Spoiled Wife, Bad President - Bab 1070 Tentu Saja Aku Tidak Bisa Menolak

Tidak ada angin di dalam ruangan, tetapi ketika Amanda Mu masuk sekarang, dia dengan jelas melihat tirai bergerak.

Pasti ada seseorang di balik tirai.

Dia yang datang untuk menyelamatkan Kenzo Li.

Kenzo Li memandang mulut Amanda Mu sambil tersenyum, dan berkata tanpa ekspresi, "Untuk apa kamu datang?"

Amanda Mu melirik pelayan yang sedang menjaga tidak jauh, dan memandang Kenzo Li dengan senyum tipis: "Tentu saja melihat situasi menyedihkanmu, yang membuatku bahagia."

“Heh.” Kenzo Li mencibir, seolah dia tidak ingin memperhatikan Amanda Mu.

Amanda Mu mengejek Kenzo Li, melirik ke arah tirai, melirik ke Kenzo Li, lalu memutar kursi roda untuk berjalan keluar.

Dia membalikkan punggungnya ke pintu, sehingga para pelayan tidak bisa melihat ekspresi dan matanya.

Meninggalkan tempat Kenzo Li, Amanda Mu langsung kembali ke kamar.

Dia tiba di kamar, mengunci pintu, dan mencoba berdiri dengan menopang dinding.

Tapi kakinya hampir tidak bisa digunakan.

Untungnya, meski kakinya tidak bisa mengerahkan kekuatan, kakinya terasa sakit dan lembut.

Akhirnya kakinya bisa merasakan sesuatu.

Amanda Mu menggunakan tangannya untuk menopang seluruh tubuhnya dan berjalan di sepanjang dinding ke sisi lain.

Setelah menempuh jarak dua hingga tiga meter, setelah selesai berjalan, ia sudah berkeringat dan tidak bisa lagi menopang tubuhnya, untungnya ada sofa di sebelahnya.

Amanda Mu berbaring telentang di sofa, menatap langit-langit dengan bingung.

Dia sekarang bisa berjalan maju ke dinding, seiring berjalannya waktu, kesehatannya pasti akan menjadi lebih baik dan lebih baik... bukan?

Cepat atau lambat bisa berdiri.

Selama kakinya bisa pulih, dia harus menemukan kesempatan untuk melarikan diri.

Bahkan jika dia tidak bisa melarikan diri, Ricky Mo pasti sudah menemukan cara untuk menyelamatkannya saat itu, dan Ricky Mo akan senang melihat kakinya sembuh.

Amanda Mu menghela nafas lega, mengulurkan tangannya untuk mengencangkan sandaran sofa, menopang tubuhnya, dan mencoba berjalan di tepi sofa.

Sepanjang sore, Amanda Mu berlatih berjalan di dalam kamar.

Dia sampai tertidur di sofa karna sangat lelah.

Tempat tidurnya terlalu jauh dari sofa, dia tidak bisa berjalan, jadi dia hanya bisa tidur di sofa.

Sampai makan malam, seorang pelayan mengetuk pintu di luar.

"Nona Mu, waktunya makan malam."

Amanda Mu bangun, untungnya setelah lelah berlatih berjalan sebelumnya, dia kembali ke kursi roda dan duduk di sisi sofa.

Dia menopang sandaran tangan kursi roda, naik ke kursi roda, dan membuka pintu dekat pintu.

Ketika pelayan melihat dia membuka pintu, dia tidak bertanya banyak, dan langsung mendorongnya keluar.

Amanda Mu berlatih di sore hari dan sekarang merasa lelah dan lapar.

Biasanya tidak merasa lapar, dan tidak memiliki nafsu makan. Hari ini sangat merasa lapar.

Mulai menantikan makan malam.

Sesampainya di ruang makan, Amanda Mu sedikit terkejut melihat orang-orang sedang duduk di depan meja.

Selain Dodi Xie, Kenzo Li juga ada.

Kenzo Li bersandar di kursi, wajahnya sangat pucat hingga tidak ada jejak darah.

Dia menunduk, tanpa ekspresi di wajahnya.

Jika bukan karena dadanya yang masih sedikit naik dan turun, hanya penampilan diam ini tidak akan berbeda dari orang mati.

Ketika Dodi Xie melihat Amanda Mu, dia tertawa: "Aku membiarkan Kenzo makan malam dengan kita. Apa Nona Mu keberatan?"

“Kubilang kalau aku keberatan, maukah kamu membiarkan dia pergi?” Amanda Mu duduk di meja makan tanpa memandang Dodi Xie.

Dia benar-benar merasa mual ketika melihat wajah Dodi Xie.

Ketika Amanda Mu mengambil sumpit, dia tidak bisa menahan untuk tidak melihat ke arah Kenzo Li yang berlawanan.

Dodi Xie tersenyum acuh tak acuh: "Kenzo sendirilah yang mengusulkan untuk makan bersama kita. Tentu saja aku tidak bisa menolak."