Spoiled Wife, Bad President - Bab 147 Yang Paling Pintar Itu

Walaupun Omar Mu sudah lama tidak tinggal di kediaman keluarga Mu, namun ia tetap memiliki harga diri yang sangat tinggi di keluarga itu.

Saat acara makan, tidak ada yang berani bicara sepatah kata pun.

Begitu selesai menyantap makanan, Ricky Mo langsung bangkit berdiri dan berkata: “Karena kami masih ada pekerjaan, jadi kami pergi dulu.”

Amanda Mu sedikit terkejut, tidak menyangka Ricky Mo akan pergi secepat ini.

Begitu Omar Mu mendengarnya, ia menengadah menatap pria itu: “Kalian pergilah dulu.”

Jelas-jelas Omar Mu dan Ricky Mo saling berbicara dengan sangat singkat, namun entah mengapa Amanda Mu malah merasa seperti mereka telah berbincang serius.

Ricky Mo juga membawa serta Amanda Mu yang masih tercengang keluar dari vila kediaman keluarga Mu.

Sekembalinya kedalam mobil, Amanda Mu masih memasang tampang terpaksa.

“Kamu dan kakekku, apa yang terjadi diantara kalian?” Amanda Mu benar-benar tidak mengerti dengan pertarungan tingkat tinggi tanpa bicara seperti ini.

“Ia akan datang mencariku.” Ricky Mo menyunggingkan senyum yang tersirat penuh arti.

Amanda Mu tidak tahu apakah Omar Mu mencari Ricky Mo atau tidak, namun Omar Mu dengan cepat mencari Amanda Mu.

...

Keesokan harinya adalah hari Jumat.

Pagi-pagi benar Amanda Mu berangkat ke kantor dan ia mendengar bahwa Presdir Senior sudah kembali menduduki singgasananya.

Amanda Mu baru saja duduk ketika ia langsung menerima telepon dari Sisca Mu.

Dengan nada enggan Sisca Mu berkata: “Kakek menyuruhmu datang ke kantornya.”

Selesai bicara, ia langsung menutup teleponnya.

Amanda Mu pergi ke kantor presdir, dan baru menyadari bahwa ada Kelvin Mu dan Sisca Mu juga disana.

Sepertinya Omar Mu bukan hanya mencarinya seorang.

Hanya saja, raut wajah Kelvin Mu dan Sisca Mu tidak terlihat baik.

Raut wajah Kelvin Mu terlihat sangat buruk. Hanya dalam sekali lihat, Amanda Mu mengerti bahwa wajah dingin pria itu sedang menahan amarah. Sepertinya, pria itu dimarahi oleh Omar Mu.

Sedangkan Sisca Mu yang menyadari bahwa Amanda Mu sedang memandanginya langsung memberikan tatapan dingin dan memelototi Amanda Mu.

Omar Mu sepertinya tidak menangkap gerakan kecil mereka. Ia menyapa Amanda Mu dan menyuruhnya duduk: “Amanda, duduklah.”

Ini membuat hati Amanda Mu semakin tidak karuan.

Kelvin Mu dan Sisca Mu sedang berdiri, namun Omar Mu malah menyuruhnya duduk seorang diri?

“Jangan pedulikan mereka, duduklah. Aku ingin bertanya sedikit padamu.” Saat sorot mata Omar Mu jatuh pada Kelvin Mu, ia menggeram dingin: “Dasar anak pembawa sial!”

Dengan perkataan yang seperti itu, Amanda Mu hanya bisa menurut dan duduk.

“Kamu telah diperlakukan buruk dalam beberapa tahun belakangan ini di keluarga Mu, dan aku sudah tahu semua perbuatan mereka." Ternyata hal ini yang ingin dibicarakan Omar Mu.

Hal ini membuat Amanda Mu merasa sedikit terkejut.

Ia tidak dapat menebak dengan pasti maksud perkataan Omar Mu, sehingga hanya bisa mengikuti alur pembicaraannya: “Tidak apa, semua adalah keluarga. Tidak ada yang menyusahkan ataupun disusahkan.”

Karena Amanda Mu tidak yakin akan maksud perkataan Omar Mu, ia pun tidak mengatakan isi hati yang sebenarnya.

Omar Mu menggeleng: “Aku pergi disaat kamu masih kecil, namun aku juga tidak menyangka malah kamulah yang paling pintar diantara ketiga anak ini.”

Yang paling pintar...

Hati kecil Amanda Mu tiba-tiba melonjak, ia merasa sedikit tidak aman.

Apakah Omar Mu telah mengetahui sesuatu?

“Kakak-kakak semuanya sangat hebat, aku tidak sebanding dengan mereka.” Amanda Mu merendahkan matanya, tidak berani menatap mata Omar Mu.

“Amanda adalah anak yang murah hati.” Omar Mu tiba-tiba tertawa, mengangkat tangannya dan mengibaskannya sambil berkata: “Kelvin dan Sisca, kalian berdua keluar dulu.”

“Baik.”

Walaupun Sisca Mu merasa tidak senang hati, namun ia hanya bisa patuh dan keluar terlebih dahulu.

Tepat sebelum keluar, ia tidak lupa memelototi Amanda Mu dengan marah.

Dulu kakek paling menyayanginya. Tapi barusan, kakeknya bukan hanya memarahinya melainkan juga memuji Amanda Mu si wanita brengsek itu!

...

Saat di dalam ruangan hanya tinggal Amanda Mu dan Omar Mu, barulah Omar Mu memasang raut wajah seriusnya dan berkata: “Dulu kamu tidak terlihat seperti anak yang begitu berani. Tapi ternyata kamu berani membiarkan fotografer liar datang ke pabrik keluarga kita untuk memotret berita. Apalagi setelah melewati begitu banyak perselisihan, kamu masih bisa tenang dan selamat.”

Hati Amanda Mu terlonjak kaget. Ternyata Omar Mu memang mengetahuinya!

Salah satu alasan mengapa Kelvin Mu tidak mencurigainya adalah karena ia memainkan peran seseorang yang ‘bodoh’ selama beberapa tahun menjalani hidupnya di keluarga Mu. Cara ini sudah cukup untuk menipu Kelvin Mu.

Apalagi, masalah pabrik yang sebelumnya adalah Amanda Mu yang 'memohon' Ricky Mo untuk membantu Perusahaan Mu. Kelvin Mu tentu saja semakin tidak mungkin mencurigainya.

Namun berbeda dengan Omar Mu yang otaknya sangat pintar. Hanya dalam waktu singkat berada di kediaman keluarga Mu, ia langsung menyadari masalah mana yang terjadi dengan janggal dalam sekali lihat.

“Apakah sekarang ini kakek sedang menyalahkanku karena membiarkan fotografer liar memotret masalah pabrik?" Karena Omar Mu telah mengetahui semuanya, Amanda Mu tidak harus menyembunyikan apapun lagi.

Merupakan hal yang baik jika semua orang mau membeberkan dengan sejelas-jelasnya.

“Apakah kamu tahu berapa banyak kerugian yang dialami Perusahaan Mu karena masalah pabrik?”

“Tapi, aku hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menaikkan ketenaran Perusahaan Mu. Ricky juga membantu Perusahaan Mu melewati masa sulit. Lagipula, ketenaran perusahaan Mu juga sudah bangkit lagi. Orang yang mencari Perusahaan Mu untuk bekerja sama pun lebih banyak.”

Amanda Mu merasa semakin lama kemampuannya untuk mengucapkan kebohongan dengan mata terbuka semakin hebat.

Dipuji seseorang sebagai orang yang pintar merupakan hal yang membahagiakan. Tapi kalau ternyata lawan bicara bermaksud tidak baik, lebih baik berpura-pura bodoh saja.

Amanda Mu merasa Omar Mu datang dengan maksud yang tidak baik.

Indera keenam seseorang selalu menjadi hal yang paling tepat juga hal yang paling aneh.

Omar Mu memicingkan matanya, seperti sedang mengira-ngira apakah perkataan Amanda Mu ini jujur atau ada maksud lainnya.

Amanda Mu sedikit membelalakkan matanya, mengatupkan mulutnya dan membuat dirinya sendiri terlihat sedikit tidak bersalah.

Dengan cepat Omar Mu mendengus dingin, mengibas-kibaskan tangannya dan berujar: “Keluarlah.”

“Oh.”

Begitu Amanda Mu mendengarnya, ia langsung bangkit berdiri dan berjalan ke arah luar. Setelah berjalan beberapa langkah, ia kembali menoleh dan melihat ke arah Omar Mu: "Kakek, sebenarnya ada masalah apa kakek mencariku?"

“Tidak ada masalah apa-apa. Pergilah.” Nada bicara Omar Mu ini jelas-jelas terdengar seperti tidak sabar untuk segera melenyapkan Amanda Mu dari hadapannya.

Ekspresi Amanda Mu menjadi datar. Ia membalikkan tubuhnya dan langsung keluar.

Walaupun Omar Mu memperlakukannya dengan lebih baik dibanding semua orang di keluarga Mu, tapi pria itu tetap saja anggota keluarga Mu. Anggota keluarga Mu memang dari dulu tidak pernah menyukai Amanda Mu.

Baru saja Omar Mu berujar betapa beberapa tahun belakangan ini dirinya telah disusahkan di keluarga Mu. Tapi dengan cepat pula ia langsung berubah menjadi tidak ramah setelah menanyakan masalah pabrik.

Tujuannya memang benar-benar terpampang jelas dengan rapi.

Sore harinya, Omar Mu memulai rapat dengan para petinggi untuk membahas kondisi Perusahaan Mu saat ini sekaligus membahas tindakan pencegahan yang harus diambil.

Sisca Mu dan Kelvin Mu juga hadir, namun Amanda Mu tidak hadir.

Karena Omar Mu memang tidak memanggil Amanda Mu.

Mungkin karena Omar Mu merasa Amanda Mu benar-benar bodoh setelah menanyainya pagi tadi, sehingga ia juga malas meladeninya.

Dari dulu memang selalu seperti ini. Amanda Mu akan ditempatkan di bagian luar dalam segala sesuatu perkara keluarga Mu.

Amanda Mu selalu mengerti akan hal ini, sehingga ia tidak merasa sedih.

Tidak mengikuti rapat itu membuatnya bisa pulang lebih cepat. Bukankah ini lebih baik?

...

Karena ini hari Jumat, Amanda Mu sama sekali tidak berencana untuk langsung pulang ke rumah. Ia menunggu Charles Mo datang untuk pergi ke supermarket bersama-sama.

Begitu Charles Mo naik mobil, ia berkata: “Merdeka!”

“Ada apa?”

“Minggu depan sudah libur.” Charles Mo terbaring kaku di kursi belakang, wajahnya sangat senang.

Amanda Mu dengan kejam mengingatkannya: “Sebelum libur harus mengikuti ujian dulu.”

Charles Mo langsung terdiam.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu