Spoiled Wife, Bad President - Bab 454 Cepat Datang, Aku Menunggumu

Orang itu tidak menganggapnya serius ketika melihat Lusi shen mengeluarkan ponselnya untuk lapor polisi:”Kamu ingin menakutiku ya? Apakah kamu pikir aku takut? Hah?”

Lusi Shen mengabaikannya dan langsung melapor polisi dan memberikan alamatnya secara langsung.

“Sialan, kamu perempuan sialan benar-benar lapor polisi.” Dia berkata dan ingin maju untuk menarik rambut Lusi Shen.

Lusi Shen sudah melihat sofa yang ada di sampingnya, dia langsung melempar Amanda Mu ke sofa itu dan mundur ke arah lain dan memancing orang itu ke sana.

Amanda Mu yang lumayan mabuk, ketika dia dilempar oleh Lusi Shen maka dia menjadi agak sadar.

Dia menyipitkan matanya dan melihat Lusi Shen berdiri tidak jauh dan dikelilingi oleh sekelompok orang.

Pada saat ini, orang-orang itu hanya menakuti Lusi Shen saja tapi tidak beraksi.

Hanya saja, Amanda Mu tidak tahu bahwa mereka tidak melakukan kekerasan, dia berpikir Lusi Shen ditindas oleh mereka, dia tidak peduli dengan apa yang mereka katakan. Dia berdiri dengan sempoyongan dan meraih botol kosong yang ada di atas meja dan berjalan menghampirinya.

Amanda Mu tampak mabuk saat ini, dia memegang botol bir dengan wajah tanpa ekspresi dan dia terlihat sedikit mengerikan.

Orang di sekitarnya mundur setelah melihatnya seperti itu dan mereka seperti agak takut dengan Amanda Mu.

“Sialan kamu, berlutut dan panggil aku ayah tiga kali maka aku akan melepaskanmu, jika kamu ... ... “

Ketika Amanda Mu mendekat, orang itu sedang memarahi Lusi Shen, Amanda Mu mengangkat botol birnya dan langsung memukul kepala orang itu.

Orang itu merasa pusing karena dipukul oleh Amanda Mu, dia berteriak sambil memegang kepalanya:”Siapa yang memukul kepalaku!”

Amanda Mu melempar botol birnya dan tidak tahu tenaga dari mana dia mengangkat kursi dan melemparkan ke badan pria itu.

Pria itu tidak melakukan persiapan dan jatuh ke lantai karena dilempar dengan kursi.

Amanda Mu mengambil garpu dari meja samping, dia maju dan menginjak badan orang itu:”Siapa kamu sialan? Berani menyuruh Lusi memanggilmu ayah? Bahkan James Gu saja memanggilnya nenek buyut, siapa kamu? Katakan, siapa kamu?”

Lusi Shen yang berada di samping menjadi tertegun.

Amanda Mu benaran mabuk atau pura-pura mabuk?

Terakhir kali melihat Amanda Mu mabuk, itu sepertinya sudah lama terjadi.

Pada saat itu masih muda dan Amanda Mu melakukan banyak hal “baik”.

Ekspresi wajah pria yang diinjak Amanda Mu ke lantai berubah banyak, dia menutupi kepalanya sambil berteriak:”Apa yang kalian lakukan? Cepat datang tolong aku!”

Setelah Amanda Mu mendengarnya, dia tersenyum dingin, matanya tajam melihat orang-orang di sekitarnya, dia menunjuk mereka dengan garpu:”Jangan berani maju, aku sakit jiwa, jika aku tidak sengaja menusuk kalian maka aku tidak akan dipenjara.”

Orang-orang itu ketakutan dan tidak berani maju setelah digertak oleh Amanda Mu.

Pada saat ini, manager toko membawa polisi kemari.

“Mereka yang sedang bikin onar di sini.”

Sebenarnya manager toko sudah memperhatikan Lusi Shen dan orang-orang itu, hanya saja orang mereka lebih banyak maka manager toko langsung memanggil polisi datang.

Kantor polisi tidak jauh dari sini dan biasanya berpatroli di sini, mereka tahu tempat ini dan langsung datang kemari.

Ketika Lusi Shen melihat polisi datang dia segera maju untuk menarik Amanda Mu.

Amanda Mu sudah setengah sadar sekarang, dia mendorong Lusi Shen:”Siapa kamu, jangan ke sini.”

Dia berkata dan melihat ke arah Lusi shen dan pura-pura tidak mengenal Lusi Shen.

Lusi Shen akan pergi bergabung dengan grup kru dan syuting di pegunungan, jika sekarang dia harus pergi ke kantor polisi bersama mereka, maka besok akan menjadi berita besar.

Lusi Shen ingin mengatakan sesuatu, Amanda Mu langsung menyeret orang yang dia pukul ke depan polisi.

Orang yang dipukul olehnya badannya tidak tinggi dan kurus maka dia bisa menyeretnya.

Polisi melihat Amanda Mu berbau alkohol dan tidak terluka dan melihat sekelompok pria yang sama sekali tidak berbau alkohol, dia berkata dengan aneh:”Ikut aku pergi memberikan keterangan.”

Maka Amanda Mu dan sekelompok pria itu pergi memberikan keterangan.

……

Setelah sampai di kantor polisi, Amanda Mu sangat bekerja sama dalam memberikan keterangan.

“Nama?”

“Amanda Mu.”

“Umur?”

“Dua puluh enam.”

“Pekerjaan?’

Amanda Mu berpikir sebentar dan berkata:”Penulis naskah.”

Wajahnya cantik dan sangat koperatif, sikap polisi sangat baik kepadanya.

Polisi membalik halaman baru di buku catatan itu dan berkata:”Ceritakan apa yang terjadi.”

“Aku minum terlalu banyak, aku tidak memperhatikan jalan ketika berjalan dan aku tidak sengaja memukulnya, dia memaki orang, orang mabuk sangat susah mengontrol emosinya, dia bukan hanya memarahiku tapi juga memarahi keluargaku ... ... “

Kalimat pertama adalah benar tapi kalimat selanjutnya adalah palsu.

Aktingnya tidak sebagus Lusi Shen, tapi dia punya banyak alasan.

Ini adalah kasus kecil dan polisi juga tidak terlalu banyak perhitungan.

Polisi berkata:”Kami akan menyelesaikan masalah ini, nanti ... ... “

Amanda Mu tiba-tiba memikirkan sesuatu, dia mendekati polisi dan bertanya dengan misterius:”Aku harus ditahan kan?”

Polisi mengangguk dan melihatnya dengan bingung:”Ya.”

Jika dia tidak salah melihat, wanita ini terlihat seperti ... ... senang?

“Kalau begitu, apakah aku perlu mencari seseorang untuk menjaminku?” Amanda Mu berkata:”Kalau begitu aku akan menelepon dulu.”

Dia mengambil ponselnya, dia menyipitkan matanya untuk mencari nomor Ricky Mo dan meneleponnya.

Pada saat ini sudah jam sepuluh malam.

Terdengar suara Ricky Mo di telepon dan terasa sedikit samar.

Suaranya masih enak didengar, tapi kata-katanya tidak begitu enak didengar.

“Amanda Mu, kamu memainkan permainan apa lagi?”

Amanda Mu pada saat ini masih sedikit mabuk, dia bersandar di kursi:”Ricky Mo, aku berada di kantor polisi, apakah kamu mau datang menjaminku?”

Suaranya masih seperti biasa, hanya saja agak lambat, ketika berbicara dengannya terdengar agak menyedihkan.

Pada saat ini Ricky Mo masih memproses dokumen di ruang kerja, ketika dia mendengar suara Amanda Mu, dia membeku sejenak sebelum dia memastikan sekali lagi:”Kamu ada di mana?”

“Di kantor polisi, polisi di sini sangat galak ...... “

Polisi galak yang duduk di hadapan Amanda Mu:” ... ... “

Ricky Mo menunduk dan melihat jam yang terletak di sudut kanan bawah ponsel.

Pukul sepuluh malam, pada waktu ini dia berada di kantor polisi dan dia menyuruhnya menjaminnya ... ...

Ricky Mo merasa kesabaran dalam seluruh hidupnya dihabiskan untuk Amanda Mu.

“Buat apa aku menjaminmu? Amanda Mu, pikiranmu semakin tidak masuk akal, aku tidak ... ... “

“Tapi aku adalah milikmu, jika kamu tidak datang menjaminku, siapa lagi yang akan menjaminku, kamu cepat datang, aku menunggumu ya.”

Setelah Amanda Mu selesai mengatakannya, dia mengangkat ponselnya di depannya dan menyipitkan matanya sebelum dia menemukan tombol berwarna merah.

Dia menutup teleponnya dan menemukan polisi yang duduk di depannya menatapnya dengan aneh.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu