Spoiled Wife, Bad President - Bab 1151 Meniru Model Rumah Tua Keluarga Mo

Mobil berhenti di depan villa.

Saat Doni menghentikan mobilnya, dia menoleh untuk melihat Ricky Mo dan Amanda Mu di barisan belakang mobil.

Ricky Mo menatap lurus ke depan, matanya menatap acuh, seolah dia sedang berpikir, dan seolah tidak memikirkan apa-apa.

Amanda Mu dan Doni saling memandang, menoleh dan berkata kepada Ricky Mo, "Sudah sampai, mari kita turun."

Butuh waktu sejenak bagi Ricky Mo hingga akhirnya tersadar. Tatapannya beralih ke villa di luar jendela mobil melewati wajah Amanda Mu.

Kecuali untuk perubahan pandangan mata, dia masih duduk tidak bergerak dan tidak berniat untuk keluar dari mobil.

Amanda Mu terdiam beberapa saat, membuka pintu, dan berencana turun.

Begitu dia keluar dari mobil dengan satu kaki, pergelangan tangannya ditarik

Saat melihat ke belakang, ia menemukan Ricky Mo yang sedang menatapnya.

Amanda Mu berkata dengan lembut, "Aku masuk dulu."

Dia melepaskan tangan dari Ricky Mo dan keluar dari mobil.

Dia bisa memahami sepenuhnya suasana hati Ricky Mo, meski tidak bisa merasakan apa yang Ricky Mo rasakan sendiri di suasana saat itu, dia bisa merasakan pergulatan batin dan sakit yang dirasakan Ricky Mo saat ini.

Ketika Doni melihat Amanda Mu keluar dari mobil, dia pergi ke bagasi untuk membantunya mengambil kursi roda.

Tapi Amanda Mu tidak mau, ia pun menghentikan Doni: "Tidak perlu."

Saat Doni mendengar ini, dia tertegun sejenak.

"Aku masuk dulu." Amanda Mu berkata dengan ekspresi wajah samar, lalu berjalan masuk.

Dia akhir-akhir ini berangsur-angsur pulih, waktu berjalan serta jarak berjalan semakin lama. Selama dia terus berusaha, dia tidak perlu menggunakan kursi roda dalam kehidupan sehari-harinya.

Apalagi saat ini.

Ricky Mo dulu berdiri di depannya, dia ingin berdiri di depannya ketika dia rapuh.

Kesempatan ini mungkin hanya sekali dalam hidup ini.

Amanda Mu meneguhkan pikirannya dan melangkah ke dalam.

Setelah berjalan beberapa langkah, ia mendengar suara pintu mobil ditutup di belakang.

Amanda Mu menoleh dan menemukan bahwa Ricky Mo telah keluar dari mobil dan berdiri di depannya.

Ia melangkah ke arah Amanda Mu, mengulurkan tangan ke arah Amanda Mu, ia memberi isyarat kepada Amanda Mu untuk menahan lengannya dan bergerak maju.

“Apa kamu sudah siap mental?” Amanda Mu tidak segera mengulurkan tangan untuk memapah lengannya.

Dia tidak yakin apakah Ricky Mo siap secara mental, tetapi dia tahu bahwa salah satu alasan Ricky Mo keluar dari mobil adalah karena melihat bahwa dia tidak berada di kursi roda dan mengkhawatirkannya, jadi dia ingin turun dan membantunya.

Dia sebenarnya orang yang sangat berhati-hati dan lembut.

Orang mungkin tidak akan percaya mendengar kata-kata ini.

Tapi hal semacam ini tidak menuntut orang lain untuk percaya, selama dia mengetahuinya, itu sudah cukup baginya.

Ricky Mo memegang tangan Amanda Mu, ia sedikit menurunkan matanya, dan berkata dengan suara yang sangat lembut: "Aku baru saja berpikir dan menyadari bahwa hal yang paling aku takuti sekarang adalah jika kamu tidak ada di sisiku."

Tapi kamu saat ini ada di sisiku.

Oleh karena itu, aku bisa mengatasi kepengecutan dan ketakutan di dalam hati.

Kata-kata ini, tentu saja, Amanda Mu juga bisa merasakannya.

“Ayo jalan.” Amanda Mu menariknya masuk ke dalam.

Saat memasuki vila, Amanda Mu merasa bahwa tata letak halaman tampak tidak asing di mata.

"Halamannya meniru model rumah tua Keluarga Mo."

Suara Ricky Mo tiba-tiba terdengar.

Mendengar apa yang dikatakannya, Amanda Mu juga menemukan bahwa halaman ini sangat mirip dengan rumah lama Keluarga Mo.

“Kenapa Dodi melakukan ini?” Semakin banyak Amanda Mu masuk ke dalam, semakin tidak asing di matanya, yang artinya mirip dengan rumah tua Keluarga Mo.

"Karena Ibuku."

Saat suara Ricky Mo terdengar, Amanda Mu juga bisa merasakan kekuatan yang lebih besar dari genggaman tangannya.

Ini menunjukkan bahwa suasana hatinya sangat tidak stabil.