Spoiled Wife, Bad President - Bab 334 Masih Ada Satu Tempat

Yang Amanda Mu bisa pikirkan, bagaimana mungkin dia tidak bisa?

Sebisa mungkin dia membuat rencana terburuk, tapi saat dia sedikit demi sedikit membuka halangan yang ada di luar, saat itulah kecurigaan dan kebenaran yang berkaitan dengan rahasia itu muncul, dia masih merasa sulit dipercaya.

Apalagi mereka adalah keluarga.

Gracia Mo selalu bersikap baik padanya, Peter Si adalah kakak terbaiknya, Herman Mo adalah ayah yang dalam ingatan masa kecilnya pernah memberinya kebahagiaan.

Dia dingin tapi tidak berdarah dingin, saat semua hal mengarah pada kemungkinan kebenaran, dia ada sedikit keraguan.

Dia tidak langsung membuktikan, melainkan sedang menunggu, mungkin ada kemungkinan yang lain.

Tapi, bahkan Amanda Mu bisa terpikir sampai sedalam itu, masalah ini masih bisa ada kemungkinan apa lagi?

Beberapa tahun ini, sudah cukup banyak orang yang terlibat di dalamnya.

Masalah ini harus diselesaikan.

……

Doni melihat setelah Ricky Mo keluar, sampai sekarang masih belum kembali.

Dia mencoba menelepon Ricky Mo, tapi Ricky Mo tidak mengangkat teleponnya.

Dia tahu kalau menyangkut urusan dengan Amanda Mu, Ricky Mo tidak bisa berpikir logis, pagi tadi masih merokok begitu banyak, pasti mereka bertengkar dengan sangat hebat.

Makin dipikir makin khawatir, akhirnya dia menelepon Amanda Mu.

Saat Amanda Mu melihat di layar ponsel tertera nama Doni, dia sedikit terkejut: "Doni? Ada apa?"

"Nyonya, apakah Tuan muda mencari kamu?"

Doni terbiasa memanggil Amanda Mu dengan sebutan "Nyonya", Amanda Mu sudah memberitahu dia beberapa kali, dia masih memanggil dengan sebutan itu, Amanda Mu hanya bisa mengikuti kemauan dia saja.

"Bukankah dia seharusnya ke kantor, untuk apa mencari aku." Amanda Mu sedang berada di depan laptop memeriksa data, mendengar dia berkata seperti ini, alisnya mengerut: "Dia tidak di kantor?"

Doni mendengar dia berkata seperti ini, menjadi lebih khawatir.

"Eee……" Doni ingin bertanya apakah mereka bertengkar, tapi sedikit merasa tidak enak untuk menanyakan.

"Kalau ada yang ingin dikatakan, katakan saja." Amanda Mu mendorong laptop yang ada di depannya, fokus berbicara dengan Doni di telepon.

Doni menggertakkan gigi, bertanya: "Kamu…… Apakah bertengkar dengan Tuan muda?"

Menjadi asisten pribadi seperti dia ini, yang dia takutkan juga tidak banyak.

Selain memperhatikan kemana Ricky Mo pergi, jadwal harian, kehidupan, masih harus memperhatikan hubungannya dengan orang lain……

Amanda Mu langsung membantah: "Siapa yang berani bertengkar dengannya! Kami tidak bertengkar."

Mana mungkin dia berani bertengkar dengan Ricky Mo, seringnya saat dia membuat Ricky Mo marah, Ricky Mo hanya memberi tatapan mata saja sudah bisa membuat dia takut.

Masih bertengkar? Tidak mungkin.

"Tidak bertengkar?" Kali ini giliran Doni yang terkejut: "Pagi tadi, Tuan muda menghabiskan satu kotak rokok di ruangannya."

Ternyata Ricky Mo merokok sebanyak itu, sama sekali bukan karena bertengkar dengan Amanda Mu.

Mendengar dia berbicara seperti ini, Amanda Mu seketika tidak bisa duduk lagi, berjalan sampai pintu berganti sepatu, langsung berjalan keluar.

Nada suara Doni serius: "Aku juga tidak tahu, pagi tadi Tuan muda keluar, sekarang masih belum kembali."

Ricky Mo seorang yang sangat disiplin, melakukan sesuatu harus fokus, dulu juga belum pernah bekerja sampai separuh lalu tiba-tiba pergi.

Tentu saja, kalau di tengah-tengah pekerjaan keluar karena Amanda Mu, ini tidak dihitung.

"Aku tahu, aku keluar mencari."

Amanda Mu menerima telepon, lalu turun ke lantai bawah menyetir mobil keluar.

Pasti terjadi sesuatu terhadap Ricky Mo, sampai membuat dia menghabiskan satu kotak rokok.

Pagi tadi saat keluar rumah masih baik-baik saja, kenapa setelah pergi ke kantor jadi seperti ini?

Amanda Mu menyetir sambil menelepon Ricky Mo.

Ricky Mo tidak mengangkat telepon, tapi membalas dengan memberinya pesan, hanya dua kata: "Ada apa?"

Amanda Mu bertanya dia dimana, dia tidak berbicara lagi.

Amanda Mu pergi ke apartemen Ricky Mo terlebih dahulu, kemudian pergi ke Jade Imperial……

Dia mencari ke semua tempat yang bisa dia cari, terakhir menelepon James Gu.

"Amanda Mu, ada apa?" James Gu akhirnya juga tahu yang berciuman di mobil dengan Amanda Mu adalah Ricky Mo, kesalahpahamannya terhadap Amanda Mu, hatinya masih tidak enak, jadi saat menerima telepon Amanda Mu, nada suaranya sangat bersahabat.

Amanda Mu langsung bertanya: "Apa kamu melihat Ricky Mo?"

Meskipun Ricky Mo membalas pesannya, lebih baik dibandingkan malam yang lalu tidak menerima telepon, tapi Amanda Mu masih tidak tenang.

Dari yang diceritakan Doni, terlihat jelas, suasana hati Ricky Mo tidak baik.

"Tidak ada! Sekarang mau bertemu dengan Tuan besar Mo, sama seperti rakyat jelata yang ingin bertemu Raja, kalau bukan dia sendiri yang mencari aku, mana mungkin aku bisa bertemu dengannya!"

Teringat hal ini, James Gu jadi emosi.

Amanda Mu menghela nafas: "Aku mengerti."

Melihat Amanda Mu menutup telepon, James Gu segera bertanya: "Ada apa ini? Apa yang terjadi padanya?"

"Tidak tahu, hanya tidak tahu dimana dia berada, tempat yang seharusnya dicari sudah dicari, masih tidak menemukan dia." Nada suara Amanda Mu sedikit tidak bersemangat.

Dia mengira dirinya memahami Ricky Mo, tapi pada saat seperti ini baru menyadari, dia sebenarnya tidak begitu memahami Ricky Mo.

"Ehm……" James Gu berpikir sejenak, berkata: "Masih ada satu tempat, kamu pasti belum mencari kesana!"

Amanda Mu segera bertanya: "Dimana?"

James Gu: "Makam!"

……

Setelah Amanda Mu bertemu dengan James Gu di depan pintu Shengding Media, mereka bersama pergi ke makam ibu Ricky Mo.

Ricky Mo belum pernah membawa dia kesana.

Saat di perjalanan Amanda Mu melihat toko bunga, dia membeli satu karangan bunga.

James Gu duduk di kursi samping pengemudi, melihat dia membeli bunga, berkata: "Ada hati."

Mereka berdua bersama pergi ke makam, James Gu tidak menyetir.

Amanda Mu menunjukkan senyum yang sangat datar.

Saat mereka berdua tiba di makam, langit tiba-tiba turun hujan.

Untung saja di mobil Amanda Mu ada payung.

James Gu mau membawa dia naik, mereka berdua dengan membawa satu payung naik ke atas.

Saat ini, di makam sangat tenang, sepanjang jalan tidak bertemu orang yang pergi melayat.

Makam dibangun diatas sebuah gunung, setelah Amanda Mu naik ke atas, dari kejauhan melhat sebuah bayangan tinggi tegap.

"Ricky Mo!" Amanda Mu berkata, lalu berlari mendekat.

James Gu membawa payung berlari di belakangnya: "Sedang hujan, kenapa kamu lari! Sudah ada di depan mata, berjalan saja bisa!"

Amanda Mu sama sekali tidak mendengar dia, akhirnya dia hanya bisa membawa payung mengikuti Amanda Mu berlari.

Akhirnya, dia menyadari dirinya tidak bisa mengikuti Amanda Mu……

"Ricky Mo!" Amanda Mu membawa bunga berlari menghampiri.

Hujan turun dengan sangat deras, sekujur tubuh Ricky Mo sudah basah terkena guyuran air hujan, rambut hitamnya juga basah, air hujan terus turun ke atas kepalanya, kelihatannya sedikit menyedihkan.

Amanda Mu juga tidak berbuat apa-apa.

Melihat Ricky Mo berdiam diri disini, Amanda Mu juga tidak terburu berkata apa-apa, dia membalikkan kepala melihat ke arah makam.

Hujan sangat deras, matanya sedikit tidak bisa terbuka.

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu