Spoiled Wife, Bad President - Bab 1330 Kepala Botak

Lusi Shen tiba-tiba teringat perkataan James Gu sebelumnya, tentang putus dengan Michelle Xiao.

Adegan James Gu dan Michelle Xiao masuk ke dalam mobil barusan. Keduanya memiliki sikap yang dekat, dan mereka sepertinya tidak sedang mendiskusikan perpisahan.

Namun, apakah mereka putus ada hubungannya dengan dia.

...

Ketika Lusi Shen kembali ke rumah Metta Gu, saat itu hampir pukul tiga pagi.

Metta Gu belum tidur. Mendengar gerakan di dekat pintu, dia berlari mendekat dan berkata dengan tatapan prihatin: "Kak Lusi, kenapa kamu baru pulanh? Apakah kamu pergi makan malam dengan kru pertunjukan?"

Setelah Metta Gu selesai berbicara, dia mengendus Lusi Shen.

“Apa yang kamu lakukan?” Lusi Shen mengulurkan tangan dan meletakkan tangannya di dahi Metta Gu, mendorongnya menjauh.

“Aku mau mencium apakah ada bau alkohol di tubuhmu.” Jika kamu pergi ke pesta makan malam, pasti akan ada bau alkohol, tapi Lusi Shen tidak tercium seperti alkohol di tubuhnya.

“Aku sedikit lelah, jadi aku pergi ke tepi sungai untuk berjalan sebentar.” Lusi Shen mengganti sepatunya dan pergi ke lemari es untuk mengambil air.

Metta Gu masih berada di belakangnya, seperti seorang ibu yang sudah tua, dan berkata dengan getir: "Jika kamu mau pergi sebentar untuk bersantai atau sesuatu, kamu harus meneleponku dan memberitahuku, aku menelepon kamu dua kali tapi tidak dijawab, membuatku khawatir, sampai aku bersiap keluar untuk mencarimu."

"Aku tahu, bagaimana bisa umur sekecil kamu seperti ibu tua..."

"Aku begitu karna mengkhawatirkanmu."

Lusi Shen tersenyum dan bertanya, "Di mana orang tuamu? Aku dengar James Gu berkata bahwa ibumu datang ke sini?"

“Ya, ini sangat beresiko, aku hampir tertangkap, hhaiiiihh, ini mengerikan.” Metta Gu berbicara seperti ada ketakutan yang tersisa.

Lusi Shen hanya bisa menertawakan ini: "Apakah itu menakutkan? Tunanganmu * apa sangat jelek?"

"Aku belum pernah melihatnya, tapi kudengar dia laki-laki berusia tiga puluh tahun. Aku tidak suka lelaki tua."

"???"

Lusi Shen menggerakkan bibirnya: "Seorang pria berusia 30 tahun adalah seorang pria tua, apakah seorang wanita berusia 30 tahun itu?"

Meskipun Metta Gu terlihat agak konyol dan memiliki pikiran yang keras, dia masih sangat sadar akan krisis.

"Wanita tiga puluh tahun juga sangat menarik. Selain itu, Kak Lusi, kamu baru berusia dua puluh delapan tahun. Saat kita berjalan bersama, yang lain mengira aku adalah adikmu ..."

"Hentikan."

Lusi Shen benar-benar kebal terhadap sanjungannya.

Dia berjalan ke sofa dan duduk, dengan pandangan lurus, dan berkata, "Kamu terus bersembunyi seperti ini juga bukan solusi, tidak mungkin bersembunyi seumur hidup."

"Tidak ingin bersembunyi seumur hidup, aku hanya ingin melakukan pekerjaan yang baik dalam karierku. Ketika aku berhasil dalam karier, ibuku tidak akan memaksa aku untuk menikah."

"Mengapa tidak mencoba berkomunikasi dengan orang tuamu?"

“Kalau bisa nyambung, apakah masih bisa disebut orang tua?” Metta Gu melebarkan tangannya, terlihat tak berdaya.

"Kalau begitu, kamu bahkan tidak melihat tunanganmu *, dan kamu menolak mati orang lain, bukankah itu terlalu sewenang-wenang?"

Metta Gu meringkuk bibirnya: "Aku mendengar bahwa paman itu adalah seorang kepala sekolah sejak dia masih muda. Dia bersekolah di luar negeri sendirian ketika dia masih remaja, dan kemudian membangun perusahaan di luar negeri. Coba pikirkan, paman muda yang memiliki karir yang menjanjikan, takutnya kepala panas sampai botak? "

"Pruff--" Lusi Shen tertawa, Metta Gu benar-benar tumbuh dalam senyumannya.

"Tidurlah. Aku baru saja bekerja, setelah pertemuan pembacaan naskah" The Lost City "minggu depan, aku akan siap untuk bergabung dengan grup."

“Begitu cepat?” Lusi Shen sedikit terkejut, berpikir bahwa butuh beberapa saat sebelum “The Lost City” dimulai.

"Kakak Sepupu adalah produsernya sendiri, dan mendesak ingin merilis" The Lost City" sebagai film di Tahun Baru Imlek."