Spoiled Wife, Bad President - Bab 1306 Menoleransi Tanpa Batas

Lusi Shen baru saja masuk, sudah mendengar Desi Xing berkata, "Lusi, ponselmu daritadi terus berbunyi. Kamu lihat sendiri siapa yang telepon."

Semenjak Lusi Shen pergi dari pesta tahunan kemarin malam, dia pulang ke rumah malam itu juga.

Keluarga Shen selain mempunyai villa di kota, juga membeli tanah di tempat berjarak dua jam dengan naik taksi. Yang pentingnya adalah untuk memenuhi hobi Desi Xing menanam sayuran.

Hasan Shen memanjakannya, jadi membeli satu tanah di desa tidak jauh dari Kota J, membangun rumah di sana. Kalau mereka ada waktu luang akan tinggal ke sana beberapa waktu, dan menanam sedikit sayuran di sana.

Sebelumnya Lusi Shen pernah bilang, saat tahun baru, Desi Xing dan Hasan Shen akan melewati tahun baru di desa. Kebetulan bisa memanen sayuran juga. Tidak disangka satu malam sebelum berangkat, Lusi Shen pulang.

Lusi Shen tidur satu malam di rumah, keesokan paginya langsung ikut dengan orang tuanya ke desa.

Sedangkan kontrak itu, sudah dia buat sejak awal. Hanya saja dia yang menyuruh Metta Gu membantu mengirimkan kepada James Gu saja.

"Baik, aku tahu."

Lusi Shen menjawab Desi Xing, lalu berjalan untuk melihat ponsel sekilas.

Benar saja sesuai tebakannya, James Gu yang telepon.

Dia mengirimkan kontrak ke sana dan James Gu telepon ke sini, juga adalah hal yang wajar.

Setelah Lusi Shen berpikir, dia tetap memutuskan untuk tidak mengangkat telepon.

James Gu sekarang mungkin sudah sangat marah. Sifat pria itu memang seperti itu. Kelihatannya adalah Direktur Gu yang bisa menyelesaikan semua masalah, tapi sebenarnya saat marah suka bersikap seenaknya, berbuat sesuai keinginannya.

Meskipun sekarang dia telepon balik, James Gu juga tidak akan bicara dengan tenang dan logis. Jadi lebih baik tidak usah telepon. Setelah James Gu lebih tenang, baru telepon balik saja.

Apalagi, besok sudah akhir tahun. James Gu sangat sibuk.

Dalam tahun ini mungkin tidak dapat diselesaikan, hanya bisa menunggu tahun depan saja.

"Siapa yang telepon?" Desi Xing melihat Lusi Shen tidak menjawab, penasaran dan berjalan menghampirinya.

"Tidak penting. Hanya teman kerja saja. Telepon ke aku tidak dijawab, seharusnya akan telepon asistenku ..."

Setelah Lusi Shen selesai berkata, dia mengalihkan topik pembicaraan, "Ibu, sayuran yang ibu tanam di kebun sangat bagus. Siang ini aku akan panen."

"Kamu masih bilang seperti ini. Pekerjaanmu terlalu sibuk. Apa kamu masih ingat kapan terakhir kali kamu datang?" Desi Xing bertanya dengan sedikit tidak berdaya pada Lusi Shen.

"Waktu itu ..." Lusi Shen berpikir sebentar, waktu itu sepertinya saat membeli tanah.

Dia memang terlalu sibuk.

Berpikir seperti ini benar-benar merasa sedikit malu.

"Sudahlah, sini makan buah. Cik, cik ..."

Lusi Shen dan Desi Xing pergi ke restoran.

Kemarin tiba-tiba pulang, orang tuanya juga tidak banyak bertanya. Melainkan menyiapkan makanan baginya, menyiapkan air mandi baginya ....

Seperti tidak peduli kapanpun itu, tidak peduli berapa usianya, mereka akan menoleransinya tanpa batas.

Sedangkan waktu dia menemani orang tua terlalu sedikit beberapa tahun ini. Dia selalu sibuk dan sibuk.

"Ibu, kamu tidak bertanya kenapa aku tiba-tiba pulang?" Lusi Shen menengadahkan kepala dan bertanya pada Desi Xing.

"Bisa pulang adalah hal yang baik. Kenapa harus bertanya penyebabnya?" Desi Xing tersenyum sambil berkata, "Kamu tidak tahu seberapa aku dan ayahmu menginginkanmu untuk makan akhir tahun bersamamu dan bisa melewati perpindahan tahun baru bersama. Kamu ini benar-benar ya, kenapa beberapa tahun ini semakin hidup lama di luar, mengatakan perkataan omong kosong ..."

"Ibu, tidak kok ..."