Spoiled Wife, Bad President - Bab 245 Seolah-olah Sedang Menyampaikan Pesan Terakhir

Ketika Ricky Mo kembali ke kamar, Amanda Mu belum bangun.

Dia tadi pergi merokok, dan bau rokok masih tersisa di jarinya.

Dia meletakkan mantelnya di samping tempat tidur, ia melirik Amanda Mu, dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangannya.

Ketika dia keluar, dia melihat Amanda Mu memegang selimut dan bersandar di kepala tempat tidur, ekspresi wajahnya imut, sangat jelas bahwa dia baru saja bangun dan masih belum begitu sadar.

"Sudah bangun."

Ricky Mo berjalan ke sisi tempat tidur dan duduk.

Amanda Mu mengerutkan kening: "Apakah kamu merokok?"

Ricky Mo tertegun sesaat, dia tidak menyangka hidung Amanda Mu begitu sensitif, tetapi dia tetap mengangguk dan mengakuinya: "Iya."

Lalu dia menambahkan kalimatnya: "Aku hanya merokok satu batang dan menghisapnya beberapa kali saja."

Hidung Amanda Mu lebih sensitif dari sebelum dia hamil.

"Aku dulunya pikir kamu tidak merokok." Amanda Mu hampir tidak pernah melihat Ricky Mo merokok, jadi dia pikir Ricky Mo tidak merokok.

Ricky Mo sedikit tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.

Dia memang jarang merokok, dia tidak kecanduan rokok.

Bagaimanapun, merokok tidak baik bagi tubuh, dia sangat mengasihi nyawanya.

Tetapi ada terlalu banyak hal terjadi akhir-akhir ini, dia kadang-kadang tidak bisa menahan diri ingin merokok, dan dia kebanyakan merokok ketika Amanda Mu sedang pergi.

Ricky Mo merenung sejenak, dan tiba-tiba berkata: "Kelak jika bertemu dengan Peter Si, menjauhlah darinya."

Meskipun ia juga mengatur banyak pengawal untuk mengikuti Amanda Mu saat ia pergi, tetapi beberapa hari ini di rumah lama, Amanda Mu tidak bisa menghindar untuk bertemu dengan Peter Si.

Amanda Mu melirik mantel Ricky Mo di sisi tempat tidur dengan sudut matanya, seingatnya sebelumnya ketika dia tidur, mantel Ricky Mo diletakkan di sofa.

Tampaknya setelah dia tertidur, Ricky Mo keluar.

Amanda Mu bertanya dengan menebaknya: "Apakah kamu bertemu dengannya lagi? Apa yang kalian bicarakan?"

"Tidak membicarakan apa-apa." Ekspresi wajah Ricky Mo sedikit dingin: "Apa lagi yang bisa aku katakan padanya sekarang."

Amanda Mu memegang tangan Ricky Mo dengan maksud menghiburnya, dia tidak mengatakan apa-apa lagi.

...

Tidak ada yang bisa dilakukan di rumah lama. Selain makan, Amanda Mu pada dasarnya tinggal di kamar.

Tetapi, setelah makan malam di malam hari, kakek Mo menyuruhnya pergi ke kamarnya untuk menemaninya menonton TV sebentar.

Amanda Mu pikir kakek Mo ingin mengatakan sesuatu, ternyata dia memang benar-benar hanya menyuruhnya untuk menemaninya menonton TV saja.

Acara yang suka di tonton orang tua hanya komedi atau sejenisnnya. Amanda Mu merasa sedikit bosan, tetapi kakek Mo menonton dengan sangat bersemangat, jadi dia hanya bisa menemaninya.

Untungnya, kakek Mo masih memikirkan tubuh Amanda Mu, setelah ia menemaninya selama 1 jam, dia mendesaknya untuk kembali ke kamar beristirahat.

Kakek Mo menyipitkan matanya dan menatap Amanda Mu selama beberapa detik: "Kamu kembalilah ke kamar dan beristirahatlah, panggil Ricky ke sini, aku punya sesuatu untuk dikatakan kepadanya."

Sebelumnya, kakek Mo meminta Amanda Mu untuk menemaninya menonton TV, Ricky Mo tentu saja ingin mengikutinya, tetapi Amanda Mu tidak membiarkannya mengikutinya.

Kakek Mo adalah orang yang sangat berprinsip, Ricky Mo terlihat terlalu mempedulikannya itu malah tidak baik.

"Iya." Amanda Mu berdiri dan berjalan keluar.

"Amanda."

Ketika dia berjalan sampai ke pintu, dia mendengar kakek Mo memanggilnya dari belakang.

Amanda Mu menoleh: "Ada apa, kakek."

Kakek Mo tampan dan hebat ketika dia masih muda, tetapi karena pernikahan keluarga, dia menikah dini.

Dengar-dengar nenek Ricky Mo dua tahun lebih tua daripada kakek Mo, dan hubungan mereka cukup harmonis setelah menikah, tetapi dia bukan pria yang memiliki seorang istri.

Dia memiliki seorang istri sah di rumah, dan memiliki banyak kekasih di luar, selain itu dia juga memiliki beberapa anak yang tidak sah.

Namun, sebagian besar dari mereka tidak bisa menjadi orang, dan tidak ada dari mereka yang disukainya lalu dijemput pulang ke rumah keluarga Mo.

Hal-hal ini, Amanda Mu mendengarnya dari Lusi Shen.

Kakek Mo adalah orang besar, bahkan jika dia memiliki begitu banyak wanita dan anak di luar, tetapi mereka tidak pernah datang ke keluarga Mo untuk mencari masalah, dan itu telah memberikan istrinya martabat yang cukup.

Karena dia menikah dini, meskipun cucu terbesarnya, Peter Si sudah berusia 28 tahun, namun tahun ini dia baru berusia 70-an tahun.

Pada usia ini, lansia biasanya yang sudah pensiun dan beristirahat di rumah, jika tidak ada penyakit, mereka masih terlihat sangat sehat.

Keluarga Mo adalah sebuah keluarga yang sangat baik, yang dikonsumsi oleh kakek Mo semuanya adalah yang terbaik, dia juga memiliki ahli gizi khusus.

Hanya saja, pada saat ini, melihat kakek Mo yang duduk di sofa sendirian, ia terlihat tampak sangat kasihan, wibawa di tubuhnya sudah memudar sedikit, dan itu membuatnya tampak lelah dan tua, itu membuat orang merasa kasihan kepadanya.

Pada saat ini, Amanda Mu jelas merasa bahwa kakek Mo melewati hari-harinya dengan tidak bahagia.

"Masalah sebelumnya itu kesalahan kakek, kelak aku tidak akan ikut campur dalam masalahmu dan Ricky, kalian berdua harus rukun."

Nada bicara kakek Mo sedikit serak dan rendah, itu memberi orang perasaan ia sedang memberikan pesan terkahir.

Ekspresi wajah Amanda Mu sedikit berubah, suaranya naik lebih tinggi: "Kakek!"

Dia tahu bahwa kakek Mo sedang membicarakan hal sebelumnya tentang ia mengirim Emelyn Qin, Amanda Mu memang sedikit marah padanya, karena masalah ini dia merasa tidak senang, tetapi dia tidak terlalu mempedulikannya.

Karena Ricky Mo sangat mencintainya.

Selama di hati Ricky Mo ada dia, apa yang dipikirkan dan dilakukan orang lain, baginya itu tidak penting.

Namun, nada suara kakek Mo pada saat ini membuatnya sangat gelisah.

"Sudahlah, pergi sana, sekarang sudah hampir jam 10, suruh Ricky untuk datang cepat sedikit, nanti aku sudah mau tidur." Kakek Mo melambaikan tangannya, dan terlihat seperti kesal mendengarnya banyak berbicara.

Amanda Mu menatapnya dengan gelisah, membuka pintu dan bergegas kembali ke kamar.

Ricky Mo mengenakan piyama dan bersandar di sisi tempat tidur dengan memegang ponsel dan bermain game. Wajahnya masih tanpa ekspresi, sepertinya game itu tidak menyenangkan.

Ia yang terus menerus melihat ke pintu menunjukkan bahwa ia tidak berniat bermain game saat ini.

Begitu Amanda Mu mendorong pintu dan masuk, dia melemparkan ponselnya ke samping, bangkit dan berjalan menuju Amanda Mu.

"Kakek tidak mempersulitmu bukan?" Ricky Mo menatapnya sambil melihatnya dari atas ke bawah.

Ia ingin mengkonfirmasi bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi kepadanya, kemudian ia menarik kembali tatapan matanya.

Amanda Mu menggelengkan kepalanya dan menyampaikan perkataan kakek Mo kepada Ricky Mo: "Kakek menyuruhmu pergi ke sana, beliau bilang ada sesuatu yang ingin ia katakan kepadamu, beliau menyuruhmu pergi cepat sedikit, nanti beliau sudah mau tidur."

Ketika Ricky Mo mendengar perkataannya, dia berpikir sejenak kemudian bertanya: "Apa lagi? Apa yang dia katakan kepadamu?"

"Tidak mengatakan apa-apa, aku hanya menemaninya menonton TV." Amanda Mu mengerutkan kening: "Tetapi aku merasa kakek agak sedikit aneh, nada bicaranya agak aneh ..."

Dia benar-benar merasa bahwa kakek Mo seolah-olah sedang menyampaikan pesan terakhrinya, tetapi dia tidak enak mengatakannya kepada Ricky Mo.

Bagaimanapun, kakek Mo adalah kerabat Ricky Mo.

Amanda Mu menghela napas: "Kamu akan tahu setelah kamu ke sana."

Dia saja bisa mendengar nada bicara kakek Mo aneh, Ricky Mo yang begitu pintar, dia pasti bisa mendengarnya, mungkin dia bisa menyadari sesuatu.

Ricky Mo melihat Amanda Mu yang mengerutkan kening dan mendesah, ekspresi wajahnya menjadi serius.

"Aku pergi ke sana dulu, kamu tidur duluan saja." Dia berpesan kepada Amanda Mu, dan kemudian pergi.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu