Spoiled Wife, Bad President - Bab 972 Seperti Dewa

Charles Mo sepertinya tidak mengerti arti kata-kata Amanda Mu. Dia tersenyum dan berkata, "Kalau begitu aku akan naik dulu."

Setelah selesai berbicara, dia menoleh dan tersenyum dan menyentuh kepala Joanna Mo: "Temani Ibu di sini, paman akan segera turun."

Charles Mo mengangkat tas gunung setinggi setengahnya dengan satu tangan. Melangkah ke arah puncak tangga.

Saat naik tangga, ia bisa mengambil dua atau tiga langkah dalam satu langkah.

Joanna Mo memperhatikan Charles Mo naik ke atas, pindah ke Amanda Mu, berbisik kepada Amanda Mu, "Ibu, paman sangat lucu."

Amanda Mu tersenyum: "Ya, paman adalah orang yang suka tertawa."

Dikatakan bahwa orang yang suka tertawa bukanlah nasib buruk.

Tapi keberuntungan Charles Mo tidak begitu baik.

Lahir di keluarga yang begitu rumit.

Untungnya, ia adalah anak yang baik hati, jika tidak, ia kemungkinan besar akan mengikuti jalan yang telah ditempuh Peter Si.

Amanda Mu menghela nafas, menoleh dan berkata kepada Joanna Mo dengan sangat serius: "Joanna, meskipun paman tidak sering di rumah, dia juga keluargamu, sama seperti Ayah dan Ibu."

Amanda Mu memberi tahu Joanna Mo sebelumnya tentang keluarga.

Anggota keluarga adalah orang yang sangat dekat.

Makan bersama dan tinggal di rumah.

Joanna Mo mengangguk: "Aku tahu."

...

Charles Mo naik ke atas, hanya untuk mengingat bahwa dia belum menunggu para pelayan datang bersamanya, dia tidak tahu kamar mana itu.

Ricky Mo tidak terlalu mengenal rumah ini, dia tidak tinggal selama dua hari sejak dia kembali terakhir kali, jadi dia tidak tahu di mana kamar yang dia inginkan.

Charles Mo memiringkan kepalanya untuk melihat ke depan, mengangkat kakinya dan berjalan maju perlahan.

Setengah jalan, bertemu Ricky Mo keluar dari ruangan.

Ricky Mo telah mengganti pakaiannya.

Pakaian hitam dan celana panjang hitam dengan rapi.

Seluruh orang tampak dingin.

Charles Mo melihat langsung dan memanggilnya, "Kakak sepupu."

Ricky Mo berkata tanpa tergesa-gesa, "Kamarmu ada di lantai tiga."

"Lantai tiga? Mengapa aku tinggal di lantai tiga? Terakhir kali aku kembali, lantai itu sepertinya di lantai dua?" Charles Mo memikirkannya lagi, memastikan dia berada di lantai dua terakhir kali.

Ricky Mo hanya samar-samar mengucapkan dua kata: "Menghalang."

Tentu saja Charles Mo tahu apa maksudnya, katanya Charles Mo tinggal di lantai dua dan menghalang.

"Ada begitu banyak rumah di lantai dua, apa yang bisa aku halangi kepadamu..." Charles Mo merasa bahwa sepupu Kakaknya benar-benar semakin brutal.

Ricky Mo tidak berbicara, tetapi menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi.

Charles Mo melambaikan tangannya: "Oke, aku akan pergi ke lantai tiga."

Dia mengambil kopernya dan berbalik untuk pergi ke lantai tiga.

Baru saja berbalik, suara Ricky Mo berdering lagi: "Tunggu."

“Apa lagi?” Charles Mo melihat ke belakang dengan marah.

"Aku akan membawamu," Ricky Mo selesai berbicara, dan berjalan di depan Charles Mo.

Charles Mo tertegun sejenak.

Bukannya sudah di bilang akan mengantarnya?

Meskipun mengantar dia, tentu saja harus dia yang berjalan didepan, kan?

Charles Mo menatap Ricky Mo, yang telah pergi, dan mengikutinya dengan patuh.

Bahkan setelah bertahun-tahun, bagi Charles Mo, Ricky Mo masih orang yang paling kuat di hatinya.

Seperti dewa, pada ketinggian yang tak pernah bisa dia raih.

Charles Mo mengikuti.

Keduanya naik ke lantai tiga tanpa suara.

Di lantai tiga, Ricky Mo menoleh untuk bertanya kepada Charles Mo, "Di mana kamu ingin tinggal?"

"Tinggal..." Charles Mo berpikir sejenak: "Terserah."

Lupakan saja, dia akan tinggal sesuai perintah Ricky Mo.

Ricky Mo meliriknya dan membawanya langsung ke pintu sebuah ruangan: "Jika kamu kehilangan sesuatu, langsung pergi ke pelayan. Amanda Mu tidak dalam kesehatan yang baik. Jangan ganggu dia."