Spoiled Wife, Bad President - Bab 224 Kalau Begitu Aku Juga Milikmu

Emelyn Qin sudah berada di rumah ini selama beberapa hari, ini adalah pertama kalinya dia melihat senyuman Ricky Mo.

Biasanya wajah Ricky Mo selalu terlihat dingin, tidak ada raut apapun, membuat orang merasa takut sekaligus ingin mendekatinya, senyuman dari dalam hatinya seperti ini, tubuhnya seperti memancarkan cahaya, terlihat begitu bersinar, membuat orang yang melihatnya terasa seperti memanjakan mata.

Dia mengepalkan tangannya dalam diam, pria seperti ini, lebih pantas dengan dirinya Emelyn Qin.

……

Setelah Ricky Mo dan Amanda Mu selesai makan malam mereka berdua kembali ke kamar.

Dengan cepat Bibi Hu telah mengantarkan buah ke atas.

Selesai Amanda Mu menghabiskan buah, saat dia selesai mandi berdiri di depan cermin sambil menyikat giginya, dia bercermin memperhatikan dirinya, merasa sepertinya dirinya mulai menggemuk.

Baru berapa lama ini? Tapi sudah menggemuk?

Tidakkah seharusnya dia mengurangi porsi makannya?

Namun jika makan sedikit, dia akan lapar kan?

Amanda Mu selesai menyikat gigi dengan wajah bingungnya, saat keluar, dia melihat Ricky Mo yang mengenakan jubah mandi sedang duduk di sofa sambil membaca dokumennya.

Terlihat jelas aura yang sangat mempesona menguar dari tubuhnya, membuat Amanda Mu yang melihatnya merasa kesal.

Walaupun dia tahu masalah malam ini, tidak ada hubungannya dengan Ricky Mo, namun dia tidak bisa menahan kekesalannya saat melihat pria itu.

Amanda Mu menghampirinya, menarik dokumen yang ada di tangan pria itu dan meletakkannya kesisi lain, melipat kedua tangannya menatap pria itu.

Ricky Mo mendongakkan kepalanya, melihatnya yang terlihat seperti seorang guru yang ingin memarahi muridnya yang berbuat salah, dia menahan senyumannya, bertanya dengan raut tenang: “Ada apa?”

Tatapannya terlihat tenang dan nada bicaranya terdengar serius, malah membuat Amanda Mu tidak tahu harus mengucapkan apa.

Dia seperti menghilangkan kekesalannya, kemudian mengulur tangannya mencubit wajah Ricky Mo sejenak.

Mencubitnya beberapa kali kemudian mengejeknya: “Seorang pria dewasa, memiliki kulit sebagus ini! Seperti wanita saja!”

Ricky Mo menaikkan alisnya: “Seperti wanita?”

Amanda Mu mengikuti peringaiannya, membalas tatapannya dengan menaikkan alisnya.

Ricky Mo mengulurkan tangan panjangnya, menariknya masuk ke dalam dekapannya.

Satu tangannya melingkari pinggangnya dengan erat, sedangkan satu tangannya lagi bergerak dari lengan ke dadanya, berucap pelan di sisi telinganya, dengan suara yang sedikit berat, sarat akan ancaman: “Seperti wanita?”

Telinga Amanda Mu yang sensitif, merasakan sebuah tekanan yang bangkit hingga menarik nafas dengan dalam, sedikit bergetar: “Tidak, kamu tidak seperti wanita!”

Ricky Mo baru merasa puas, kemudian memegang kepalanya dan memberikannya sebuah ciuman.

Kemudian, sama seperti langkah sebelumnya, kedua orang itu berbaring di atas ranjang.

Namun...... tidak dapat melakukan apapun.

Bagaimanapun Amanda Mu sedang hamil.

Kedua tangan Ricky Mo berada di kedua sisi tubuh Amanda Mu, menundukkan tubuhnya di atas tubuh wanita ini, iris matanya yang hitam gelap, berucap dengan nafas yang memburu: “Bagaimana sekarang?”

Amanda Mu sedikit merasa senang melihat Ricky Mo tersiksa, dengan wajah polosnya berucap: “Tidak tahu, itu urusanmu, aku tidak mengerti bagaimana para pria menyelesaikannya.”

Namun tatapan mengejeknya membuat dirinya sendiri dalam bahaya.

Ricky Mo menggelapkan wajahnya, merasa tidak puas dengan kain tipis yang menghalangi dia menusuknya beberapa kali, membuat Amanda Mu mengepalkan tangannya.

Kepalan tangannya tidak terasa sakit sedikitpun, Ricky Mo membalikkan tubuhnya berbaring di sampingnya, menariknya masuk ke dalam pelukannya, sedikit menyipitkan matanya, suaranya sarat akan lelah: “Jangan bergerap, peluk sebentar.”

“Lepaskan.” bukannya Amanda Mu tidak ingin dipeluk olehnya, tapi sesuatu yang menusuknya di bawah sana......

Suara Ricky Mo semakin memberat: “Jangan bergerak.”

Amanda Mu merasakan dengan sangat jelas jika reaksinya semakin menjadi, dia terkejut hingga tidak berani memekik, berdiam diri di peluk olehnya.

Amanda Mu merasakan ada yang tidak beres dengan suasana hati pria ini, akhirnya bertaya padanya: “Ada apa?”

“Jika tidak ingin melihat Emelyn Qin, biarkan saja dia pergi.” selesai berucap dia kembali menambahkan: “Maka tidak akan ada masalah seperti ini lagi.”

Dia benar-benar tidak menyangka, jika Kakek Mo akan melakukan hal seperti ini.

Keluarga Mo memiliki banyak rekan bisnis, ayah Emelyn Qin adalah direktur sebuah stasiun televisi, identitasnya bukanlah orang rendahan, Kakek Mo orang yang sangat berhati-hati, orang-orang yang berada di bawahnya juga sangat hebat, tidak mungkin melakukan kecerobohan sebesar ini.

Ini hanya bisa dijelaskan jika, Emelyn Qin bergabung sebagai pelayan kemudian di kirim ke rumah Ricky Mo, karena di utus oleh Kakek Mo.

Amanda Mu mendengus sejenak: “Aku memang tidak ingin melihatnya, tapi tidak bisa melepaskannya begitu saja, dia pikir rumah kita ini pasar sayur, hingga dia bisa datang dan pergi seenaknya?”

Rumah kita.

Dua kata ini merasuki benak Ricky Mo.

Suatu tekanan yang awalnya telah menghilang, tiba-tiba muncul kembali.

Setelah Amanda Mu merasakannya, seketika langsung mendorongnya menjauh: “Selesaikan sendiri!”

“Tidak ingin membantuku?” Ricky Mo sangat jarang menempel padanya seperti ini.

Pelukannya tidak terlalu erat, namun membuat Amanda Mu mengeluarkan semua tenaganya untuk mendorongnya.

Amanda Mu yang merasa sedikit lelah, menatapnya dengan pasrah: “Kamu ingin aku membantumu bagaimana?”

Ricky Mo tidak berucap apapun, menggenggam tangannya, membawa tangannya turun ke bagian bawah tubuhnya, menggunakan tangannya menggenggam dengan erat miliknya......

Dia menghela nafas merasa nyaman: “Seperti ini......”

“Kamu...... itu...... itu aku......” walaupun Amanda Mu sudah sering melakukan itu dengannya, namun ini pertama kalinya menggunakan tangan, sedikit canggung dan malu, bahkan tidak bisa berucap dengan jelas.

“Bergerak seperti ini......” tubuh Ricky Mo menegang, bahkan nafasnya terdengar memburu dengan cepat.

Dia memberikan ciuman ringan di wajah Amanda Mu, menenggelamkan kepalanya di leher jenjang miliknya kemudian memberikannya gigitan kecil.

Hingga saatnya hampir tiba, dia merasa gerakan Amanda Mu terlalu lambat, langsung menggenggam tangannya mempercepat gerakannya.

Saat selesai, mereka berdua telah penuh dengan keringat.

Amanda Mu melihat sekilas tangannya, kemudian menolehkan kepalanya kesamping.

Tidak bisa menatapnya langsung......

Ricky Mo menatap raut wajahnya yang malu dan kesal dengan wajah yang penuh kepuasan, tidak bisa menahan untuk tidak memberinya sebuah ciuman: “Aku akan membantumu membersihkannya.”

Setelah dia membantu Amanda Mu membersihkan tangannya, dia pergi ke kamar mandi.

Saat keluar kembali, dia menyadari ada sebuah selimut lainnya di atas ranjang.

Amanda Mu membungkus dirinya di dalam selimut, kemudian sebuah bantal diletakkan di tengah-tengah ranjang: “Nanti malam jangan melewati garis ini, bagian sisi ini milikku, bagian sisi sebelahnya milikmu, jangan melewatinya!

Jika tidak maka kita tidur pisah kamar.”

Dia tidak ingin setiap hari membantu Ricky Mo dengan tangannya, tangannya terasa pegal.

Setelah hamil seseorang akan menjadi mudah lelah, juga bisa menjadi sangat malas.

Selesai dia berucap, dia menatap Ricky Mo melihat reaksinya.

Ricky Mo menatap sekilas bantal yang menjadi pembatas, tanpa berucap apapun berjalan mendekat, menunjuk sisi ranjang yang ditempati Amanda Mu, bertanya: “Bagian ini milikmu?”

“Hmm.” Amanda Mu menganggukkan kepalanya, apa ucapannya tidak cukup jelas?

Ricky Mo langsung memindahkan garis pembatas ke sisi ranjang lainnya, sedangkan dirinya berbaring di sisi Amanda Mu masuk ke dalam selimut yang dikenakannya: “Kalau begitu aku juga milikmu.”

Amanda Mu:“……”

Hanya pergi ke kamar mandi membersihkan diri sejenak, apa Ricky Mo kerasukan sesuatu? Tiba-tiba bisa mengucapkan hal seperti ini?

……

Saat ini sudah akhir musim dingin, tengah malam pukul dua belas di kota J sangat dingin hingga menusuk tulang.

Novia Xiao dengan pakaian yang membungkusnya duduk kursi yang ada di stasiun, mengeluarkan handphonenya ingin menelepon Kelvin Mu, menyuruhnya mengirimkan supir untuk menjemputnya.

Apa malam ini dia akan tidur di pinggir jalan?

Sebuah mobil tidak jauh dari sana mendekat, perlahan-lahan berhenti di hadapannya.

Jendela mobil di turunkan, menunjukkan wajah seorang pria yang muda dan tampan: “Bibi?”

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu