Spoiled Wife, Bad President - Bab 335 Siapapun Juga Jangan Berharap Bisa Membuka Mulutnya

Amanda Mu mengusap air hujan yang ada di wajahnya, dengan mendekap bunga berjongkok di depan makam, meletakkan bunga ke atas makam.

Dia menatap makam selama beberapa saat, baru dengan suara pelan berkata: "Bu, aku Amanda Mu, sudah bersama dengan Ricky Mo sangat lama, maaf baru hari ini datang berkunjung."

Selesai dia bicara, memberi hormat sebanyak tiga kali dengan menundukkan kepala ke arah makam.

Ricky Mo melihat dia menundukkan kepala tiga kali, melepas jasnya lalu menutupi kepala Amanda Mu dengan jasnya, menarik Amanda Mu, dengan raut wajah yang datar bertanya padanya: "Kenapa bisa mencari kesini."

Amanda Mu menunjuk ke arah James Gu yang sedang berlari mendekat ke arah mereka: "Dia yang membawa aku kemari."

Ricky Mo kembali menarik jas yang ada diatas kepala Amanda Mu, memastikan jas tersebut menghalangi air hujan agar Amanda Mu bisa membuka mata, lalu mengulurkan tangan mengusap air hujan yang ada di wajahnya.

"Amanda Mu, aku sangat curiga apakah kamu dulu murid jurusan olahraga, kenapa bisa lari secepat ini." James Gu memegang payung dengan satu tangan, tangan lainnya berkacak di pinggang.

Dia berjalan mendekat, menyerahkan payung ke Ricky Mo, setelah berjalan sampai di depan makam, baru berkata: "Kamu datang melihat tante tidak bisa memberitahu Amanda Mu dulu, membuat dia mencari kamu kemana-mana."

Ricky Mo mendengar ini, menundukkan kepala melihat Amanda Mu.

Dia mengarahkan payung ke atas kepala Amanda Mu, mengulurkan tangan memindahkan jas ke tubuh Amanda Mu, membetulkan posisi jas untuknya.

Amanda Mu mengenakan kemeja putih, karena basah terkena air hujan, menjadi transparan.

James Gu melihat ini, segera berkata: "Kalian bicara saja dulu, aku turun dulu."

James Gu pergi meninggalkan mereka di bawah guyuran air hujan, meninggalkan Ricky Mo dan Amanda Mu disana.

Amanda Mu baru ada kesempatan mendongakkan kepala menatap Ricky Mo.

Ricky Mo terlihat sama seperti biasanya, selain terlihat menyedihkan karena terkena guyuran air hujan, juga tidak ada yang ganjil.

Amanda Mu berpikir sejenak, di tahun itu saat terjadi kecelakaan, musim dingin, bukan di musim gugur, jadi hari ini mungkin adalah hari peringatan ibu Ricky Mo.

Pasti ada sesuatu yang menyulut Ricky Mo.

Sampai membuat dia sendirian kesini.

Setelah sekian lama, Ricky Mo dengan suara yang serak berkata: "Awalnya berencana saat kamu dan Joanna Mo kembali dari Sydney, bersama datang melihat ibuku, tapi Joanna Mo hilang, aku takut kalau ibu tahu dia juga akan sedih.

Nada suaranya sangat dalam, matanya tertunduk, dari tubuhnya keluar aura yang menekan dan menyeramkan.

Amanda Mu tiba-tiba tidak tahu harus berkata apa, hanya bisa masuk ke dalam dekapannya.

Tangan Ricky Mo pelan-pelan menekan bahunya, dengan cepat mendorong dia, menggandeng dia berjalan ke depan makam, dengan nada suara yang tenang berkata: "Ibu, ini istriku, Amanda Mu, kami masih memiliki seorang anak perempuan bernama Joanna Mo, nanti kami bawa kesini melihat kamu."

Jelas-jelas satu kalimat yang sederhana, Amanda Mu menangis mendengarnya.

dia memalingkan wajahnya, diam-diam mengusap air matanya.

Selesai Ricky Mo berbicara, dia memegang bahu Amanda Mu: "Ayo jalan."

……

Setelah turun gunung, Amanda Mu menelepon Doni, mengatakan sudah menemukan Ricky Mo, meminta dia agar tidak khawatir.

Setelah Amanda Mu menutup telepon, awalnya ingin membujuk Ricky Mo, lain kali pergi kemana harus memberitahu Doni.

Tapi, dari mata Ricky Mo terlihat dia sangat kelelahan, ucapan yang sudah sampai di bibir kembali ditelan.

Ricky Mo masih ingat mengirim dia pesan, sudah sangat bagus.

Setelah mereka tiba di area kota dan berpisah dengan James Gu, langsung pergi ke apartemen Ricky Mo.

Ricky Mo tidak berkata apa-apa langsung masuk ke kamar mandi menyalakan air panas, Amanda Mu bediri di samping pintu kamar mandi melihat dia.

Ricky Mo merasakan kehadirannya, membalikkan kepala melihat dia, kemudian berkata: "Kemari."

Setelah Amanda Mu menghampiri, dia mulai melepas pakaian Amanda Mu.

"Aku lakukan sendiri……" Amanda Mu segera mengulurkan tangan memeluk dirinya sendiri.

Ricky Mo mengerutkan alis, nada suaranya serius: "Kamu lepas sendiri, masih lebih baik aku yang membantu kamu melepas, lebih cepat."

Amanda Mu dibuat bungkam dengan ucapannya.

Ricky Mo mengambil kesempatan ini, dengan cepat membantu dia melepaskan pakaian, memasukkan dia ke dalam bath-up.

Amanda Mu diam-diam berpikir, ternyata benar lebih cepat daripada dirinya yang melepas.

Ricky Mo berganti jubah mandi berjalan keluar.

Amanda Mu selesai mandi dengan cepat, saat mengenakan pakaian dan keluar, dia mendengar ada suara dari dapur.

Saat dia masuk ke dapur, melihat Ricky Mo yang sedang melihat ponsel, sambil memasukkan sesuatu ke dalam panci.

"Kamu sedang memasak apa?" Amanda Mu penasaran berjalan mendekat.

Ricky Mo tidak membalikkan kepala, matanya fokus melihat ke ponsel: "Wedang jahe."

Amanda Mu memiringkan kepala melihat ponsel, ternyata Ricky Mo sedang melihat resep wedang jahe di internet.

"Kamu cepat mandi dengan air panas, aku yang masak." Dia tidak percaya Ricky Mo bisa memasak ini.

Ricky Mo menggenggam kerah bajunya, menarik dia berjalan mundur, dengan datar berkata: "Biarkan aku yang memasak."

Amanda Mu: "……"

Ricky Mo bersikukuh, Amanda Mu juga tidak bisa apa-apa, hanya bisa berdiri di samping melihat dia memasak.

Mungkin karena benar-benar seorang yang berbakat, laki-laki yang sama sekali belum pernah masuk ke dapur, hanya dengan melihat cara memasak wedang jahe di internet, rasanya juga sangat normal.

Amanda Mu meneguk lalu mendongakkan kepala, melihat Ricky Mo sedang menatap dia, bertanya: "Bagaimana rasanya?"

"Enak." Amanda Mu mengangguk-anggukkan kepala, lalu kembali meneguk.

Ricky Mo membelai rambutnya: "Minum yang banyak, aku pergi mandi."

Melihat Ricky Mo masuk ke dalam kamar mandi, Amanda Mu menjulurkan lidah, menggunakan tangannya tidak berhenti mengipas.

Rasa wedang jahe yang normal, sedikit pedas.

Bagaimanapun juga ini niat baik Ricky Mo, terakhir Amanda Mu masih meneguk habis satu mangkok besar.

Setelah meneguk satu mangkok besar, Amanda Mu merasa setelah ini dia tidak lagi ingin meminum wedang jahe.

Ricky Mo selesai mandi dan keluar, melihat Amanda Mu sudah membawa pengering rambut, senyumnya begitu hangat.

Ricky Mo menolak dengan dingin: "Tidak perlu, kamu istirahat saja."

"Ah?" Amanda Mu terpaku, dia hanya terkena guyuran air hujan saja, juga bukan tidak pernah kehujanan, tidak selemah itu.

Amanda Mu langsung menarik dia ke ruang tamu, mendorong dia duduk ke sofa: "Aku keringkan rambut kamu, kalau tidak dikeringkan bisa masuk angin."

Ricky Mo tidak menolak lagi.

Amanda Mu menggunakan tangan mencoba suhu angin, kemudian mulai membantu dia mengeringkan rambut.

Merasa Ricky Mo sudah rileks, dia mengeluarkan suara bertanya padanya: "Hari ini kenapa kamu ingin pergi ke makam?"

Ricky Mo perlahan berkata: "Melihat ibuku, masih memilih hari baik?"

Amanda Mu terpaku, berkata: "Bukan……"

Mulut Ricky Mo seperti tertutup rapat, hal yang tidak ingin dia katakan, siapapun tidak bisa membuka mulutnya.

Amanda Mu merasa dengan cara yang lembut seperti ini, bisa membuat hatinya luluh.

Oh, dia hampir lupa, Ricky Mo memang bukan orang biasa.

Amanda Mu teringat dia sendirian berdiri di depan makam, hatinya sedikit bergejolak, menghela nafas berkata: "Aku hanya khawatir padamu, Doni mengatakan hari ini kamu menghabiskan satu kotak rokok."

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu