Spoiled Wife, Bad President - Bab 259 Mungkin Cacat, Mungkin Lumpuh

Selesai Ricky Mo berbicara, dia berjalan terlebih dahulu.

Amanda Mu mengikuti di belakang, menatap bayangannya, berjalan dengan hati yang tidak tenang.

Tiba-tiba, Ricky Mo yang berjalan di depannya tiba-tiba menghentikan langkahnya.

Amanda Mu tidak mengerti, lalu ikut menghentikan langkahnya.

Saat ini, Ricky Mo dengan marah berkata: "Jalan yang baik."

Amanda Mu terkejut, mencurigai apa ada mata di belakang punggungnya.

Ricky Mo kembali berjalan beberapa langkah, kembali membalikkan badan, di saat Amanda Mu terkejut, dia memegang tangan Amanda Mu, menggandeng dia berjalan ke depan.

Amanda Mu melihat tangan mereka berdua, terpaku sangat lama, mengangkat kepala melihat dia.

Rahangnya kencang, garis di dagunya bersih, tapi benar-benar lebih kurus dari sebelumnya.

Dia tidak tahan bertanya padanya: "Beberapa hari ini kamu tidur di rumah sakit?"

Mereka berdua kebetulan berjalan sampai di depan pintu lift, Ricky Mo menekan tombol lift baru dengan datar merespon: "Iya."

Amanda Mu kembali bertanya: "Makan tepat waktu tidak?"

Ricky Mo seperti kesal dengannya, menatap dia dengan dingin, tidak berbicara.

Ting——

Pintu lift terbuka, Amanda Mu dibawa Ricky Mo masuk ke dalam lift.

Kakek Mo dirawat di kamar VIP, satu lantai dikosongkan untuk kakek Mo dirawat.

Begitu keluar dari lift, Amanda Mu melihat di lorong penuh dengan bodyguard, tapi tidak ada anggota keluarga Mo yang lain.

Ricky Mo membawa dia berjalan sampai ke depan kamar kakek Mo.

"Kakek ada di dalam, masuklah."

Amanda Mu mendorong pintu kamar dan masuk.

Setelah kakek jatuh, ini pertama kalinya Amanda Mu datang menjenguk kakek Mo.

Kasur rumah sakit yang berwarna putih, kakek Mo terbaring dengan tenang di atas kasur, mengenakan masker oksigen, masih di infus.

Amanda Mu berjalan mendekat, baru menyadari wajah kakek Mo pucat seperti kertas, kantung matanya juga terlihat jelas, wajahnya dipenuhi dengan kerutan dimana-mana.

Kakek Mo bukan orang tua yang suka beramal, penampilannya selalu serius, Amanda Mu melihat dia yang seperti ini, ingin menangis.

Amanda Mu duduk di sebelah kasur, dengan pelan memanggil: "Kakek?"

Orang yang terbaring di kasur tidak merespon sama sekali, kalau bukan karena oksigen yang ada di dalam masker berubah menjadi uap, Amanda Mu pasti sudah mengira kalau kakek Mo tidak seperti orang yang masih hidup.

"Sudah, ayo keluar."

Saat ini, pintu kamar dibuka, terdengar suara Ricky Mo.

Amanda Mu menoleh, mengulurkan tangan mengusap air mata yang ada di sudut matanya, berdiri dan berjalan keluar.

Dia menutup pintu kamar, berkata kepada Ricky Mo: "Apa yang dikatakan dokter?"

Ricky Mo tidak langsung menjawab pertanyaannya, melainkan menatap dia.

Ricky Mo melihat matanya merah, alisnya berkerut, berkata: "Tidak pasti kapan bisa sadarkan diri, meskipun bisa sadarkan diri tapi belum tentu bisa seperti dulu lagi."

Amanda Mu terperanjat lalu mengulangi kata-kata yang barusan Ricky Mo katakan: "Belum tentu bisa seperti dulu lagi?"

Ricky Mo hanya dengan wajah tanpa ekspresi melihat dia, sama sekali tidak memberikan penjelasan.

Belum tentu bisa seperti dulu lagi, itu artinya kakek Mo mungkin cacat, mungkin lumpuh, menjadi seorang tua yang tidak bisa bebas bergerak.

Raut wajah Amanda Mu mendadak berubah menjadi pucat, dia melihat Ricky Mo, tapi tidak tahu mengucapkan apa agar bisa menenangkan Ricky Mo.

Suara seorang wanita tiba-tiba terdengar: "Untuk apa kamu kemari?"

Amanda Mu mendengar ini segera membalikkan kepala, melihat Gracia Mo sedang berjalan mendekat.

Tatapan Gracia Mo jatuh pada Amanda Mu, sangat jelas ucapan Gracia Mo barusan, ditujukan untuk Amanda Mu.

Amanda Mu menggerak-gerakkan bibir, masih memanggil: "Bibi."

Raut wajah Gracia Mo tidak begitu baik, pandangannya masih belum lepas dari Amanda Mu, tapi masih mengangguk-anggukkan kepala berkata: "Amanda Mu beberapa hari ini baik kah?"

"Terima kasih perhatian bibi, aku baik."

Amanda Mu tidak suka Gracia Mo yang seperti ini.

Di dalam hati jelas-jelas Gracia Mo membenci dia, tapi masih mempertahankan bersikap baik terhadapnya.

Gracia Mo kembali bertanya: "Kamu datang menjenguk kakek?"

Amanda Mu tidak menutup-nutupi, langsung menjawab: "Iya."

Sorot mata Gracia Mo, seperti sedang mengingatkan: "Beberapa waktu ini, lebih baik kamu menghindar."

"Kenapa harus menghindar? Aku sebagai cucu menantu menjenguk kakek ada masalah kah?" Raut wajah Amanda Mu sedikit berubah, tampak dingin: "Seharusnya orang yang mendorong kakek jatuh lebih merasa bersalah?"

Gracia Mo tidak menyangka Amanda Mu bisa berbicara seperti ini, terpaku sejenak baru berbicara: "Benar juga yang kamu katakan."

Ricky Mo tiba-tiba bersuara: "Bibi, kamu masuk tidak melihat kakek?"

Nada suara Ricky Mo tidak terlalu baik, kedengarannya seperti tidak sabar, Gracia Mo juga tidak banyak bicara, langsung mendorong pintu dan masuk ke dalam kamar.

Amanda Mu menatap ke arah pintu selama beberapa detik, Ricky Mo langsung memanggil dia, dia baru tersadar.

"Amanda Mu."

"Ya?"

"Masih tidak pergi, kamu mau tinggal disini sampai makan siang?"

"Ah? Bukan, aku rasa……" Amanda Mu tertegun, teringat malam sebelum kakek jatuh, saat semua orang sedang berada di ruang tamu, Gracia Mo dan Herman Mo diam-diam pergi ke kamar.

Amanda Mu teringat sampai disini, menarik Ricky Mo berjalan menuju lift.

Tapi malah bertemu dengan Peter Si dan rombongan, di belakangnya ada Charles Mo dan Clarisa Mo.

Mereka semua dari rumah datang menjenguk kakek.

Charles Mo begitu melihat Amanda Mu, sangat senang, memanggil: "Kak Amanda Mu!"

Amanda Mu sedikit menganggukkan kepala: "Charles."

Setelah itu, Charles Mo berkata kepada Peter Si: "Kak, kamu pergilah dulu."

Peter Si belum berkata-kata, Clarisa Mo yang ada di samping dengan sikap dan nada suara yang aneh dan dingin berkata: "Kamu masih berani datang ke rumah sakit, kamu benar-benar tidak merasa bersalah sedikit pun?“

Charles Mo membalikkan kepala melihat Clarisa Mo: "Bicara sembarangan apa kamu, menjengkelkan! Sekarang masih belum ada bukti yang bisa membuktikan Kak Amanda Mu yang mendorong kakek, pihak kepolisian juga belum mendapatkan hasil, Kak Amanda Mu tidak melakukan apa-apa, kenapa dia harus merasa bersalah!"

"Charles kecil, kamu……"

Clarisa Mo dikatai Charles Mo seperti ini, tidak terima, langsung membantah, tapi dipotong oleh Peter Si: "Clarisa Mo, kita kesana dulu."

Sangat jelas Clarisa Mo masih tidak terima: "Kakak besar!"

Tapi sikap Peter Si teguh, Clarisa Mo tidak lagi berbicara apa-apa.

Tapi, saat berjalan, Clarisa Mo masih dengan sikap yang aneh, nada yang dingin berkata: "Kakak ketiga, kamu lindungi saja perempuan ini, kakak kedua sedang perjalanan pulang di pesawat, tunggu dia kembali, lihat bagaimana kamu menjelaskan ke dia, heng!"

Kakak kedua?

Amanda Mu dengan bingung melihat Ricky Mo.

Charles Mo yang ada di samping, membisikkan ke telinga Amanda Mu: "Saudara kembar perempuan kakak sepupu."

Saudara kembar perempuan Ricky Mo?

Amanda Mu terhadap keluarga Mo tidak terlalu paham, biasanya juga tidak pernah ada orang yang mengungkit, jadi sama sekali tidak tahu ternyata Ricky Mo memiliki saudara kembar perempuan.

Disini bukan tempat untuk berbicara, begitu Peter Si dan Clarisa Mo pergi, mereka bertiga masuk lift.

Begitu masuk lift, Charles Mo dengan penuh perhatian bertanya pada Amanda Mu: "Kak Amanda Mu, beberapa hari ini kamu baik kah? Mereka semua mengatakan kamu mendorong kakek, tapi aku tidak percaya."

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu