apakah dari awal dia sudah mengetahui rencana Sisca Mu, tapi dengan senang hati bekerjasama dengannya untuk menipu dia mendapatkan kartu hitamnya, dan tidak mempedulikan hidup matinya Amanda Mu.

Lelaki lain melangkah maju dan menatap Amanda Mu dengan waspada: “Jangan bicara omong kosong dengannya, makin cepat menyelesaikannya makin cepat meninggalkan Kota J! Siapa yang mulai terlebih dahulu!”

“Kakak besar kamu duluan!”

Amanda Mu menggerakkan tubuhnya, hatinya menciut, menggunakan instingnya, dia memberontak beberapa kali, tapi ikatannya terlalu kencang, sama sekali tidak bisa bergerak.

Saat di bar 456 dahulu, Sisca Mu ingin mencelakainya, karena keberuntungan nasibnya dia bisa lolos, kali ini, apakah dia benar-benar tidak bisa lolos?

Amanda Mu tidak rela!

Amanda Mu memaksa dirinya untuk tenang, mengangkat sedikit kepalanya, membuat dirinya terlihat lebih percaya diri: “Kalian benar-benar mengira keluarga Mo begitu mudah diusik? Apakah orang yang pernah ikut serta dalam penyanderaan Nyonya Mo dulu, masih hidup sampai sekarang? Meskipun keluarga Mo sangat menjaga harga diri, tapi apakah mereka bisa bersabar terhadap orang yang mencoba menginjak harga dirinya?”

Orang yang mereka sebut sebagai “Nyonya Mo” adalah ibu Ricky Mo.

Melihat perubahan sikap dari kedua lelaki itu, Amanda Mu melanjutkan bicara: “Meskipun Sisca Mu sudah memberikan kalian banyak uang, belum tentu kalian bisa hidup dan berfoya-foya, kalau kalian melepaskan aku sekarang, meninggalkan Kota J, keluarga Mo tidak akan mempersulit kalian."

“Hmm, wanita ini sedang menakuti kita!”

“Memang aku sudah tidak mau hidup terlalu lama, anggap saja keluarga Mo tidak mencari masalah dengan aku, polisi juga tidak akan melepaskanku, aku belum pernah tidur bersama wanita sesempurna ini, hari ini aku harus memperkosa kamu……”

Sambil berkata, lelaki ini menjulurkan tangan merobek baju Amanda Mu.

Dalam sekejap wajah Amanda Mu memucat.

Jangan takut, pasti masih ada cara lain!

Jaket Amanda Mu ada resleting, penyandera itu bisa membukanya dengan mudah, langsung menjulurkan tangan meraih dan masuk ke dalam baju sweaternya.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu