Spoiled Wife, Bad President - Bab 251 Apakah Kamu Memiliki Bukti?

Suara pelayan menarik yang lainnya ke sana.

Amanda Mu dibuat sedikit bingung dengan apa yang terjadi di depannya, melihat semua orang mengitari kakek Mo, Amanda Mu baru mengangkat kakinya dan berlari ke bawah.

Gracia Mo mencari asal suara itu dan pergi ke sana: "Ayah! Ada apa denganmu, Ayah?"

Dia baru saja berlari menuruni tangga dua langkah, lalu dia melihat Ricky Mo dan Herman Mo juga bergegas menuju ke sana.

Seolah seperti merasakan sesuatu hal yang sama, Ricky Mo mendongak dan melihat ke arahnya.

Dia sedikit mengernyit, seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, tetapi pada akhirnya, dia hanya menatapnya dan tidak mengatakan apa-apa.

Tatapan matanya itu sangat dingin.

Amanda Mu berjalan ke sana, berlutut di bawah, dan berteriak: "Kakek?"

Kakek Mo terjatuh dari tangga yang begitu tinggi, ia mengeluarkan begitu banyak darah, ditambah usianya yang sudah lanjut, tidak ada yang berani sembarangan menyentuhnya.

Kakek Mo tidak merespons sama sekali, dia sudah pingsan.

Dokter keluarga segera datang, dia memeriksa kakek Mo, lalu beliau dibawa ke mobil dan diantarkan ke rumah sakit.

Mereka semua mengikutinya ke rumah sakit.

Sebelum pergi, Herman Mo menoleh dan melirik pelayan yang pertama kali menyadari kakek Mo terjatuh: "Kalian juga ikut bersama kami."

Untungnya, ada rumah sakit swasta milik Perusahaan Mo, dan dapat langsung melakukan operasi untuk kakek Mo.

"Perkiraan awalnya terjadi perdarahan otak dan beberapa tulang tubuhnya ada yang patah, kondisinya tidak optimis, sekarang operasi akan segera dilakukan."

Perkataan dokter membuat wajah semua orang langsung berubah seketika, suasananya menjadi serius.

Pintu ruang operasi ditutup, dan semua orang menunggu di luar.

Amanda Mu melirik Ricky Mo yang di sebelahnya, ketika dia melihat ekspresinya terlihat dingin, dia mengulurkan tangan dan meraih tangannya.

Namun, Ricky Mo tidak berbalik memegang tangannya seperti biasanya, dia juga tidak menoleh untuk menatapnya.

Pada saat ini, suara Herman Mo terdengar di koridor yang sunyi.

"Siapa yang pertama kali melihat kakek?" Suaranya sangat serius.

Ketika Amanda Mu mendengar suaranya dia melihat ke arahnya.

"Aku." Yang menjawabannya adalah seorang pelayan yang datang bersama mereka.

Pelayan itu tampaknya takut kalau Herman Mo akan menyalahkannya, wajahnya sangat tidak enak dilihat, dan suaranya terdengar panik.

Dia sepertinya tiba-tiba teringat akan sesuatu, dia menunjuk ke arah Amanda Mu: "Aku mendengar suara Nyonya muda kemudian aku ke sana, ketika aku ke sana, kakek sudah terjatuh ..."

Ketika Herman Mo mendengar itu, dia menatap Amanda Mu: "Amanda, ayo katakan, apa yang sebenarnya terjadi?"

Begitu dia selesai mengatakannya, mata semua orang tertuju ke Amanda Mu.

Amanda Mu merasakan firasat ada firasat buruk.

Mereka pikir dialah yang mendorong kakek Mo dari tangga?

Amanda Mu menenangkan pikirannya dan berkata: "Sebelumnya ada seorang pelayan datang memanggilku, dia mengatakan bahwa Kakek memintaku untuk pergi ke kamarnya. Ketika aku ke sana, tidak ada seorang pun di kamarnya, aku mendengar ada suara di tangga, ketika aku ke sana, Kakek, dia sudah ... terjatuh. "

Ketika Herman Mo mendengar perkataannya, dia bertanya dengan suara dalam: "Pelayan mana yang menyuruhmu ke sana?"

Amanda Mu menggelengkan kepalanya: "Aku tidak tahu, waktu itu pelayan itu memanggilku dari luar kamar."

Ketika Herman Mo mendengar perkataannya, dia mengerutkan kening, melihat ke Amanda Mu dan hendak mengatakan sesuatu, Ricky Mo yang di samping melangkah maju, dan berdiri di depan Amanda Mu, dia berkata dengan wajah dingin: "Apakah kamu sedang meragukan, bahwa Amanda Mu lah yang mendorong kakek ke bawah? "

Herman Mo mendongak dan bertatapan dengan Herman Mo: "Hal seperti ini terjadi pada kakek di rumah, orang-orang yang terkait tentu saja harus ditanyai."

Ricky Mo mencibir dengan mengelaknya: "Semua orang dapat melihat bahwa kakek menyukai Amanda Mu. Apa alasannya melakukan itu kepada kakek?"

"Dia tentu saja punya alasan untuk melakukan hal seperti itu!"

Suara Clarisa Mo tiba-tiba terdengar.

Semua orang menoleh dan melihat ke Clarisa Mo, Peter Si dan yang lainnya berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke arah mereka.

Setelah mereka mengetahui bahwa kakek terjatuh dari tangga, mereka langsung bergegas datang.

Herman Mo memarahi Clarisa Mo dengan kasar: "Clarisa, apakah kamu tahu apa yang sedang kamu bicarakan?"

"Tentu saja aku tahu apa yang aku bicarakan!"

Clarisa Mo berkata, menoleh untuk melihat Amanda Mu, dan mencibir: "Amanda Mu, kamu kesal karena kakek waktu itu mengirim wanita ke vila kak Ricky, jadi kamu melakukan itu kepada kakek, benar tidak? "

Ekspresi wajah Amanda Mu sedikit berubah, dia menatap Clarisa Mo dengan tidak mempercayainya: "Aku tidak melakukannya."

"Tidak melakukannya?" Senyuman di bibir Clarisa Mo semakin mendalam: "Dalam dua hari terakhir ini, di seluruh keluarga Mo hanya kamu orang asing, siapa lagi yang mungkin melakukannya selain kamu? Siapa yang tega melakukan itu kepada kakek? Kamu bilang kamu tidak melakukannya? Kak Ricky apakah kamu mempercayainya? "

Ketika Amanda Mu mendengar perkataannya, dia langsung gugup.

Berdasarkan intuisinya, dia merasa bahwa Ricky Mo akan mempercayainya.

Namun, itu hanya intuisi saja.

Dia menoleh untuk melihat Ricky Mo.

Ricky Mo perlahan menarik tangannya kembali dari tangannya, dan pupil matanya yang hitam seperti tinta menatapnya dalam-dalam: "Kamu benar-benar karena hal itu jadi membenci kakek?"

Terasa ada dengungan di kepala Amanda Mu.

Ricky Mo sedang meragukannya?

Dia tidak langsung mengatakan bahwa dia mempercayainya, tetapi dia menanyakan pertanyaan itu padanya.

Amanda Mu merasakan hawa dingin masuk dari telapak kakinya dan kemudian mengalir ke seluruh anggota tubuhnya.

Dia masih seperti sebelumnya, menggelengkan kepalanya dan menyangkalnya: "Aku tidak melakukannya."

Ricky Mo hanya menatapnya, lalu ia memalingkan tatapannya, dan lanjut bertanya dengan suara dingin: "Apakah kamu memiliki bukti? Apakah ada orang di sampingmu saat itu?"

Amanda Mu mundur setengah langkah dan menatap Ricky Mo dengan tatapan mata asing: "Ricky Mo, apa maksudmu? Kamu sekarang menuduhku sebagai orang yang mencelakai kakek, jadi kamu mulai menginterogasiku?"

Tidak terdengar emosi apapun dari suara Ricky Mo: "Jawab pertanyaanku."

Sebelum akhir perkataannya menghilang, Amanda Mu berkata dengan keras: "Aku tidak mau menjawabnya!"

"Aku tidak mencelakai kakek, mengapa aku harus menerima introgasi darimu!"

Jika saat ini, orang yang mengajukan pertanyaan kepadanya adalah Herman Mo, Amanda Mu juga tidak akan begitu kesal.

Dia tidak menyangka reaksi pertama Ricky Mo ternyata mencurigainya.

Herman Mo berdiri, dia menepuk-nepuk pundak Ricky Mo: "Ricky, berbicaralah dengan baik-baik, Amanda sedang hamil, dan sekarang kakek masih di ruang operasi, masalahnya masih belum dapat disimpulkan, siapapun dapat di curigai, tetapi Amanda adalah istrimu, kamu tidak seharusnya meragukannya seperti itu. "

Perkataan Herman Mo tampak sangat masuk akal, tetapi setelah diulas dua kali, itu tampaknya aneh.

Tadi, jelas bahwa Herman Mo lah yang pertama kali bertanya siapa yang melihat kakek Mo untuk pertama kalinya, tetapi sekarang dia maju untuk mendamaikan mereka, dan mengatakan bahwa masalah ini belum dapat disimpulkan ...

Ketika Clarisa Mo mendengar perkataan Herman Mo, dia merasa sangat tidak puas: "Paman, masalah kakek pasti ada hubungannya dengan Amanda Mu!"

"Clarisa, jangan berisik, kakek masih di ruang operasi. Ketika dia selesai dioperasi, kita baru selesaikan masalah ini, tetapi ..."

Ketika Herman Mo berkata sampai di sana, dia berhenti sejenak, tatapan matanya menyapu wajah orang-orang yang hadir, dan akhirnya terjatuh ke wajah Amanda Mu: "Semua orang tidak boleh pergi tanpa izin dariku."

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu